Setelah mengunjungi lokasi candi pertama, aku melanjutkan jalan - jalan ke lokasi peninggalan sejarah lain, yakni Candi Pawon, warisan peninggalan dari Raja Indra dinasti Syailendra.
Candi Pawon merupakan candi tunggal yang jarak tempuhnya sekitar 2 kilometer ke arah tenggara dari Candi Mendut.
Tidaklah sulit untuk mencapai lokasi candi Buddha ini karena selain berkendaraan pribadi terlihat juga kendaraan umum untuk tiba di pintu desa Brajanalan kemudian dilanjutkan dengan sedikit waktu berjalan kaki melewati jalan pedesaan yang tertata rapi sebelum tiba di lokasi candi Pawon.
Letak lokasi candi Pawon berada di posisi tengah, diantara candi Mendut dan candi ikonis, candi Borobudur dalam satu garis imajiner.
Tepatnya berada di dusun Brajanalan, Kelurahan Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Baca juga: Candi Mendut Peninggalan Dinasti Syailendra yang Memesona
Berada sekitar 2 kilometer berjarak tempuh dari candi Mendut, candi Pawon yang dibangun pada masa yang sama dengan pembangunan candi Mendut dan candi Borobudur yaitu abad ke VIII M ini berada di desa yang bernama dari bahasa Jawa Sansekerta, Brajanalan [Baca : Brojonalan, dalam pengucapan keseharian bahasa Jawa] yang berarti Vajra : halilintar dan Anala : api.
Penamaan tersebut karena diduga dahulu kala di dalam candi Pawon terdapat patung Bodhisattva yang terbuat dari bahan perunggu yang dapat memantulkan sinar cahaya.
Candi Pawon dibangun oleh Raja Indra.
Masa pembangunannya berdekatan dengan waktu pembangunan candi Mendut.
Tak banyak pengunjung terlihat di hari itu saat aku tiba di pelataran candi Pawon yang dikelilingi oleh rumah penduduk, kios souvenir dan tempat ngopi.
Dengan pengunjung relatif sedikit, aku bebas berlama - lama mengamati relief candi.
Aku juga bisa naik turun tangga dan mengelilingi selasar tanpa harus beradu cepat dengan wisatawan lain.
Berbekal brosur yang diperbolehkan kuambil di perpustakaan mini yang dilengkapi sarana monitor audio visual yang menayangkan tentang percandian, akupun segera mengelilingi badan Candi Pawon untuk mengamati pahatan relief yang banyak terukir di dinding candi dan mencari sudut - sudut terbaik untuk dipotret.
Dengan pintu candi menghadap ke arah barat dan undakan anak tangga candi Pawon yang dibangun oleh Raja Indra, raja pertama dari dinasti Syailendra ini batu candi dibuat dari susunan batu andesit dan terdiri dari batur atau kaki candi, badan candi dan atap candi.
Di sekeliling dinding batur candi setinggi 1,5 meter aku melihat pahatan relief ukiran manusia, bunga dan suluran tanaman.
Beranjak menaiki undakan tangga yang menyisakan satu arca makara di satu ujung sisi pegangan tangga.
Berada di selasar, pahatan relief pertama yang kulihat relief Kuwera Hariti berada di sebelah selatan dan utara atau di kanan dan kiri pintu candi.
Sayangnya hanya pahatan relief Kuwera dalam posisi berdiri yang berada di sebelah utara yang terlihat utuh, sedangkan pahatan relief yang berada di sebelah selatan pintu masuk candi mengalami kerusakan sehingga bentuk aslinya sulit untuk dikenali.
Jika diperhatikan relief yang terpahat dengan artistik di dinding badan candi Pawon berupa pahatan relief bukan rangkaian relief cerita, tetapi relief dekoratif.
Di sekeliling badan candi terdapat relief bercorak sama adanya relief sepasang makhluk suci penjaga kahyangan Kinara Kinari yang digambarkan berupa sepasang burung berkepala manusia tampak berdiri mengapit pohon Kalpataru, pundi - pundi harta dibawahnya dan tampak sepasang manusia sedang terbang berada di atas langit.
Diatas relief tersebut tampak dua ventilasi atau jendela tempat keluar masuknya udara mengapit pahatan relief kelopak bunga teratai putih atau disebut dengan Kumuda.
Adanya pahatan ukiran jendela atau ventilasi di badan candi Pawon dan berdasarkan nama candi Pawon yang terpahat dalam prasasti Karang Tengah 824 Masehi inilah, seorang ahli Epigrafi atau ahli bahasa berkebangsaan Belanda Johannes Gijsbertus de Casparis menafsirkan atau mengambil kesimpulan bahwa nama candi Pawon yang merupakan dari bahasa Jawa dan memilki arti dapur ini jika ditambahkan awalan pa dan akhiran an akan menghasilkan kata Pangawuan yang artinya perabuan atau menunjukkan tempat pembakaran untuk mengubah sesuatu menjadi awu atau abu.
Dari kesimpulan tersebut diyakini jika dahulu kala candi Pawon digunakan sebagai tempat pengawuan atau pembakaran jenasah Raja Indra yang dilakukan oleh Raja Samaratungga, anak dari Raja Indra dan yang kelak membangun pendirian candi Borobudur.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Indra yang pernah berkuasa 782 - 812 Masehi, di dalam bilik candi Pawon selain digunakan untuk menyimpan abu jenasah beliau juga sebagai tempat penyimpanan senjata milik beliau dan di dalam relung ditempatkan arca Bodhisattva terbuat dari perunggu yang dapat mengeluarkan sinar.
Sayangnya saat ini relung di dalam candi terlihat kosong, tak lagi diketemukan senjata milik Raja Indra dan arca Bodhisatvva yang menginspirasi masyarakat Mataram Kuno menamakan candi Pawon juga dengan nama candi Brajanalan berdasarkan letak lokasi keberadaannya.
Sekeluar dari bilik dalam candi, aku berdiri mengamati
pahatan relief Kalamakara, kepala raksasa traditional Indonesia yang memiliki kemampuan mengusir roh jahat terpahat diatas pintu candi.
Sosok Kalamakara di candi Pawon terukir tidak memiliki rahang bawah.
Di dinding candi di bawah ukiran relief Kalamakara terlihat goresan angka tahun 1940 yang menandakan akhir tahun pelaksanaan rekonstruksi ulang, mengganti bagian batu lama candi yang mengalami kerusakan menggunakan material batu baru yang tampak terlihat berbeda jika dilihat dari dekat.
Dibangun pada Masa Klasik candi Pawon memiliki bentuk sedikit berbeda seperti bentuk candi Buddha lainnya yang melebar, tetapi dibangun meninggi meruncing ke atas. Memiliki perpaduan seni arsitektur Hindu Jawa Kuno dan India.
Candi Pawon diketemukan kembali dalam keadaan memprihatinkan dan tertimbun tanah semak belukar pada akhir abad 19.
Sejarah mencatat candi eksotik ini direkonstruksi ulang oleh kolonial Belanda sejak tahun 1897.
Johannes Gijsbertus de Casperis memimpin rekonstruksi ulang pada tahun 1903 - 1904, kemudian pada tahun 1908 rekonstruksi ulang dilanjutkan oleh Dr. Theodoor Van Erp.
Miniatur candi Borobudur terbuat dari pahatan batu menarik perhatianku dari beberapa pilihan yang diperdagangkan oleh salah satu kios di sudut halaman candi Pawon.
Dibangunan rumah tinggal yang bagian ruang tamunya dipermak sebagai ruang display dagangan kerajinan tangan itu, si ibu pemilik kios menyapaku ramah saat aku mulai terlihat melangkah keluar meninggalkan area candi Pawon yang dikelilingi oleh pagar pembatas jeruji besi.
Dari beberapa pilihan souvenir yang dicoba ditawarkan oleh pedagang, akhirnya aku memilih miniatur candi Borobudur sebagai oleh - oleh yang akan kupajang di ruang tamu kediamanku dan sebagai benda pengingat selain dokumentasi foto jika aku telah berlibur mengunjungi candi warisan Raja Indra, candi Pawon.
Lokasi:
Candi Pawon
Dusun Brajanalan, Kelurahan Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Jawa - Tengah
Tiket:
🔸10,5K turis domestik dewasa & 5,5K turis domestik anak - anak
🔸20,5K turis mancanegara
🔹Tiket termasuk tiket kunjungan ke candi Mendut
Candi Pawon merupakan candi tunggal yang jarak tempuhnya sekitar 2 kilometer ke arah tenggara dari Candi Mendut.
Tidaklah sulit untuk mencapai lokasi candi Buddha ini karena selain berkendaraan pribadi terlihat juga kendaraan umum untuk tiba di pintu desa Brajanalan kemudian dilanjutkan dengan sedikit waktu berjalan kaki melewati jalan pedesaan yang tertata rapi sebelum tiba di lokasi candi Pawon.
Letak lokasi candi Pawon berada di posisi tengah, diantara candi Mendut dan candi ikonis, candi Borobudur dalam satu garis imajiner.
Tepatnya berada di dusun Brajanalan, Kelurahan Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Baca juga: Candi Mendut Peninggalan Dinasti Syailendra yang Memesona
Berada sekitar 2 kilometer berjarak tempuh dari candi Mendut, candi Pawon yang dibangun pada masa yang sama dengan pembangunan candi Mendut dan candi Borobudur yaitu abad ke VIII M ini berada di desa yang bernama dari bahasa Jawa Sansekerta, Brajanalan [Baca : Brojonalan, dalam pengucapan keseharian bahasa Jawa] yang berarti Vajra : halilintar dan Anala : api.
Penamaan tersebut karena diduga dahulu kala di dalam candi Pawon terdapat patung Bodhisattva yang terbuat dari bahan perunggu yang dapat memantulkan sinar cahaya.
Candi Pawon dibangun oleh Raja Indra.
Masa pembangunannya berdekatan dengan waktu pembangunan candi Mendut.
Tak banyak pengunjung terlihat di hari itu saat aku tiba di pelataran candi Pawon yang dikelilingi oleh rumah penduduk, kios souvenir dan tempat ngopi.
Dengan pengunjung relatif sedikit, aku bebas berlama - lama mengamati relief candi.
Aku juga bisa naik turun tangga dan mengelilingi selasar tanpa harus beradu cepat dengan wisatawan lain.
Berbekal brosur yang diperbolehkan kuambil di perpustakaan mini yang dilengkapi sarana monitor audio visual yang menayangkan tentang percandian, akupun segera mengelilingi badan Candi Pawon untuk mengamati pahatan relief yang banyak terukir di dinding candi dan mencari sudut - sudut terbaik untuk dipotret.
Dengan pintu candi menghadap ke arah barat dan undakan anak tangga candi Pawon yang dibangun oleh Raja Indra, raja pertama dari dinasti Syailendra ini batu candi dibuat dari susunan batu andesit dan terdiri dari batur atau kaki candi, badan candi dan atap candi.
Di sekeliling dinding batur candi setinggi 1,5 meter aku melihat pahatan relief ukiran manusia, bunga dan suluran tanaman.
Beranjak menaiki undakan tangga yang menyisakan satu arca makara di satu ujung sisi pegangan tangga.
Berada di selasar, pahatan relief pertama yang kulihat relief Kuwera Hariti berada di sebelah selatan dan utara atau di kanan dan kiri pintu candi.
Sayangnya hanya pahatan relief Kuwera dalam posisi berdiri yang berada di sebelah utara yang terlihat utuh, sedangkan pahatan relief yang berada di sebelah selatan pintu masuk candi mengalami kerusakan sehingga bentuk aslinya sulit untuk dikenali.
Jika diperhatikan relief yang terpahat dengan artistik di dinding badan candi Pawon berupa pahatan relief bukan rangkaian relief cerita, tetapi relief dekoratif.
Di sekeliling badan candi terdapat relief bercorak sama adanya relief sepasang makhluk suci penjaga kahyangan Kinara Kinari yang digambarkan berupa sepasang burung berkepala manusia tampak berdiri mengapit pohon Kalpataru, pundi - pundi harta dibawahnya dan tampak sepasang manusia sedang terbang berada di atas langit.
Diatas relief tersebut tampak dua ventilasi atau jendela tempat keluar masuknya udara mengapit pahatan relief kelopak bunga teratai putih atau disebut dengan Kumuda.
Pahatan relief di dinding badan candi dan dua lubang jendela. |
Adanya pahatan ukiran jendela atau ventilasi di badan candi Pawon dan berdasarkan nama candi Pawon yang terpahat dalam prasasti Karang Tengah 824 Masehi inilah, seorang ahli Epigrafi atau ahli bahasa berkebangsaan Belanda Johannes Gijsbertus de Casparis menafsirkan atau mengambil kesimpulan bahwa nama candi Pawon yang merupakan dari bahasa Jawa dan memilki arti dapur ini jika ditambahkan awalan pa dan akhiran an akan menghasilkan kata Pangawuan yang artinya perabuan atau menunjukkan tempat pembakaran untuk mengubah sesuatu menjadi awu atau abu.
Dari kesimpulan tersebut diyakini jika dahulu kala candi Pawon digunakan sebagai tempat pengawuan atau pembakaran jenasah Raja Indra yang dilakukan oleh Raja Samaratungga, anak dari Raja Indra dan yang kelak membangun pendirian candi Borobudur.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Indra yang pernah berkuasa 782 - 812 Masehi, di dalam bilik candi Pawon selain digunakan untuk menyimpan abu jenasah beliau juga sebagai tempat penyimpanan senjata milik beliau dan di dalam relung ditempatkan arca Bodhisattva terbuat dari perunggu yang dapat mengeluarkan sinar.
Relung tanpa arca di bagian dalam candi Pawon |
Sayangnya saat ini relung di dalam candi terlihat kosong, tak lagi diketemukan senjata milik Raja Indra dan arca Bodhisatvva yang menginspirasi masyarakat Mataram Kuno menamakan candi Pawon juga dengan nama candi Brajanalan berdasarkan letak lokasi keberadaannya.
Sekeluar dari bilik dalam candi, aku berdiri mengamati
pahatan relief Kalamakara, kepala raksasa traditional Indonesia yang memiliki kemampuan mengusir roh jahat terpahat diatas pintu candi.
Sosok Kalamakara di candi Pawon terukir tidak memiliki rahang bawah.
Di dinding candi di bawah ukiran relief Kalamakara terlihat goresan angka tahun 1940 yang menandakan akhir tahun pelaksanaan rekonstruksi ulang, mengganti bagian batu lama candi yang mengalami kerusakan menggunakan material batu baru yang tampak terlihat berbeda jika dilihat dari dekat.
Dibangun pada Masa Klasik candi Pawon memiliki bentuk sedikit berbeda seperti bentuk candi Buddha lainnya yang melebar, tetapi dibangun meninggi meruncing ke atas. Memiliki perpaduan seni arsitektur Hindu Jawa Kuno dan India.
Candi Pawon diketemukan kembali dalam keadaan memprihatinkan dan tertimbun tanah semak belukar pada akhir abad 19.
Sejarah mencatat candi eksotik ini direkonstruksi ulang oleh kolonial Belanda sejak tahun 1897.
Johannes Gijsbertus de Casperis memimpin rekonstruksi ulang pada tahun 1903 - 1904, kemudian pada tahun 1908 rekonstruksi ulang dilanjutkan oleh Dr. Theodoor Van Erp.
Suasana asri dusun Brajanalan |
Miniatur candi Borobudur terbuat dari pahatan batu menarik perhatianku dari beberapa pilihan yang diperdagangkan oleh salah satu kios di sudut halaman candi Pawon.
Dibangunan rumah tinggal yang bagian ruang tamunya dipermak sebagai ruang display dagangan kerajinan tangan itu, si ibu pemilik kios menyapaku ramah saat aku mulai terlihat melangkah keluar meninggalkan area candi Pawon yang dikelilingi oleh pagar pembatas jeruji besi.
Dari beberapa pilihan souvenir yang dicoba ditawarkan oleh pedagang, akhirnya aku memilih miniatur candi Borobudur sebagai oleh - oleh yang akan kupajang di ruang tamu kediamanku dan sebagai benda pengingat selain dokumentasi foto jika aku telah berlibur mengunjungi candi warisan Raja Indra, candi Pawon.
Lokasi:
Candi Pawon
Dusun Brajanalan, Kelurahan Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Jawa - Tengah
Tiket:
🔸10,5K turis domestik dewasa & 5,5K turis domestik anak - anak
🔸20,5K turis mancanegara
🔹Tiket termasuk tiket kunjungan ke candi Mendut
Muy buenos días , preciosas imágenes , el texto no se me traduce , .
ReplyDeleteUn buen abrazo.
Hola, Campirela Un gran abrazo de agradecimiento de mi parte. Lo sentimos, el traductor de idiomas no es efectivo.
DeleteNo he sido capaz de traducir el texto pero las imágenes son estupendas.
ReplyDeleteFeliz día.
Buen día también y gracias por tu apreciación, Marigem. Lo sentimos, el traductor de idiomas no es efectivo, no entiendo cómo manejarlo.
DeletePiękne te płaskorzeźby na ścianie świątyni! :)
ReplyDeleteBardzo zgadzam się z twoim uznaniem :)
Deletetempatnya gak jauh dari pemukiman warga ya mas him..
ReplyDeleteorang jaman dulu memang pinter banget membuat bangunan se bagus ini seperti candi, di jaman itu mungkin alatnya gak sebagus sekarang, tapi ide dan kreatifnya luar biasa, mungkin kita harus mencontoh nya :D
Betul,lokasinya dikelilingi rumah warga. Semestinya ditata agar lebih menjauh dari halaman candi.
DeleteItulah hebatnya arsitektur para leluhur, mas. Minim peralatan saar itu tapi karyanya luar biasa indah.
Thanks a lot, Agnieszka.
ReplyDeletefrom the outside, the temple looks beautiful
ReplyDeleteit is a pity that it is empty inside ...
best regards
Yes, it is very unfortunate that the existence of a statue in the temple has been lost either damaged or destroyed where ...
DeleteBest regards also, Lili.
Que fotos tão lindas!Adorei! abraço,chica
ReplyDeleteOh, estoy muy agradecido por la apreciación de mis fotos, Chica. Un fuerte abrazo desde Indonesia para ti.
DeleteYour country's tourism infrastructure is much more sophisticated than I thought.
ReplyDeleteThat's right what you think, Andrew. The tourism sector in Indonesia is managed quite well. It so happened that the area which included the Borobudur temple was being prepared as an international priority tourist visit.
DeleteA truly great temple, thanks for sharing.
ReplyDeletesinforosa
Your welcome, Sinforosa. Thanks for your appreciation.
DeleteAmazing place!!
ReplyDeleteThe World Of A Vet
Bloglovin
Instagram
Thanks a lot, friend. Hopefully someday you can visit there. Regards
DeleteHello,
ReplyDeleteIt is a beautiful temple, wonderful photos. Take care, Enjoy your day!
Hello,Eileen. Thanks a lot for all. Enjoy your days also. Take care always.
