Endeus-nya Rasa Bakso Kerikil Pak Tarno Taman Badaan

Dalam keseharian, hidup terasa akan  lebih nikmat dan berwarna jika tak mengenal istilah kata gengsi. Demikian juga dalam hal memilih jenis makanan dan lokasi tempat keberadaannya. Bukankah yang terutama memilih lokasi kuliner adalah kebersihan yang kita cari, guys... .

Nah, di kota Magelang tepatnya di sebelah barat bersisian dengan ruang area terbuka hijau Taman Badaan terdapat pusat kuliner sederhana tetapi cukup rapi penataannya. 

Pusat kuliner yang terletak berada di wilayah Magelang utara ini bukanlah penataan ruangnya apik sekelas kafetaria kekinian dan berbanderol cukup mahal tarif tiap menu yang disajikan, tetapi hanyalah berupa lajur deretan meja dan bangku sederhana dari pelengkap tiap gerobak pedagang, dan tentunya dengan kisaran harga menu yang terjangkau.

Dan uniknya, sekumpulan para pedagang di pusat kuliner Taman Badaan ini menjajakan hidangan yang nyaris semuanya sama antara satu pedagang dengan pedagang yang lainnya, yaitu ..., bakso. 

Hmm, lagi - lagi kali ini tetap yang unik juga kan cerita kuliner yang ditampilkan disini, guys 😉. 

Nama bakso yang dijajakan pun bukan nama bakso biasa. 

Dan pasti akan terdengar aneh, nyeleneh, juga terkesan unik untuk siapapun yang pertamakali mendengar namanya. Bakso kerikil, say ..., dinamakannya begitu. 

Yups, di Taman Badaan Magelang inilah memang tempat 'markas' berkumpulnya para pedagang bakso kerikil rame - rame tumplek blek tumpah ruah jadi satu menempati satu lokasi siap melayani konsumen dengan ciri cita rasa khas masing - masing hidangan bakso yang disajikan.

Eits, tapi ..., jangan lantas kalian jadi halu alias berhalusinasi yang engga - engga dulu, ya ..., kalau yang disebut dengan bakso kerikil di Taman Badaan itu bukanlah bakso sungguhan yang terbuat berbahan dasar dari ..., batu kerikil ..., ha ha ha 😅!. Memang gigimu siap jadi ompong setelah makan bakso terbuat dari batu kerikil ?, ..., wwkkkkk wadidaaw #lol 😂.  

Bakso terbuat dari daging sapi dinamakan dengan istilah kerikil tersebut karena perbiji satuannya, baik warna, ukuran dan bentuknya memang nyaris mirip mendekati tampilan bebatuan kerikil asli. 

Bentuk fisik baksonya dibuat berukuran kecil - kecil dan kasar, tak dibuat dicetak bulat halus seperti bentuk bakso pada umumnya. 

Nah, untuk melengkapi cerita liburanku bareng salah satu keponakanku, Stephanie di Taman Badaan beberapa waktu lalu, kali ini kuceritakan kulineranku njajan ngiras bakso kerikil di taman bermain dan edukasi anak - anak tersebut.

Dari belasan pedagang bakso kerikil yang berada di pusat kuliner Badaan, di siang hari itu aku melipir ke satu gerobak bakso kerikil yang letaknya tepat berseberangan jalan dengan letak gedung Museum Sudirman di Jalan Ade Irma Suryani no C. 7 Magelang. 

Bukan dengan sengaja telah direncanakan sebelumnya, aku memilih melipir untuk makan bakso kerikil di gerobak warna biru Pak Tarno yang posisi jualan gerobaknya berada di urutan pertama dilihat dari jalan raya satu jalur.  

Siang itu tampak beberapa pengunjung sedang menikmati hidangan bakso kerikil yang mereka pesan di deretan meja yang disediakan. Kulihat mereka menikmati hidangan dengan menerapkan protokol kesehatan secara maksimal, mengatur jarak antar tempat duduknya. Aku pun begitu, memilih tempat duduk yang cukup berjarak jauh dengan pengunjung lain.