DeleteLooks good - I love the photo of you posing inside - a very thoughtful look :-D
ReplyDeleteOh, I'm honored to read it, Ananka. I really appreciate it. Have a nice week :)
DeleteSuper 😊 miło czytać
ReplyDeleteDziękuję bardzo za poświęcony czas, Wosdan 🙂
DeleteSalam kenal :)
ReplyDeletedatang membuat kunjungan.
Salam kenal kembali. Terimakasih kunjunganmu, Shida.
DeleteDünyada ne güzel yerler var
ReplyDeleteTakdirinizi okumak harikaydı, SevKoz. Ülkenizde birçok güzel tarihi kalıntı var.
DeleteBeautiful place.
ReplyDeleteThere is something sad about it as well, though. Maybe because of those missing statues I got such an impression...
Yes, it is very unfortunate that the statue inside the temple is lost somewhere. It might also be damaged by natural disasters. Thank you for your attention.
DeleteRich in history and beautiful to gaze upon. I am surprised there weren't many other tourists while you were there. It seems like such a wonderful place to explore. Good for you though that you didn't have to compete for space with crowds of people though. I think you picked out a wonderful souvenir for your home collection.
ReplyDeleteOh, how happy I am to read detailed comments from you, Theresa.
DeleteThis indicates that language translators have been able to work effectively in translating languages. I really appreciate your appreciation. I pray that one day you will have the opportunity to visit this temple.
I love to travel to such interesting places and admire the ancient architecture. Thank you for sharing such beautiful views with us.
ReplyDeleteGlad to know you also like traveling to historical locations such as to this temple. Hopefully someday you have the opportunity to visit it.
DeleteInteressante ! io non conosco questi luoghi, così diversi dai nostri , per quanto riguarda l'architettura ! Saluti.
ReplyDeleteGrazie Mirtillo. Sono felice di avere l'opportunità di presentarti il sito storico del mio paese. Saluti.
DeleteBoa tarde meu querido e grande amigo. Parabéns pela postagem. Nos despertou a vontade de conhecer esse lugar impressionante.
ReplyDeleteBoa tarde, meu bom amigo Luiz. Foi ótimo ler sua apreciação deste local histórico de patrimônio.
DeleteEkstasi dari kenangan setua yang tidak diketahui menyebabkan entri menarik dari Anda, teman saya Himawan. Ini adalah seri konsultasi yang tak terlupakan, referensi yang sangat direkomendasikan.
ReplyDeletePelukan besar.
Oh, sangat menyenangkan membaca komentar dari anda, Carlos. Terimakasih banyak untuk itu. Doakan saya untuk terus dapat mengulas banyak lokasi candi. Pelukan besar.
DeleteLindo sitio te mando un beso
ReplyDeleteGracias por su agradecimiento y besos, Sr. Alexander. Saludos beso de mi parte.
DeleteSão impressionantes, estes monumentos!
ReplyDeleteSaudações poéticas!
Obrigado por sua apreciação, Te. Saudações de amizade da Indonésia, Vieira.
DeleteTernyata candi Pawon lokasinya nggak begitu jauh dari candi Mendut .. enak kalau begitu jadi bisa sekali tempuh dalam satu kali perjalanan. 🙂
ReplyDeleteBangunan nya unik ya karena ini candi Budha yang lain daripada lain .. arsitektur bangunannya meninggi bukan melebar.
Oh jadi Pawon di sini artinya bukan dapur ya? Tapi tempat pembakaran menjadi abu.
Kalau begitu kata pawon dalam bahasa Jawa itu yang artinya dapur itu diambil dari kata ini yang termasuk bahasa Sansekerta ya?
Daerah sekitar candi dusun Brajanalan bersih banget dan apik. 👌
Adanya candi Pawon untuk lokasi wisata meningkatkan pemberdayaan ekonomi warga juga ya.
Berada dalam satu garis imajiner,lokasi candi ini cukup dekat ditempuh. Tapi kalau jalan kaki lumayan juga jauhnya :). Hebat ya fisik orang jaman dulu sanggup menempuh dari satu candi ke candi berikutnya dengan berjalan kaki. Sependapat dusun Brajanalan sangat bersih karena memang termasuk digarap untuk persiapan wisata prioritas dunia.
DeleteIya hebat orang jaman dulu daya tahan fisiknya kuat sekali dalam menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dari satu daerah ke daerah lain..:)
DeleteTentang bangunan candi candi selain reruntuhan nya karena bencana alam, faktanya ada juga bagian candi yang hilang karena dicuri orang entah apa sengaja di jual ke luar negeri atau dibawa saat zaman penjajahan dulu ke negaranya. Kabarnya sich ada bagian tubuh candi yang di pajang di museum di luar negeri.
Seharusnya kan bagian tubuh candi misalnya nggak bisa direkonstruksi lagi diletakan di museum.negara kita dan bukan di museum luar negeri..
Sayang sekali kalau warisan budaya kita bisa kecolongan ya.
Betul, aku juga pernah membaca ada bagian dari candi di museum luar negri juga di balai lelang. Entah kenapa hal itu bisa terjadi. Ada juga banyak pondasi area candi yang terlanjur dibangun untuk pemukiman warga. Sangat disayangkan!
DeleteOh apakah nggak dikasih batasan area ya oleh pemerintah? kalau sebenarnya pondasi area candi itu dilarang untuk di bangun rumah?
DeleteMikir bagian tubuh candi yang bisa pindah ke museum luar negeri bahkan sampai ada yang dilelang segala. Harga lelang kan bisa nyampai milyaran ?tapi hasil lelang masuk ke kas negara lain.. benar-benar memprihatinkan.
Berharap kelak ada suatu museum khusus hanya untuk menyimpan reruntuhan dan puing-puing candi -candi yang nggak bisa direkonstruksi ulang lagi. Sehingga bagian tubuh candi masih bisa terselamatkan.
Baru kemarin aku lihat template nya bar u nich.. blue. tosca jadi semakin segar tampilan blog nya ..:)
Thanks for a new color display :). Mungkin di beberapa lokasi candi sudah terlanjur adanya pemukiman sebelum dilakukan pembatasan garis minimum sekitaran candi, jadi skr utk penggusuran rumah ada kendala. Ada sih museum candi tapi baru ada di kompleks candi Borobudur & candi Prambanan.
DeleteYou're welcome.. :)
DeleteOh begitu jadi sebelum adanya pembatasan sudah keduluan ada pemukiman . Semoga selanjutnya nggak ada lagi kejadian mendirikan rumah di area pondasi candi yang lain. Semoga juga nantinya bisa dibangun lagi museum -museum lain khusus untuk reruntuhan candi-candi yang lain selain 2 candi tersohor tersebut. Karena candi ini kan warisan budaya khas bangsa Indonesia yang nggak bisa kita temuin di negara lain.
Semoga.Jadi selanjutnya banyak diketemukan lokasi candi yang masih terpendam di dalam tanah. Dan kabar yang ikut bikin senang sekarang ini cukup banyak diketemukan lokasi candi2 di beberapa kota.
DeleteGreat temple
ReplyDeleteI also said so :)
DeleteBeberapa hari lalu saya sempet ngobrol sama arkeolog tentang candi-candi. Terlebih ngomonin semiotic dll. Saya jadi tertaril baca-baca tulisan tentang candi lagi. Hehhee.
ReplyDeleteWah,keren berkesempatan ngobrol dengan arkeolog. Kenalin aku juga ke dia dong, kak hehehe.
DeleteObrigado, amigo!
ReplyDeleteMas se quiser... pode--me chamar professor,
mas não professora...
Um forte abraço!
Seja bem-vindo.
DeleteFicarei feliz em chamá-lo de professor por causa de sua ampla visão.
Um abraço caloroso voltou de mim.
Tengo problemas para traducir pero las imágenes son preciosas, saludos amigo, cuidate mucho.
ReplyDeleteMuchas gracias por tu gran agradecimiento.
DeleteSaudações de amizade.
Güzel fotoğraflar. Elinize sağlık:)
ReplyDeleteTakdiriniz ve ilginiz için teşekkürler, Akca. Sağlığınıza da iyi bakın :)
DeleteTernyata dinamakan candi pawon karena memang tempat pembakaran jenazah ya. Saya juga kalau nyebut dapur "pawon"
ReplyDeleteKarena sering baca ceritanya mas himawant yang jalan-jalan ke berbagai candi saya jadi pengen liburan juga. Semenjak ada si covid udah nggak pernah liburan sih.
Iya, kak Astria. Hayok jalan-jalan ngga apa-apa kok, asalkan tetap patuhi protokol kesehatan yang benar, ya :)
DeleteDo they sell candy in Candi? LOL
ReplyDeleteHahaha ... No, Dezmond 😆. There are no candy sellers.
DeleteBut your idea is unique too, the shape of the temple is made of candy to make it memorable for children and adolescents ... especially if it is not for photo enhancements.
Thanks a lot, Lady Fi.
ReplyDeleteLes agradezco mucho su agradecimiento, amigo mío, Yonosoy.
ReplyDeleteHello! Wonderful pictures and very impressive ancient temple!
ReplyDeleteLovely place to visit! Thank you for sharing! Have a happy July!
Dimi...
Amen, may this July bring happiness to all of us, Dimi. Thank you very much for your appreciation.
Deletewih akhirnyaaa..
ReplyDeleteudah lama gak baca tulisan mas hima tentang candi.. hihi..
moga pandemi segera berakhir ya mas hima biar bisa main ke candi lagi.. hehe
Hehe sebelumnya udah ada tulisan tentang candi Mendut kok, kak Thya.
DeleteAmin, semoga pandemi segera usai. Kta bisa kok pergi liburan asalkan tetap ngikuti protokol, kak.
Beautiful images ... Congratulations ..
ReplyDeleteOh, big thanks your appreciation, Ana Minguez. Regards
DeleteGrazie per essere passato suo mio blog a commentare Il Rifugio degli Elfi https://ilrifugiodeglielfi.blogspot.com/ interessante il tuo pieno di foto invitanti di posti da visitare. Ora il tuo blog è nel mio feed (visto che non ho trovato un servizio di follow) spero che vorrai rendere il follow back per il mio blog.
ReplyDeleteBuona settimana ed estate
Ciao, mio nuovo amico Arwen. Grazie per la vostra visita e commenti su questo tempio. Sarò felice di includerti nella mia lista. Saluti amicizia.
DeleteWaah.. Ni mas Hima udah sering jalan" yaak.. Enak juga kalo udah bisa, kan di rumah terus jg boring.. Perlu cari suasana baru biar ga bosen.. Yg penting ikutin protokol kesehatan aja yaak, kan sekarang pariwisata jg udh mulai di buka sedikit"...itu harga karcisnya murah banget yaa, dapet harga segitu dengan latar belakang candi peninggalan zmn dulu.. Bisa foto"...kereen ooi
ReplyDeleteBetul, kita tetap wajib mengikuti protokol saat jalan2. Kalau dirumah terus bosan juga rasanya ya :(. Murah kan tiketnya .., yuk kesana kak hehehe
DeleteCandi Pawon berarti bukan artinya dapur tapi pangawuan atau tempat abu. Tempat abu dari raja Indra dari Mataram kuno ya kang. Eh tapi kalo di Pawon juga banyak abu ya hasil dari pembakaran kayu.
ReplyDeleteHampir semua candi terkenal di Indonesia di rekonstruksi pada zaman Hindia Belanda termasuk candi Pawon ini. Tapi sekarang mulai banyak ditemukan candi lain ya seperti di Brebes atau Bekasi itu. Cuma kebanyakan tinggal dasar candinya saja.
Betul, mas. Para ahli juga menduga dulunya candi Pawon digunakan sbg tempat pembakaran alat2 ritual setelah digunakan utk upacara.
DeleteMenarik ya di beberapa daerah mulai diketemukan struktur candi .. itu menandakan dahulu kala ada banyak situs sejarah yang belum terkuak misterinya.
Betul mas. Bahkan di desaku sepertinya ada bekas peninggalan sejarah. Jadi di daerah yang sepi itu banyak ditemukan bata merah yang ukurannya besar dan sudah lama tapi sayangnya batanya malah diambil buat bangunan. Bahkan katanya ada yang dapat tembaga atau kuningan yang bentuknya seperti buat pemujaaan, tapi sayangnya sudah dijual.😂
DeleteYaah sangat disayangkan batuan candi digunakan untuk bangunan rumah, juga benda2 yang diketemukan dijual. Kelihatannya persoalan serupa di masa lalu juga terjadi begitu, mas... Banyak pondasi candi ditimbun jadi perkampungan rumah warga & arca hilang karena dijual :(
DeleteMe ha encantado viajar de la mano de tus letras e imágenes por este estupendo templo. Es una pena que su interior esté desolado. Siempre he sentido fascinación por este tipo de construcción y conocer su historia y las muchas leyendas que los rodean.
ReplyDeleteEspero que el traductor haga bien su función. En mi caso pude leerte sin problemas.
Un saludo y gracias por compartir tus maravillosas excursiones.
Complimenti, foto e luoghi stupendi.
DeleteCiao
@ Jorge :
DeleteMe alegra leer sus apreciativos comentarios sobre este templo. Haré todo lo posible para presentar la cultura y la historia de mi país. Saludos amistad de mi parte, Jorge.
@ Stefyp :
Grazie per il tuo apprezzamento. Saluti di amicizia.
Benar kata ahli: travelling bisa membuat seseorang menjadi ahli sejarah..😊
ReplyDeleteBetul sekali mbak, lama lama mas Hino jadi arkeolog ya.😊
Delete@ Anissa :
DeleteBetul, kak. Kewajiban sebagai narablog ngga cuma liburan biasa tapi juga nguprek sejarahnya terus menuliskan di post hehehe :)
@ Agus :
Wwkk .. lama-lama kayak Indiana Jones dong aku 😆🤭
Yang penting jangan jadi jones nya saja, jomblo ngenes.😂
DeleteCiao. Proprio belle le tue foto e i luoghi sono davvero mitici. Un saluto dall'Italia.
ReplyDeleteCiao anche, Vivi. Caspita, sono felice e apprezzo molto il tuo apprezzamento per le mie foto. Saluti dall'Indonesia.
DeleteI loved seeing the photos of this beautiful temple and reading about its history, it is very interesting! Oh, and how good that you enjoyed the visit with calm and tranquility. A greeting!
ReplyDeleteThank you very much for all of you, Esther.
DeleteI pray for you that one day you can also come to the location of this old temple. Greetings
That is a nice road photo. I like that one, and it spoke to me, You take nice
ReplyDeleteand interesting pictures.
~Sheri
Thank you so much, Sheri. We wish you a pleasant day there. Regards
DeleteAwesome places! :D
ReplyDeleteYes, I also agree, Kat :)
DeleteI love your posts because they make me feel like I'm so well traveled. Thanks for sharing. :)
ReplyDeleteI am honored to read your comments. I appreciate it, Jax. Thank you very much for that.
DeleteNo hay mejor manera de obtener buenas fotos como no tener demasiadas personas .
ReplyDeleteLa información que nos dejas es magnifica.
Saludos.
Corrige tu opinión, Tomás 😁. Muchas gracias por todo tu aprecio por mí. Saludos amistad de mi parte.
DeleteHermoso lugar, Himawan. Qué bueno que el templo haya sido rescatado del abandono en el que había quedado, creo que es importante cuidar los vestigios del pasado, sobre todo si son artísticos.
ReplyDeleteSupongo que visitarlo con apenas presencia de turistas fue un placer mayor para ti.
Un abrazo
Tempat yang indah, Himawan. Adalah baik bahwa candi telah diselamatkan dari pengabaiannya, saya pikir penting untuk menjaga sisa-sisa masa lalu, terutama jika mereka artistik.
Saya kira mengunjunginya tanpa kehadiran turis adalah kesenangan yang lebih besar bagi Anda.
Sebuah pelukan
Muchas gracias por su visita y agradecimiento, Alis. Estoy impresionado de que haya escrito comentarios en dos idiomas: el idioma de su país y el idioma de mi país.
DeleteRealmente lo aprecio. Saludos de amistad de mi parte en Indonesia.
ReplyDeleteTempat yang indah dan ajaib dengan sejarah yang menarik. Saya juga membawa berbagai oleh-oleh dari perjalanan :)
Halo, Filizankakawy. Sangat menyenangkan mengetahui anda juga selalu membawa oleh-oleh dari tempat setiap perjalanan yang anda kunjungi. Terimakasih banyak untuk apresiasimu tentang candi ini.
DeleteHola!!! muchas gracias por tu visita por mi blog, las fotos me encantaron <3 muy bello lugar ;D
ReplyDeleteUn beso desde Plegarias en la Noche.
Hola también, Tiffany. De nada, también estoy agradecido por su visita de regreso. Agradezco lo que dices. Saludos de amistad.
Deletecantik binaannya... cuma tertanya-tanya di kawasan sekitarnya, di kelilingi rumah penduduk... jadi pernahkah activity excavation dilakukan di kawasan tersebut? manalah tahu, masih ada sisa-sisa candi yang tertanam di bawah tanah rumah-rumah penduduk ;-)
ReplyDeleteNah, aku juga sepemikiran begitu, kak Anies. Banyak yang akhirnya diketahui beberapa tahun kemudian lokasi candi ditimbun jadi perkampungan rumah warga.
DeleteJujur saya iri sekali melihat Mas Him yang berkesempatan mengunjungi situs-situs bersejarah dan obyek wisata ruang terbuka seperti ini. Dari fotonya saya bisa ikut merasakan cuaca segar dan suasana yang asri. Di Jakarta, saya cuma bisa punya sedikit hari saat weekend yang sudah pasti penuh sesak kalau berkunjung ke tempat wisata di Jakarta, karena setiap orang juga pergi liburan di dalam kota saat weekend.
ReplyDeleteApalagi sekarang masih pandemi, jadi makin tak ada lagi hari yang pas untuk berwisata.
Haduh, jangan iri mas hehehe .. nanti pas mas Agung cuti kerja bisa kok liburan ke situs2 candi. Tau ngga mas, aku sebetulnya juga pengin banget datang lagi ke kawasan kota tua Jakarta karena pengin ngulang berfoto2 disana karena file fotoku banyak yang hilang.
DeleteTuh kita samaan kan saling iri juga, wwkk :D
Duh suka iri saya tuh sama jogja dan jawa tengah sana, banyak banget tempat bersejarahnya ya mas, tempat2 seperti ini harus kita lestarikan salah satunya dengan rajin mengunjungi dan menulisnya di blog :)
ReplyDeleteKeduanya betul, kak :). Jawa Tengah & Yogya banyak banget terdapat situs candi. Dan betul kita sebagai narablog wajib mengenalkan ke banyak pembaca :)
DeleteVaya lujo de post. Un viaje muy interesante. Gracias por compartirlo con nosotros.
ReplyDeleteBesos
C
Oh, muchas gracias. Les agradezco mucho, Garcia.
DeleteBesos
Que local espantoso!
ReplyDeleteSó pelos seus registos deu-me vontade de viajar e visitar todos os monumentos!
Abraço dos Açores
Saudações voltam aos Açores da Indonésia, Ana.
DeleteOro para que um dia você tenha a oportunidade de chegar ao local dos templos.
Cool photo! Congratulation for travels.
ReplyDeleteBig thanks for your apreciation, ElaR. Regards
DeleteMembaca Tulisan masnya, aku jadi kepengen explore candi2 yg ada di Indonesia..
ReplyDeleteKita punya keinginan yang sama, mas :). Pengin kesampaian lihat semua candi.
DeleteDari kemaren tulisannya bahas candi yah, pasti udah banyak banget koleksi foto wisata ke candinya huehuee
ReplyDeleteOiya itu lagi menatap apa kak pas berfoto di relung tanpa arcanya itu? Kek menatap cahaya terang akan sesuatu...ahaha
Hehehe cukup banyak candi yang kudatangi meski belum kesemuanya, kak :).
DeleteMenatap eheum .., barangkali tetiba ada harta benda nongol disana hihihi
Lo que aprendo aquí no tiene precio, y más en tiempos difíciles para viajar.
ReplyDeleteGracias.
Estoy feliz de haber introducido la historia y cultura indonesias. Esperemos que algún día también tengas la oportunidad de visitarlo, Toro.
Delete...such a beautiful area, thank for sharing.
ReplyDeleteVery your welcome. Thanks, Tom.
DeleteIncredible place!
ReplyDeleteXoxo.
Cores do Vício
I also agree. Thanks, Pathy.
DeleteHola Himawan,
ReplyDeleteQue post tan interesante y que fotos tan preciosas, con lo que me gusta a mi todo lo antiguo con una buena historia a sus espaldas, acabo de descubrir una mina de oro en tu blog. Cuando visito construcciones así, aunque en ese momento estuvieran vacias (que pena) me gustaría que las propias piedras hablaran y nos contarán como era su uso y las costumbres cuando el edificio estaba en pleno apogeo de uso . Ya, ya se..eso no va a pasar :((
Besote!!!!
Hello too, Ayla. Thank you for your visit. I have checked the email box but not the email that came from you. I hope your sales run smoothly. Greetings
DeleteDankeschön =) Ich bin schon gespannt wie meine selbst gekochte Marmelade wird, aber mit Dr. Oetker kann eigentlich nichts schief gehen.
ReplyDeleteGreat post with beautiful pictures =) I love temples and architecture like these ones =)
Liebe Grüße
Hallo, vielen Dank für Ihre Wertschätzung in Bezug auf diesen Tempel, Yasmina. Schön, Sie vorzustellen. Übrigens, dein Marmeladenrezept, lecker ..., meine Mutter hat es geschafft. Danke für das Rezept, ja.
DeleteHola, Himawan.
ReplyDeleteHoy he tenido algún problema con el traductor del texto y no he podido comprender todo lo expuesto aunque me hago una idea de la idea general de la publicación. Debe ser algo extraño pues otros días la traducción ha sido perfecta. En cualquier caso he podido observar muy bien las fotografías y todo este entorno cultural y natural. Un fuerte abrazo desde España hasta Indonesia.
Olá também, amigo Miguel.
DeletePedimos desculpas pela interrupção dos tradutores de idiomas que torna a leitura desconfortável. Também estou confuso por que isso poderia acontecer. Espero que outro dia o tradutor seja eficaz novamente. Abraços de volta da Indonésia para você na Espanha.
Buenas muestras de belleza y de arte.
ReplyDeleteMe ha encantado el lugar.
Saludos desde España
Obrigado por visitar e gostar do edifício do templo. Saudações também por sua amizade na Espanha, de mim na Indonésia.
DeleteCan't read the words but really like the monument.
ReplyDeleteThank you & please forgive the ineffective language translator again.
DeleteNice photos and post!
ReplyDeleteThanks for your visit on my blog!
Best regards from Brazil!
BLOG PEQUENO MUFFIN | LARA REIS
www.pequenomuffin.com.br
Your welcome, Lara. Thank you so much :)
DeletePiękne zdjęcia, :)
ReplyDeleteDziękuję bardzo za uznanie, JoLak :)
DeleteQue lugar maravilhoso.
ReplyDeleteÓtimas imagens.
Beijos.
http://vinteedoisdemaio.blogspot.com/
Muito obrigado meu amigo Gabriele. Beijos
DeleteMuy buenas fotos.
ReplyDeleteMuchas gracias, Alexander.
Deletebanyak tempat menarik di Indonesia yg belum ku lawati. Pasti aku kan ke sana lagi selepas bebas Covid-19 nanti.
ReplyDeleteSenang mengetahui anda berencana akan datang kembali ke Indonesia, Abam Kie.
DeleteBoa noite.
ReplyDeleteVim retribuir sua visita em meu blog. Não consegui traduzir sua página. Um bom fim de semana para você e sua família.
Obrigado pela sua visita de retorno. Desculpas pelos tradutores de idiomas que perturbam o conforto da leitura. Tenha um bom final de semana para sua família.
DeleteMuchas gracias por tu apreciación. Que tengas un buen fin de semana, espero que siempre seas feliz.
ReplyDeleteThank you for visiting my blog and your kind comment. Your pictures are amazing.
ReplyDeleteYour welcome, Angie.I said thank you very much for your appreciation. Regards :)
Deletekecil candinya, tapi terawat rapi
ReplyDeleteBetul, mr. Tanza.
Delete
ReplyDeleteMeski tidak sebesar candi Mendut Tampilan candi Pawon cukup menarik yaa mas. Bahkan kalau saya lihat dari gambarnya Candi Pawon ini termasuk menyatu dengan pemungkiman penduduk jadi untuk penduduk sekitar bisa dijadikan tempat untuk sedikit mencari inspirasi jiwa..😊😊
Yaa intinya ada kesan nyaman serta pesona bila berada di candi Pawon..😊😊
Betul, jarak area pelataran candi sangat dekat dengan pekarangan rumah warga, mas. Sebenarnya agak mengganggu karena barangkali mungkin dibawah perkampungan warga masih ada area bagian candi yang terkubur.
Deletedekat borobudur, lumayan jauh kalau dari sini ya ... tapi bagus juga walau kecil tak sebesar borobudur, terima kasih infonya bang
ReplyDeleteSama-sama, kak. Terimakasih juga sudah berkunjung.Kudoakan ya kelak kesampaian datang lihat langsung candi2 di Magelang.
Deletepernah datang ke Borobudur, karena ada tetangga asli orang Borobudur, di gratisin tiket (saya kira karena orang komplek candi gratis eh ternyata dia yang bayarin) tapi ya gak papa lah dapat gratisan hanya saja gak enak hehehe kita yang main mereka yang nganterin eh dia yang bayar :D
DeletePersis spt tebakanku setelah lihat foto profil blog kak Abasozora kalau dulu pernah datang ke candi Borobudur :).
DeleteWah baik banget ya tetangganya hehehe
Iya si baik banget ... o0o kalau yg di foto profile itu masih di Klaten namanya candi PLAOSAN / Kembar ... sudah pernah kesini belum om
DeleteOh,foto itu lokasinya di candi Plaosan. Kirain di candiBorobudur :).
DeleteAku belum sempat ke candi Plaosan,kak. Pernah waktu itu berencana kesana tapi ngga cukup waktu.
What a beautiful place! Hopefully I get to visit it one day!
ReplyDeleteAmen, I pray that your wishes will come true. Thank you for your appreciation, Angie.
DeleteNo he sido capaz de traducir el texto, pero la imagen impresiona.
ReplyDeleteBesitos y buen finde tengas
Perdone la interferencia de los traductores de idiomas. Muchas gracias por su apreciación de las fotos aquí, A. Saludos de amistad.
DeleteInteresting ancient ruins.
ReplyDeleteYes, it was finally successfully reconstructed by the Dutch. Thank you and regards, Nancy.
DeleteHello Himawan,
ReplyDeleteNice pictures!!
I like this kind buildings and the artwork on statues. Wonderful.
This style is also reflected in the zoo Pairi Daiza in Belgium.
https://marcoalpha.blogspot.com/2020/04/pairi-daiza.html
I like it.
Greetings, Marco
Glad to know you have the same interests about historic temple buildings. I will visit the post information about the building in Belgium. Thank you, Marco,
DeleteGreetings
candi pawon aku suka bagian atapnya
ReplyDeletekhas banget
ini belum kesampaian aku ke sana huhu
Iya, mas Ikrom. Jika dikihat bentuk atapnya terdiri dari stupa2 kecil menggerombol mengelilingi satu stupa besar diatasnya. Ayok, kapan datang kesana, mas.
Delete¡Hola! No he sido capaz de traducir el texto pero por las imágenes que nos muestras tuvo que ser un viaje espléndido.
ReplyDeleteSaludos.
Olá, Lebasi. Às vezes, o tradutor de idiomas não é eficaz. Obrigado pelo seu apreço. Saludos.
DeleteI also draw this conclusion, Sunika. Thanks a lot.
ReplyDeleteHi Himawan , beautiful old buildings. Greetings Caroline
ReplyDeleteHi also,Caroline.Thanks for all. Greetings
Deletehola mi amigo!
ReplyDeleteQué templos tan hermosos tienen. Y cuánta historia y religión de siglos y siglos. Me encantan las fotos.
Si llegas a ver una carta (naipe, baraja) no dudes en sacarle una foto. Me han enviado una de Vietnam, pero no tengo ninguna de tu país aún.
abrazo grande!
Hola también mi amigo. Es interesante escuchar a tus amigos en Vietnam enviarte fotos. En otras ocasiones, si estoy en otro templo, intentaré tomar fotos y enviártelas. Abrazo grande.
DeleteBeautiful pictures! I really love these amazing buildings...the archetecture is wonderful.😊😊
ReplyDeleteIt must be really great to actually be there and wander around their ancient walls...
Thank you so much for posting, if you hadn't I would never have realised such beautiful places existed.
Have a super weekend, my friend!
Greetings from England 👍👍
I am very grateful for your great appreciation,Ygraine 🙏. I am happy to be invited to explore this part of the temple even though it is currently only limited through the media. Hopefully later we can explore the temple together.
DeleteHave a nice week and greetings from Indonesia 👍
Ternyata candi Pawon dari kata pangawuan alias tempat pembakaran supaya menjadi abu. Sebelumnya aku sempat bingung kenapa kok namanya pawon, ya? Soalnya Pawon yang aku tau ya dapur itu, Mas Him.🤭
ReplyDeleteNgomong-ngomong suasana di Brajanalan asri banget, mas. Aku yang lihat jadi pengen jalan kaki menyusuri jalan itu.😆
Betul kak Roem, arti pawon adl dapur.
DeleteTapi dilihat dari fungsi candi sebagai ritual keagamaan tidak mungkin digunakan sebagai dapur.
Yups, suasana desanya asri & nyaman buat jogging 😁
Ooh Candi Pawon ini berdekatan dengan Candi Mendut ya. Saya belum pernah ke sana. Terima kasih artikelnya, Mas.
ReplyDeleteSama-sama, kak. Semoga post ini berguna jadi panduan.
DeleteQue lugar mais lindo!
ReplyDeleteBateu aquela saudade de poder viajar e conhecer lugares incríveis.
Beijos.
Diário da Lady
Oro para que seu desejo por uma turnê seja curado em breve. Continue lutando, meu amigo..
DeleteBeijos.
Çok güzel görünüyor. Fotoğraflara baktıkça gidip görmek istedim. :)
ReplyDeleteDaha sonra bu yere gidebilmeniz için dua ediyorum. Mutlu pazarlar, Mor :)
DeleteMenarik sekali..teringin mau ke sana
ReplyDeleteI pray that your wishes will come true., Cikgu.
DeleteCandi Pawon...
ReplyDeleteCandinya kecil dan cocok sebagai tempat pembakaran jenasah.
Tapi, candinya kok cantik sekali ya batu-batuannya, terang gitu batu-batunya Kak.
Aku salut dengan Raja Indra.
Kalau aku di sana, aku juga akan foto-foto cantik deh.
Siap ntar kalau aku ditunjuk oleh kak Einid sebagai pengarah gaya berfoto di candi Pawon kuhayoin aja :D
DeleteJadi ingin ke Jawa Tengah
ReplyDeleteDi Candi Pawon singgah
Dengan senang hati
DeleteJawa Tengah akan menanti
Kedatangan kak Anis disini
Kayaknya saya pernah deh ke Candi Pawon ini, cuma lupa lupa ingat hahaha. Kalau ga salah, suasananya jauh lebih sepi, luas areal candinya juga tak terlalu besar. Ah, saya sudah kelamaan tak jalan jalan ke Jawa Tengah jadi banyak yang sudah samar samar. Makasih reviewnya mas Himawan
ReplyDeleteLupa .. lupa lupa syairnya 🎤🎵
DeleteLah ini aku kok malah karaoke sih,wwkk 😅.
Yuk bernostalgia ke Jawa Tengah, mas Cipu.