Di spanduk bertuliskan daftar menu makanan dan minuman yang digantungkan di salah satu tiang besi penyangga kanopi, kulihat menu bakso kerikil Pak Tarno yang asli kelahiran kota Wonogiri ini menyajikan menu pilihan yang ada berikut keterangan harganya :

▫️ Bakso tenis dan bakso kerikil [lengkap dengan mie kuning, mie putih, irisan tahu, sawi hijau] 12K

▫️ Bakso kerikil 10K

▫️ Bakso tenis 10K

▫️ Mie ayam 8K

▫️ Mie ayam bakso  15K

Nah, tuh ..., betulan murah meriah kan harga menu makanannya ?. Terus harga menu minumannya, apa iya juga murah ... ?, biasanya tuh di suatu kafe kekinian atau di suatu tempat nongki harga menu minuman kan dibanderol lebih tinggi atau setaralah dengan harga menu makanannya. Tetap murah harga menu minunannya disini kok, say ..., meski tak banyak jenis pilihannya. 

Untuk menu minumannya cuma tersedia :

▫️  Teh panas, jeruk panas, es teh dan es jeruk yang dibanderol 3K pergelasnya.

Dan sebagai teman pelengkap sajian hidangan disediakan juga beberapa aneka gorengan, diantaranya tempe tepung goreng berukuran cukup lebar.

Yups, karena perutku saat itu sudah 'bersenandung keroncongan ria' menandakan usus dua belas jariku mulai meronta meminta segera diisi, tak pakai acara berlama waktu kupesan satu porsi bakso kerikil.

Eits, tapiii ...., kok yang dianterin pak Tarno didepanku lah kok ..., seporsi bakso komplit alias gabungan terdiri dari bakso tenis dan bakso kerikil, ha ha ha 😆. Ya sudahlah, ngga apa - apa. Kayaknya pak Tarno tau nih kalau aku kelaparan, perlu dipadetin lambungku dengan porsi jumbo ..., Wadaaaw wwkkkk 😂 #lol. Atau juga, hmm ..., pak Tarno kelupaan begitu karena tersepona, *eh terpesona melihat diriku seolah bidadara berdiri di depan matanya.., ha ha ha [< toyor pala *@:!]. 

Alhasil, hidangan yang tersaji di depanku bukanlah seporsi bakso kerikil, tetapi semangkuk penuh bakso kerikil dan 'konco - konconya' yang rame memenuhi mangkuk dengan kuah panasnya. 

Ketika suapan pertama, setelah sebelumnya kutambahkan sesendok sambal dan sedikit kecap kutuangkan di mangkuk bakso, kucicipin ..., huwaaaah ...., ini endeus !. Betulan enak. 

Kuah kaldu daging sapinya terasa tak berlemak, gurih dengan bumbu yang pas dan samar tercium aroma rempah ketumbar dari kuah panasnya. 

Satu persatu bakso kerikil sengaja ku santap tak menggunakan sendok, tetapi ku tusuk pakai garpu untuk merasakan bumbu yang meresap di dagingnya.  

Kalau bakso tenisnya yang berukuran bola tenis segenggaman tangan orang dewasa dan dibentuk berbelah di tengah seperti bentuk bunga, ku santap sedikit demi sedikit menggunakan sendok. 

Sama sedap gurih rasanya, sih antara bakso kerikil dan bakso tenisnya.

Dari keterangan dari pak Tarno yang kuajak berbincang sewaktu aku membayar menu yang kupesan, warung bakso kerikil miliknya di Taman Badaan ini buka dari 07. 00 pagi hingga jam 23. 00 malam. 

Dan masih menurut penuturan lelaki setengah baya bertutur kata halus tersebut, jika datang dalam rombongan diatas jam 23. 00 pembelian tetap akan dilayani. 

Akhir berpamitan, pak Tarno mengucapkan sampai bertemu kembali, kubalas dengan anggukan dan senyum sok dimanis - manisin [kecap kaliii akh manis] dan dalam hati ku jawab ..., baik, bidadara tanpa swiwi [bahasa Jawa : sayap] akan kembali nge-bakso kerikil suatu hari nanti ..., bhwua ..aahahaa, #lol😂 ketigakalinya.  

Setelah aku bersiap melangkah menuju ke parkiran kendaraanku di tepi trotoar, aku tak sengaja sempat menoleh ke salah satu spanduk kecil bakso kerikil miliknya yang tertempel di dekat gerobaknya, ternyata usaha bakso kerikip miliknya ini pernah diliput oleh komedian ternama Indonesia yang terkenal dengan gaya tangkupan tepuk tangan lebarnya menirukan gaya khas orang hutan. Siapa lagi kalau bukan komedian ..., Tukul Arwana.

Lokasi : 

Mie ayam bakso kerikil & urat Pak Tarno 

Pusat Kuliner Taman Badaan 

Jalan Pahlawan No. 190 Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah