Skip to main content

Mengenal Peradaban Jawa di Museum Sonobudoyo

Disodori selembar kertas tebal berwarna hitam dan sebagian berwarna cokelat muda oleh salah satu petugas saat aku memasuki pintu sensor otomatis ruangan pertama Museum Sonobudoyo, dan kulihat dalam sekejapan mata kertas tersebut bergambar blencong, lampu penerangan dalam pertunjukan wayang berbahan bakar minyak tanah, refleks aku menanyakan ke petugas.

"Apa ini, mbak ?", tanyaku.

"Pembatas buku, mas", jawab petugas ramah sambil menebarkan senyumnya. 

Sejurus kemudian kulihat lagi kertas mengilap tersebut, tercantum tulisan harga Rp. 3. 000,_. berada dbawah sebelah kiri.

"Baik, mbak", jawabku sembari mengeluarkan selembar uang dari tas pinggangku.

"Oh, ini gratis, mas. Silahkan dibawa", kata si petugas dengan senyum yang masih tetap menghiasi wajah khas Jawanya. 

Sambil jalan melangkah meninggalkan meja resepsionis yang letaknya berhadapan dengan seperangkat alat musik traditional gamelan Slendro - Pelog Kyai - Nyai Riris Manis hibah dari Sri Sultan Hamengku Buwono I, kuperhatikan tulisan apa saja yang tercantum di dalam kertas bergambar dua sisi tersebut. 


"mengenal peradaban jawa di museum sonobudoyo"


Berlaku untuk satu orang, tiga logo akun sosial media museum Sonobudoyo dan tiket nonton film adalah tulisan diantaranya yang tercantum.

Waah ..., howaaaa ..., ini sungguhan gratis ?!*"#, pekikku norak dalam hati.
Lah, kok ya murah tenan tow iki ... .
(murah sekali). 

Udah tiket masuk ke museumnya cuma tiga ribu, ada bonusan pembatas buku ketjeh seharga tiga ribu, dapat bonus nonton pemutaran film gratis pula dan jugaa ..., dapat melihat koleksi benda - benda peradaban Jawa yang ditata rapi jali, juga sekaligus dapat belajar mengenal sejarahnya melalui perangkat monitor LCD sentuh yang terdapat di tiap ruangan. 

"mengenal peradaban jawa di museum sonobudoyo"


Usut punya usut setelah kumasuki kesemua ruangannya yang tiap area ruangannya dinamai dengan nama berbeda, ternyata masih ada bonusan yang menarik banget untuk ditonton dengan tambahan beaya tiket tambahan yang cukup terjangkau, pertunjukan wayang kulit secara live ..., guuuys!

Cuma sayangnya, kedua pertunjukan tersebut tak berhasil waktunya untuk aku tonton. 

Gagal nonton pertunjukan wayang kulit karena jam kedatanganku di pagi itu sebelum pertunjukan wayang kulit dimulai dari jam 20. 00 malam sampai dengan jam 22. 00 malam di sepanjang hari senin sampai sabtu.  

"mengenal peradaban jawa di museum sonobudoyo"
Halaman depan ruang pementasan wayang kulit.


Eh, lagi - lagi gagal nonton pertunjukan gratisan lainnya. 
Kali ini gagal nonton pemutaran film, cuy ... .


"mengenal peradaban jawa di museum sonobudoyo"


Gagal nonton bioskop di museum Sonobudoyo bukan karena aku telat datang di jam mulai pemutaran tayang film, tapi gegara ada epidemi covid-19 pertunjukan bioskop yang menayangkan film - film dokumenter itu berhenti operasional sampai batas waktu yang belum diketahui entah sampai kapan akan dibuka kembali.

Duh, dududu ..., yo wislah ra po po. 
(Alarm mode: ON menyala. Menghibur diri).

Biar hatiku terluka akibat dustanya cintamu padaku begitu, setidaknya aku masih cukup terhibur, loh ..., karena kebetulan bertepatan waktu saat aku memasuki ruangan yang dinamakan Ruang Wayang Kulit, di beber, bentangan layar putih sedang berlangsung pemutaran adegan visual wayang kulit disertai suara cukup menggelegar dengan cahaya ruangan dalam keadaan temaram. 



Tapi aku sempat muncul rasa ketakutan karena saat itu ngga ada pengunjung lain di ruangan, cuma aku sendirian penontonnya ..., jadinya sambil nonton adegan seru wayang kulit berantem mulutku juga sambil ikutan komat - kamit baca doa ..., ha ha ha ..., koplak ngga seeeh ... !

Sayangnya adegan dalam pemutaran film wayang kulit tidak diperbolehkan untuk direkam menggunakan kamera apapun, tapi kalau sebatas difoto diperbolehkan. 

Penjelasan ini kuperoleh dari seorang pria petugas kebersihan yang saat aku lagi duduk mengkeret ketakutan sekaligus keasikan nonton adegan peperangan para wayang kulit beraksi, tiba-tiba menyapaku ramah dari arah belakangku yang sebelumnya ngga kuketahui kapan dia datangnya dan sudah berada satu ruangan denganku. 

Hampir saja aku loncat dari kursi sofa yang kududuki berada ditengah ruangan dan hampir saja aku teriak karena saking kagetnya.
Kirain petugas itu ...., hantuuu. Wwkkk!.
(Dasar penakut. Eh*, ngga ding). 

Jadi begini para pembaca yang cantik - cantik dan tampan - tampan, termasuk diriku ...(toyor kepala, eh* hi hi hi), Museum Sonobudoyo yang menempati bangunan lama peninggalan pada masa kolonial dan  memilki dua unit area bangunan gedung terpisah, unit museum berada di jalan Trikora dan unit ruang pameran dan gedung bioskop di jalan Pangurakan no 4 ini merupakan museum tempat mengenal beragam bentuk benda dan sejarah peradaban Jawa dari masa pra-sejarah, Hindu hingga Islam.  


Kembali ke cerita awalku sebelum memasuki pintu sensor otomatis dan disodori pembatas buku di ruang pertama museum, kunjungan liburanku ke museum Sonobudoyo ini kulakukan setelah museum dibuka kembali operasionalnya dari jam 08. 00 sampai jam 15. 30 setelah sebelumnya sempat ditutup sekian lama karena adanya epidemi. 

Sebenarnya aku rada gimanaaa gitu ..., menyertakan cerita prosedur protokol kesehatan di suatu lokasi wisata yang kukunjungi seperti di museum Sonobudoyo ini setelah adanya penetapan situasi new normal karena cerita prosedurnya akan pasti selalu sama di lokasi manapun. 

Prosedurnya selalu melewati prosedur pemeriksaan kesehatan yang lumayan ketat mulai dari cek suhu tubuh di pos keamanan, wajib menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan pengelola wisata sebelum melakukan transaksi pembelian tiket, mengisi data lengkap ke daftar buku kunjungan, atau juga ada lokasi wisata yang menerapkan mengisi data pribadi melalui barcode ke formulir web dan langkah terakhir diwajibkan mencuci tangan dengan sabun setelahnya, sebelum mulai melangkah memasuki ke batas lokasi wisata. 


Setelah aku menerima souvenir pembatas buku di ruangan pertama, selanjutnya kumasuki ruangan demi ruangan museum yang terhubung satu sama lain. 

Total kesemuanya terdiri dari 12 nama ruangan.

Melalui tulisan petunjuk nama ruangan yang tertempel di atas pintu masing - masing ruangan dinamakan dengan nama ruangan berbeda sesuai dengan jenis koleksi benda berdasarkan periodenya, terkecuali nama ruangan kedua yang kumasuki. 


▪️Ruangan Pengenalan 

Diantaranya memajang koleksi dipan atau tempat tidur pengantin Jawa, lengkap dengan sepasang patung pengantin Loro Blonyo, robyong lampu yang diisi minyak kelapa dan clupak lampu yang awalnya diisi minyak kelapa kemudian bahan energinya diganti dengan bohlam lampu.


"mengenal peradaban jawa di museum sonobudoyo"


Display di ruangan ini juga terdapat benda yang dinamakan Petanen merupakan benda sakral untuk penghormatan kepada dewi kesuburan pertanian, Dewi Sri. 
Benda tersebut merupakan hibah dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.


▪️ Ruangan Pra Sejarah 

Terdapat replika peti kubur batu yang berada di tengah ruangan.
Menurut informasi penyerta, peti kubur terbuat dari batu banyak diketemukan di lokasi situs Kajar, Kabupaten Gunung Kidul. 

"mengenal peradaban jawa di museum sonobudoyo"


Didalam peti yang terbuat dari batu gamping tersebut diketemukan tulang manusia berikut alat - alat logam, gerabah dan manik - manik.


▪️ Ruang Klasik 

Memuat benda - benda temuan pada era masuknya agama Hindu - Buddha sampai agama terakhir yang masuk di pulau Jawa, Islam.
Diantaranya : fragmen arca terakota perempuan, gelang perunggu, gelang pilin merah dan cincin pilin terbuat dari tembaga.

▪️ Ruang Batik  

Memajang contoh jenis dan corak kain - kain batik yang berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa. 

"mengenal peradaban jawa di museum sonobudoyo"



Dan menampilkan manekin berbusana pengantin tradional Jawa dan busana pengantin adat Keraton.


▪️ Ruang Wayang Kulit 

Nah, ditempat ruangan inilah aku sempat terkejut karena kemunculan tiba - tiba petugas kebersihan museum saat aku tegang asik - asiknya nonton pertunjukan wayang kulit visual ha ha ha ... .

"mengenal peradaban jawa di museum sonobudoyo"


Di dalam ruangan yang tata cahaya lampunya disetting lebih temaram daripada ruangan lainnya ini terdapat display wayang kulit dari berbagai daerah di kota - kota di pulau Jawa.


▪️ Ruang Wayang Golek 


Menampilkan display wayang golek, wayang terbuat dari kayu, diantaranya Purwa Pasundan yang menceritakan kisah dari Mahabarata dan Ramayana. 

"mengenal peradaban budaya jawa di museum sonobudoyo"


Juga terdapat wayang Golek Menak Yogyakarta terbuat dari kayu dilengkapi dengan busana dan selendang yang menarik.


▪️ Ruang Topeng 

Diantaranya memuat topeng Bali sosok wajah yang terdapat dalam kisah Ramayana, seperti : Prabu Rama, Dewi Sinta, Rahwana, Jembawan, Subali, Sugriwa, Hanoman, Anila dan Anggada.


▪️ Ruang Jawa Tengah  

Salah satu displaynya menampilkan miniatur tandu yang kegunaannya untuk mengangkat anggota keluarga kerajaan, seperti Kiai Kudus dan Kiai Gembung Gebyog. 

Juga menampilan berderet jenis tombak dan senjata tikam keris yang terdapat di pulau Jawa dan di beberapa negara di kawasan Asia Tenggara.


▪️Ruang Senjata 

Mendisplay bermacam bentuk keris berikut keterangan sejarah singkat sejarah keris. 

Di keterangan tersebut kulihat ada penjelasan mengenai penemuan sebuah keris di tengah stupa candi Borobudur saat rekontruksi pertamakalinya setelah candi raksasa tersebut terkubur selama ratusan tahun tertimbun di dalam tanah.
Sekarang keris tersebut disimpan berada di museum Ethnografi di Leiden. 

"mengenal peradaban jawa di museum sonobudoyo"


Ini menginformasikan jika senjata  keris telah ada sejak masa kebesaran Hindu abad VIII.


▪️ Ruang Dolanan Anak  

Diantaranya terdapat beberapa jenis permainan traditional favorit masa kecilku seperti : senapan kayu, kapal api terbuat dari kaleng yang mengeluarkan bunyi othok - othok saat ia dilajukan di permukaan air dan juga dipajang alat permainan dakon dalam ukuran besar.




▪️Ruang Bali 

Loh, katanya cuma memuat sejarah benda - benda yang terdapat di pulau Jawa ..., kok ada benda - benda dari pulau Bali di museum Sonobudoyo ?.
Begitu pikirku saat memasuki ruangannya.

"mengenal peradaban jawa di museum sonobudoyo"


Ternyata setelah kubaca di papan informasi dijelaskan jika banyak bukti - bukti menunjukkan bahwa pada jaman masa Klasik Indonesia (pada masa Hindu - Buddha) terdapat hubungan antara pulau Jawa dan pulau Bali, jadi budaya yang berkembang di pulau Bali memiliki banyak kesamaan karakter dengan budaya di pulau Jawa.
Ouw, begitu penjelasannya 🙂.


▪️ Ruang Bentar  

Sebetulnya ruangan ini termasuk Ruang Bali tetapi karena letaknya berada di luar gedung, maka ruangannya dinamai berbeda.  

"mengenal budaya jawa di museum sonobudoyo"


Areanya dilengkapi dengan gapura khas Bali dan display Bale Gede, tempat yang dipergunakan sebagai tempat untuk bermusyawarah dan sebagai tempat pelaksanaan upacara Daur Hidup.

Tjakep sih areanya buat berfoto - foto seolah - olah lagi beneran liburan berada di Bali, ha ha ha ... #lol. 



Sebenarnya terdapat area lain di dalam area unit satu museum Sonobudoyo, areanya dinamakan museum Medical Centre, tetapi kulihat hanya berupa toliet rapi dengan pipa saluran air yang menempel di dinding dicat berwarna merah. 
Dan sempat kutanyakan ke salah seorang petugas boleh tidaknya ruangan di sebelah toilet tersebut kumasuki untuk kulihat ruang bagian dalamnya.
Tetapi tidak diperkenankan karena ruangan tersebut digunakan untuk ruangan kantor staff museum.
Jadi, yang disebut dengan museum Medical Centre ya cuma itu. 
Sebatas lorong terbuka dengan jejeran ruang toilet. Oh!.


Lokasi:
Museum Sonobudoyo 
Jalan Trikora/Pangurakan No. 4 
Kota Yogyakarta.
Daerah Istimewa Yogyakarta 

Tiket:
🔸Wisatawan lokal 3K
🔸Wisatawan mancanegara 10K

Jam dan hari operasional:
🔸08. 00 - 15. 00
🔸Senin libur







Comments

  1. It is interesting to dive into the history of ancient civilizations. Thank you for sharing your impressions.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Your welcome, Oksana 🙏. I feel happy that you like this museum of Javanese civilization.

      Delete
  2. Muy bonito todo lo que nos enseñas, y además aprendemos contigo .
    Un abrazo y muy feliz jueves.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Vaya, me siento muy honrado de leer su agradecimiento. Muchas gracias, Campirela.
      También disfruto aprendiendo la historia de su país. Saludos de amistad.

      Delete
  3. Além belas paisagens, a Indonésia também é pródiga em belos museus, não é? Admiro muito esse seu trabalho, amigo, de compartilhar todos esses encantos! Meu abraço, obrigado; bom resto de semana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Agradeço muito o seu apreço pelo que tenho feito para reunir informações no local e explicá-las aqui 🙏.
      Sim, a Indonésia tem muitos museus, meu amigo O Arabe.

      Delete
  4. Wah asyik nich ngunjungin museum Sonobudoyo ini harga tiket masuknya murah, dapat bonus souvenir ketje pembatas buku, udah gitu gratis nontos wayang kulit lagi. Jadi ingin ngakak bayangin brad Him lagi sendirian nonton wayang kulit komat kamit baca doa .. tiba-tiba super kaget jumbul meloncat gara-gara ada petugas kebersihan yang nyapa.. masa dikira hantu ? wkwkwk..😅
    Sayangnya fasilitas gratis nonton bioskopnya belum bisa dinikmatin ya karena adanya pandemi..
    Masing-masing ruangan museum display nya oke dan keren..👌

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keren ya museumnya.., udah gitu terjangkau tiketnya. Ini yang patut diacungi jempol lokasi2 wisata di Jogja.Ngga menguras isi kantong buat melihat & mengenal sejarah.
      Hahaha .. ntar kalau sista kesampaian datang ke Ruang Wayang Kulit & menemui pengalaman sepertiku pasti jumbul dan bisa jadi malah teriak kenceng 😅

      Delete
    2. Iya keren museum ini nggak menguras kantong pengunjung untuk melihat wisata sejarah👌
      Oh iya juga kalau ntar aku ke ruangan wayang kulit bisa jadi merinding dan bisa jadi jumbul teriak..😅
      Aku juga suka ngelihat patung tarian yang unik dan bagus di depan ruangan pementasan wayang kulit.
      Area yang ada bale gede
      itu dan bernuansa bali itu oke banget , bisa dibuat selfie hehehe..😀
      Aku kagum museum ini luas dan bersih. Sedangkan tiket masuknya murah. Padahal maintenance nya pasti tinggi.

      Delete
  5. nice post, have a nice day

    very beautiful photos

    http://www.mosaictrends.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks a lot for all, friend. Have a great day.

      Delete
  6. That's probably a museum I will never get to see, but I'm glad you shared the photos! Very nice!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you very much for your appreciation of the photos in this museum, Sherry.
      I pray that one day you will have the opportunity to visit it.

      Delete
  7. I like visit museums and this one look very interesting. Thank you for sharing your photos.

    New Post - https://www.exclusivebeautydiary.com/2020/07/armaniprive-rose-alexandrie-miss-dior.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. Your welcome,friend.
      I am also happy that you are pleased to stop by here & like this Java museum. Regards

      Delete
  8. Very interesting and informative contribution. Thank you.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Your welcome, Panthrtka. Thanks for your visiting. Regards

      Delete
  9. I have just realised that I haven't been to a museum in a long long time....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh, I'm glad this article at least made you aware of a vacation to the museum too 🙂

      Delete
  10. Oh thank you so much for this, Himawan...I have really enjoyed this fantastic virtual museum visit!😊😊
    I absolutely adore the archetecture and the exhibits...and the carved wood panelling is so unique!
    The ticket is beautiful too.
    A wonderful visit...thank you again, so much.👍

    Have a super weekend...and stay safe! 🙏🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hello my friend YGraine, I'm glad you were entertained by this museum article. Thank you very much for your big appreciation..
      Have a super weekend also 🙂🙏

      Delete
  11. Un museo que nos recuerda el pasado de un pueblo que no se debe perder el conocimiento de su pasado.

    Saludos.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sua descrição do que significa um museu, Tomas. Obrigado por isso. Saudações de amizade.

      Delete
  12. Is very interesting about all that history. I would to visit it on day.Have a nice weekend friend!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amen, I hope it will be done, Saruski. Have a nice week also.

      Delete
  13. Boa tarde meu querido amigo. Esse museu deu uma imensa vontade de conhecer. Saudades das nossas conversas pelo WhatsApp.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boa tarde também meu caro amigo Luiz. Exatamente o que você diz visitando um museu podemos ficar a conhecer um monte de história. Que o seu dia seja sempre repleto de felicidade.

      Delete
  14. Shadow puppets are great to watch. It was another interesting tour with you.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you for your opinion, Andrew. Many people and myself also love shadow puppets for living room decor.

      Delete
  15. Replies
    1. Semoga singgahmu disini membuatmu bahagia, eh* hehehe

      Delete
  16. Makin sering mampir ke mari makin sadar bahwa saya ternyata tak begitu mengenal Yogya, padahal sudah sering proklamasi ke mana mana kalau saya sering banget ke Yogya mas hahahah. Meski bukan pecinta sejarah garis keras, saya tentu sangat sudi untuk mampir dan mengunjungi museum seperti Sonobudoyo ini. Displaynya tampak rapi dan pengaturan ruangannya dibuat berdasarkan tema, plus biaya masuknya sangat murah. Semoga bisa main ke sini kapan kapan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh, ngga usah malu, mas Cipu kumaklumi kok karena wilayah Yogya kan memang luas juga banyak banget pilihan lokasi wisatanya. Sip mas kudoain mas Cipu ntar kesampaian datang ke museum satu ini :)

      Delete
  17. Aku bayangkan mas berpakaian dan menari seperti patung di halaman wayang kulit itu.. hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaa..,aku penginnya juga begitu,tetapiii .. ngga ada pakaian sewaan penari disana 😄

      Delete
  18. Me ha encantado conocer algo de la civilización de Javanesa y su historia a través de la visita de ese museo. Muchas gracias te mando un beso

    ReplyDelete
    Replies
    1. Muito obrigado meu amigo. Fico feliz em saber que você gosta deste museu da história da ilha de Java. Eu envio saudações de beijo de amizade

      Delete
  19. Ini di Jogja?
    Kenapa tempat sekece ini aku nggak tau??? Huaaaa.. kebanyakan mblusukan ke pantai!
    Aku suka sekali sama foto-foto ruangannya Mas, vibe nya itu loh, gimana ya jelasinnya, kek ada ser ser nya gitu di hatiku. Ini kesannya gombal banget sih, hahaha
    Tapi beneran loh, apalagi pas foto ruangan pra sejarah, itu yang paling ser rasanya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ntar kalau kak Pipit datang ke museum ini akan lebih terasa ser saat berada di Ruang Wayang Kulit. Seriusan, kak apalagi pas ngga ada pengunjung lain 😁.
      Wuaah kok .. aseek nih sering ke pantai, ajak -ajak dong kak 😄

      Delete
  20. "Pembatas buku, mas", jawab petugas ramah sambil menebarkan senyumnya. <--- wah ini yang bikin betah traveling hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaah, betul. Sikap sambutan ramah bikin liburan jadi lebih berkesan 😁

      Delete
    2. lanjutkan biar pengetahuan saya lebih luas dengan membaca liburan anda :D bisa buat cerita ke anak

      Delete
  21. First of all I want to thank you for your kind visit to my blog and nice comment about my grand daughters creativity. Secondly, to tell you that if one day I visit your beautiful country, I will visit this Museum for sure. It was a pitty you couldn't see the shadows puppet theater. Bye and welcome to my blog any time.

    ReplyDelete
    Replies
    1. You are welcome, Myriam. I am also very happy that you have visited to see this museum of Javanese civilization. Thank you also for your kind welcome. Greetings of friendship.

      Delete
  22. Gracias por tu opinión sobre este museo, amiga 🙏

    ReplyDelete
  23. The wayang Golek Menak is very much the same as our Wayang kulit. I saw the performance once and it looked very difficult to perform from behind the screen. The kris and culture are quite like ours.

    ReplyDelete
    Replies
    1. It is true that it is not easy to play wayang kulit and wayang golek, especially if the vocals of each character are different.
      I am glad that you told me that there are similarities in the art of keris and wayang golek in your country and in other Southeast Asian countries.

      Delete
  24. menarik...tapi sayang tak dapat tengok wayang kulit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, karena pertunjukan wayang kulitnya belum dimulai. Tapi tak apa, next pasti ada kesempatan nontonnya :)

      Delete
  25. Ini museumnya bagus banget, Mas Him. Wah, kalau ke Jogja aku harus banget mampir ke sini nih. Ada spot foto ala-ala Bali pula. Jadi bisa dapat foto ala Jogja dan Bali sekaligus.😆😆😆

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kak jadi berasanya liburan di dua tempat 😄.
      Dapat foto kesan di Yogya juga dapat foto kesannya lagi di Bali

      Delete
  26. bagiku museum sonobudoyo itu yang paling lengkap mulai dari zaman prasejarah
    penataannya bagus, pencahayaan ruang koleksinya pas klo difoto bagus

    guidenya enak dulu aku ke sini ngajak temen singapur dan dia excited banget

    dan pastinya engga jauh dari keraton jadi wisatawan sekalian ke sini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sependapat kita, mas.
      Keren penataan museumnya juga tiap koleksinya disertai informasi yang detil.
      Ditambah pula banyak event kebudayaan dan pameran digelar.

      Delete
  27. This museum looks like an amazing place. Thank you for the lovely description. Really enjoyed reading it. Museums like this provide a different perspective of the world we live in.

    ReplyDelete
    Replies
    1. I am very happy that you can read all of my reviews of this Javanese museum. Thank you very much all your appreciation, Pradeep.

      Delete
  28. kenapa keris itu dipisahkan daripada hulunya? (pemegang)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Entah, aku ngga menanyakan hal itu ke pengelola kak.

      Delete
    2. sebab saya nampak ia pelik. jarang keris dipisahkan daripada hulunya kecuali ada sebab2 tertentu... maklum sahajalah. keris kan memang 'ada something' padanya...

      Delete
  29. Saya terpesona sama patung di halaman depan ruang pementasan. Patungnya cakep banget😂
    Berlibur ke museum tuh bisa nambah ilmu tentang sejarah tapi kalau masuk ke ruangan wayang dan topeng gitu entah kenapa saya kayaknya bakalan takut. Karena biasanya ada hal-hal yang berbau mistis gitu.
    Tapi terlepas dari serem-seremnya, museum sonobudoyo ini lengkap banget ya mas, sampai ada 12 ruangan... Jadi penasaran, berapa luas bangunannya🤔

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya masih banyak patung lucu-lucu lainnya dihalamannya, tapi ngga kufoto 😁.
      Sepertinya iya banyak yang merasa takut kalau datangnya sendirian, apalagi pas sepi seperti aku waktu itu 🙂.
      Termasuk luas banget areanya, masih ditambah 2 ruangan terpisah untuk pameran & gedung bioskop.

      Delete
  30. I like to visit a good museum (:

    ReplyDelete
    Replies
    1. I pray that someday you can see this museum too.

      Delete
  31. Even the entrance ticket is colorful. Thank you for sharing a piece of your world.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Your welcome, Bijoux. It wasn't a ticket but a bookmark souvenir.
      Thanks for your visiting.

      Delete
  32. Thanks for sharing this story and some beautiful cultural heritage! Greetings!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you for your great appreciation, Sadini. Greetings back from Indonesia.

      Delete
  33. Veo que acostumbras viajar mucho. Quisiera poder hacerlo también.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amén, me uno a orar desde aquí para que tú también puedas viajar y quién sabe nosotros podemos viajar juntos.

      Delete
  34. Datangnya masih pagi jadinya masih sepi ya mas, mana lagi musim Corona lagi, jadinya tambah sepi.

    Nonton wayang kulit sendirian dalam ruangan memang cukup seram. eh tahu tahu dari belakang ada suara tentu saja jadi kaget dan loncat ya mas. Untung ngga jantungan.😂

    Banyak juga ya koleksi museum Sonobudoyo, ada dari masa prasejarah juga. Ada juga yang dari Bali. Memang Bali banyak kemiripan dengan budaya Jawa ya, karena dulu pulau Jawa kan banyak kerajaan Hindu-Buddha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa jadi iya gegara masih situasi new normal museum ini masih minim pengunjung. jadilah saat itu aku seorang diri ngitarin area dan pakai acara kaget pula wwkkk 😅

      Delete
  35. Widzę, że dużo ciekawych rzeczy można zwiedzić w tym muzeum 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. I to prawda, że ​​myślisz, moja przyjaciółka Martyna 😊

      Delete
  36. Muy completo tu post y además lo cuentas con gran carisma, dan ganas de conocer el museo. Saludos desde El Blog de Boris Estebitan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Muchas gracias por todo el agradecimiento de tu parte, Boris Estebitan. Realmente lo aprecio. Saludos de amistad de mi parte.

      Delete
  37. kak himaaa yang ini jelas aku nggak berani masuk sendirian deh, ruangannya aja sebanyak itu, mati kutu nanti aku hahahaha
    pas asik asik nonton lahhh kok muncul bapak bapak, lahh kalo aku apa ga jantungan mungkin ya :D
    tiket seperti biasa murahnya pake banget nget.
    wisata di jogya ini bener bener murah meriah dah pokoknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha lah napa tow kok ngga berani masuk sendirian, kak 😄 ?.
      Ngga serem kok suasananya 😉.
      Wis kalo soal harga tiket wisata Jogjalah juaraaknya 👍

      Delete
    2. Kenapa tiket wisata daerah Jogja murah murah ya, buat biaya operasional apa mencukupi?

      Ataukah dapat subsidi dari Pemda Jogja kali ya? 😊

      Delete
  38. Haduh, komentare boso londo kabeh mas hihi... Ra paham wkwk

    Aku belum pernah ke Sonobudoyo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wwwkk bisa aja kak Isna iky 😄.
      Ayok kenalan sama teman-teman yang berkomentar disini, kak.
      Mereka semua nice & humble person loh.

      Delete

  39. Entri lain yang sangat menarik, teman Himawan. Negara Anda tidak habis-habisnya dan untungnya memiliki penduduk seperti Anda. Museum ini menarik di mana pun Anda melihatnya. Saya suka museum. Mereka mengatakan yang sebenarnya, masa lalu, saat ini dan masa depan, jika dianalisis dengan hati-hati.

    Teman pelukan besar !!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, Carlos.
      Kembali saya disini mengucapkan banyak terimakasih untuk apresiasi besar dari anda. Saya senang mengetahui anda juga menyukai museum.

      Pelukan besar kembali temanku yang baik!.

      Delete
  40. I would have been disappointed to miss the live shadow puppet show, too!

    ReplyDelete

  41. With the translator I was able to read what you describe in a very nice way, I really liked your blog, Thank you for sharing photos of such an interesting place.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you very much for all the appreciation from you, Ady. I feel honored and really appreciate it. Greetings.

      Delete
  42. Wah aku blm pernah kesana Mas. Beneran deh buat foto tjakep bener ala ala gapura bali gitu ya. Koleksi wayangnya bikin mumpeng ke sana huhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cup cup cup ojo mewek, kak 😁. Ntar diagendain dateng kesana kalau ke Yogya lagi 🙂

      Delete
    2. tp ga tau bisa mudik ke jogja lagi kapan, corona blm pergi2 :(

      Delete
  43. Ketika berkunjung ke blog ini jadi berhayal traveling ke tempat-tempat yang ada difoto bagus-bagus itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aseek, kege-eranlah saya hahaa, eh* ngga ding.., becanda loh, mas.
      Siapa tau ya ntar kapan kita bisa travelingan barengan mas Agoes.

      Delete
  44. Museum Sonobudoyo...Luar biasa meski berkesan klasik tapi tata ruangnya kalau saya bilang untuk sekarang sudah modren. Dan membuktikan bahwa museum ini benar2 dirawat dengan apik.😊😊

    Perpaduan antara Jawa & Bali terlihat jelas dari sejarah yang telah terukir secara menarik di Meseum Sonobudoyo Yogyakarta. Bahkan tiket masuknya pun relatif murah, Tetapi apa yang kita lihat disana begitu mewahnya nilai sejarah khas budaya Jawa & Bali meski boleh dikatakan lebih dominan sejarah pulau jawa.😊😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sangat betul pendapat mas Satria.
      Ibarat kata koleksi museum merupakan peninggalan klasik tapi telah dilengkapi teknologi modern. Liburan ke museum jadi ngga ngebosenin 🙂

      Delete
  45. Hermoso paseo por el museo. Saludos amigo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saludos de vuelta mi amiga Sandra.
      Gracias por realizar un recorrido virtual por el museo.

      Delete
  46. Preciosa entrada y muy bien detallada amigo. La historia de un pueblo es fundamental y conocer su pasado nos invita a reflexionar sobre nuestro presente y futuro.
    Muy bien contado y detallado todo lo que muestra su museo.
    Es un placer pasear por tu blog amigo.
    Te deseo buena semana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lo que me hace más feliz es que el traductor de idiomas ha sido eficaz para que pueda leer toda mi reseña de este museo. Realmente les agradezco su tiempo y aprecio, amigos. Saludos de amistad de mi parte.

      Delete
  47. wow emejing, uda firasat kalau mampir ke sini siap-siap didongengi plesiran tentang jogja yang beneran lengkap dan begitu nguri-uri kebudayaannya, dan beneran kan ada tempat baru lagi yang tetiba kayak nyeret aku buat ikutan masuk ke dimensi lain #jyaaaah, apa ada pengaruhnya ya ama temaramnya lampu tempat koleksi wayang golek, manekin berbusana adat nganten jawa dengan beludru hitam bersepuh emas dan adat basahan, kain batik, dsb itu berada...tapi asli lengkap kap kap.. #keplok-keplok kasih applause dulu larena aku serasa ikut plesuran virtual bacanya

    sampai sempet mikir...ini klo ada yang bikin jurnal atau essay tentang budaya jawa jogja, pasti kalau mampir blog mas him bakal kebantu banget, wong ngasih ulasannya informatif syekali dan lebih salutnya lagi disertai dengan alur yang kocak jadi pembaca seperti ku kayak dijak ikutan ngguyu juga amarga bacanya lumayan terhibur, palagi pas adegan senyum sumringah dikasih gretongan pembatas buku dan dikagetin petugas yang mbok kira hantu hahahha, kocaaakk...

    oh iya itu tulang kerangka yang ada dalam peti batunya kira kira kepunyaan siapa ya..hmm

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wouw😱!.
      Dah cuma bisa teriak gitu aja, juga sambil cekikikan setelahnya.
      Betewe maturnuwun sanged nggih, kak Mbul 😊🙏.
      Untungnya kerangka di batu kubur cuma display replika, kalo betulan asli bakalan bikin aku mengkeret nontonnya 😄

      Delete
  48. Museum selengkap ini harga tiketnya koq murah banget ya, semoga tetap terawat dengan baik ya meski sekarang lagi pandemi dan gak banyak orang bisa ke sana :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banderol harga tiketnya bikin kagum sekaligus bikin seneng ya, kak .. Semoga jadi contoh lokasi museum lainnya yang ada di Indonesia 🙂

      Delete
  49. Grato es recorrer las distintas estancias que nos muestras, Himawan, de este museo etnográfico de: enseres, trajes típicos y folclore de la zona. Como adecuada explicación al respecto. Gracias por compartir. Buena semana.
    Un abrazo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Muchas gracias por tus comentarios, Dionisio. Me alegro que esté entretenido leyendo esta publicación. Saludos de amistad.

      Delete
  50. Beautiful museum and exhibits. Great post, thanks for sharing.
    Have a great day!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Your welcome, Eileen. Thanks a lot for all. Have a nice week!

      Delete
  51. Muy interesante tu entrada, me ha gustado. Un saludo.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Muchas gracias, Ana. También me gusta tu entrada. Saludos de amistad.

      Delete
  52. A fantastic museum with wonderful exhibits. It was very enjoyable reading it from your perspective. Thanks for sharing and have a wonderful weekend.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Really big thanks for your kindly comment, Bill. Have a nice week also.

      Delete
  53. Hello, Hima!

    As you Know, I think, I' m a Portuguese woman, teacher of History, and I would like to visit your country, but from Portugal to Indonesia is far from, so far from.
    All your posts are very interesting and with many informations. This museum must be wonderful and you are so proud of the beauty of Indonesia. You are happy and agreable.

    During August, I' m in holidays, at home, naturally, because Covid-19. Thanks your words in my blog.

    I Knew a little bit of English and I believe that you understand me.

    Kisses and a good week-end.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hello also, Ceu.
      Me alegra saber que eres profesor de historia. Sí, la distancia entre nuestros países es muy grande. También quiero algún día venir de vacaciones a su país ya que usted desea poder visitar Indonesia. Ojalá esto suceda, Amén.
      Muchas gracias por tu agradecimiento, Ceu. Les deseo a usted y a su familia una vida buena y saludable. Saludos de amistad.
      Beije e tenha um bom dia.

      Delete
  54. Olá meu amigo Himawan,
    É muito interessante conhecer e saber um pouco mais sobre as civilizações antigas, esse museu deve ter muitas histórias e objetos dessa época como mostra nas suas fotos. Em 2003 eu fui numa exposição aqui em São Paulo chamada "OS GUERREIROS DE XI'AN E OS TESOUROS DA CIDADE PROIBIDA" sobre os guerreiros, eu gostei muito e foi inesquecível.
    Um abraço aqui do Brasil.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Olá também meu amigo Alecio.
      É bom saber que você adora visitar museus e também estou feliz que você compartilhou a experiência de ver uma exposição em um museu em 2003.
      Deve ter sido uma experiência memorável.
      Um abraço de volta da indonésia

      Delete
  55. Wah, mas Hino udah berpetualang ke mana-mana ni, mesti diingat protocol pandemic Covid, biar teteup okay...
    Museumnya keren mas, pembatas bukunya juga kyut. Buat nonto film, tenang, ntar dikunjungan berikutnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih nasehatnya,kak Lantana.
      Senang kak Lantana mengagendakan lokasi ini.

      Delete
  56. A very interesting tour. I already know that I would love it there. The precautions when entering the museum amazed me.
    Best regards :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you very much, Eileen.
      All tourist sites in Indonesia are subject to strict health checks for each visitor. I hope the same is true in your country.
      Keep it safe and have a nice day.

      Delete
  57. Interesujące muzeum! Jakże inna kultura od mojej. Dziękuję Ci za pokazanie kawałka Twojego świata.
    Pozdrawiam z Polski:)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pozdrowienia dla Ciebie w Polsce Urszula.
      Dziękuję za uznanie. Chętnie poznam też kulturę innych krajów, w tym również waszą.

      Delete
  58. hahaha, ga bisa ngebayain tuh waktu nonton pemutaran film wayang kulit cuma sendirian sambil komat kamit baca doa, gw kira komat kamit baca mantra :D.. kalo lagi sepi gitu bukanya lebih enak mas him, jadi nontonya lebih bebas leluasa barasa punya sendiri hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya juga sih kayak berasa punya pribadi, tapii kalau luas ruangannya segede itu & dibuat temaram rada ser-ser an juga :D

      Delete
    2. Kan jadinya seperti bos besar, nonton film tak ada yang mengganggu.😄

      Delete
    3. nah bener tuh mas agus haha :D, tapi memang kalo nontonya di tempat yang agak gitu serem ya, mungkin gw juga antara berani dan gak berani kalo di suruh nonton sendiri :D

      Delete
  59. Hello Himawan,
    Very nice pictures.
    Always nice and impressive to go to the museum.

    Greetings, Marco

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hello also Marco.

      Ik ben blij dat je werd vermaakt door mijn recensie van het museum. Heel erg bedankt voor je waardering, Marco. Fijne week.

      Delete
  60. Tengo problemas de comprender el idioma, tal vez con un traductor en el blog, pero las fotografías son magníficas y dicen mucho.

    Besos.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Por favor, me perdoe, espero que o tradutor do idioma seja eficaz. Não experimente interrupções frequentes. Muito obrigado por sua apreciação. Saudações.

      Delete
  61. Piękne i ciekawe miejsce:) Pozdrawiam :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dziękuję za uznanie, Skrawek. Pozdrowienia ode mnie :)

      Delete
  62. Wah bahkan bs nonton wayang kulit juga.. worth the price banget ya Mas.. Aku loh sampai skrng blm kesampaian nonton wayang. Dulu pas sempat bbrapa bulan tinggal di Solo udah sempet niatin, eh ga kesampaian. Cuma kesampaian nonton sendra tari nya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, kalau gitu museum Sonobudoyo ini bisa jadi jujugan buat nonton pementasan wayang kulit secara live, kak :)

      Delete
  63. Yine güzel bir gezinti güzel resimler ve hoş tanıtımlar mevcut çok teşekkür ederiz.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ziyaretiniz ve takdiriniz için çok teşekkür ederim dostum. Dostluktan selamlar.

      Delete
  64. Uau! Que lugar lindo.

    Wow what a beautiful place.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Obrigada Enfim. Também concordo com sua avaliação deste museu javanês.

      Delete
  65. Hi Himawan, beautiful photos of your country. Greetings Caroline from the Netherlands.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi also Caroline. Thanks a lot for all.
      Vriendschappelijke groeten van mij in Indonesië naar jou in Nederland.

      Delete
  66. Sehr interessant, da kann man Geschichte hautnah erleben. LG Romy

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ja, so fühle ich mich. Ich hoffe, dass du es eines Tages auch besuchen kannst, Romi.

      Delete
  67. ¡Hola!
    Una entrada sin duda de lo más interesante, gracias por compartir tu visita al museo, siempre es un gusto conocer un poquito más de otras culturas y antiguas civilizaciones.
    ¡Saludos!
    Krazy Book Obsession

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eu me sinto feliz porque você também gosta de visitar museus. Obrigado novamente por sua visita e apreciação. Saudações de amizade.

      Delete
  68. Muy bonito todo lo que nos enseñas, te deseo lo mejor, saludos y feliz semana, desde España.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Muchas gracias por todo. Realmente aprecio su agradecimiento. Saludos de amistad.

      Delete
  69. Que linda exposição!
    Com textos explicativos muito interessante!
    Abraço viajante de Portugal!🌼😀🌼
    Megy Maia🌈

    ReplyDelete
    Replies
    1. Agradeço muito sua apreciação, Megy. Saudações de amizade minha na Indonésia para vocês em Portugal 🙂🙏.

      Delete
  70. Wah bikin kagum nih, bisa berbahasa brazil ya..keren banget..haha..betul ke bahasa indonesia saya tu?

    Menarik sekali budaya jawa tu, tapi saya tak suka topeng2 tu, kelihatan ngeri wajah topeng tu..
    Kalo saya sedang nonton keseorangan lantas dikejutkan dengan teguran seseorang, tentu saya pun terkejut besar.😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih tahap belajar kok, kak. Belum fasih betul bahasa Brazil 😊.
      Hahaha .. , kalau begitu biar ngga mengalami kaget nontonlah dengan kawan, jangan seorang diri 😆

      Delete
  71. What a great bargain for all that you were able to experience during your visit. So many wonderful artifacts to admire, even if you did miss 2 shows, the price seems very generous!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, the ticket prices are very cheap, Theresa.
      And that is one of the features that are applied at tourist sites in Yogyakarta, the ticket prices are pocket friendly.
      Greetings of friendship.

      Delete
  72. Amazing Display Of Photos Here - Really Appreciate The Work You Have Captured - Thanx For Traveling On - Stay Strong

    Cheers

    ReplyDelete
    Replies
    1. Stay strong and safe also, Padre.
      Big thanks for all. I really apreciate 🙏

      Delete
  73. Mengunjungi blog ini, ga artikel ga komen sama panjangnya hehe.. itu artinya blognya semakin eksis. Menarik ulasan wisata sejarahnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Blognya mas Vicky juga loh, kulihatin komennya juga berderet panjang 🙂. Itu menandakan blognya mas Vicky makin eksis 😉

      Delete
  74. Replies
    1. That's right. I recommend this museum one time for you to visit.

      Delete
  75. Replies
    1. Lo spero. Auguro anche a te una buona settimana.

      Delete
  76. Aihhh serius mas cuma 3000??? wahhh udh gtu gratis pembatas buku lagi.. Nggak dpet untuk geh museumnya?? orang pembatas bukunya mengkilap gtu.. pasti kan biaya ngprintnya mahal. wkwwkwk

    Aku belum pernah kesana lagi, baru dnger aja kali ini kayanya.. heheh
    Udah murah, worth ilmunya juga.. nggk bikin kantong merana. padahal masuknya kalau dibuat 5000 geh nggk ada yg komen pasti, orang bagus gtu kok tempatnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kurasa iya ditetapin 5k ngga ada yang komplain tapi tetep 3k juga ngga apa-apa hehehe 😁

      Delete
  77. Müze gezilerini seven biri olarak çok güzel bir gezi yazısı olmuş, teşekkürler:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh, çok gururlandım. Umarım bu makale müzeye tatil yapmayı sevenler için bir kaynaktır Görüşleriniz ve dualarınız için teşekkür ederiz. Saygılarımızla.

      Delete
  78. wahh murah kali ya tiket masuknya cuma rp3000? pemutaran film dan penanda buku juga gratis.. bagus amat... Gw udah lama rasanya gak ke museum, terakhir kalinya sewaktu gw liburan ke Melaka (Malaysia) sebelum pandemi. Banyak sekali museum-museum di sana.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau gitu lokasi museum ini silahkan dicantumkan di booked list, kak :).
      Wah, pasti keren juga ya museum di Melaka.

      Delete
  79. ...this looks like a museum that I would love to visit, thanks for taking me along.

    ReplyDelete
    Replies
    1. I wish you a wish to come to this museum, Tom. Your welcome :)

      Delete
  80. Danke sehr nett =)

    Toller Bericht, klingt nach einem super Tag. Ich gehe auch gerne hin und wieder mal in ein Museum, haben in Deutschland ja auch einige Tolle.
    Ich wünsche dir ebenfalls einen schönen Tag. Liebe Grüße

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gern geschehen, Yasmina. Hoffentlich werden Sie eines Tages erfreut sein, die bestehenden Museen in Deutschland zu überprüfen, ich würde gerne ihre Schönheit sehen. Grüße

      Delete
  81. Oh this museum looks great. And very informative. Reminds me a bit of the Museum of Natural History here in NY. I have not been there in years. Glad you are able to get out.

    Allie of
    www.allienyc.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. I pray that someday you can come again to the Museum of Natural History in NY and then to review it. Greetings.

      Delete
  82. Very interesting museum! Thank you for sharing your photos:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Your welcome, Mamelkowo :). I'm glad you have visited here.

      Delete
  83. Beatifull photos! thanks for sharing!

    ReplyDelete
  84. Keren mas.. pokoke apik tenan wis. Sukses selalu yo mas Himawan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Marurnuwun, mas. Blog kamu juga keren. Kudoakan juga sukses yo.

      Delete
  85. Hello Himawan,
    A fantastic museum with wonderful exhibits, nice pictures ;)
    Thanks for sharing!

    Los Libros de Mava (Marianna 2.0) ☆

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hello also Mava . Thank you very much for all your appreciation. Greetings of friendship between countries.

      Delete
  86. hola
    no me importaria nada visitar ese museo... me apunto todo para cuando podamos volver a viajar
    Saludosssssssssssssss

    ReplyDelete
  87. Zwiedzasz bardzo fajne miejsca. Piękne fotografie! :)

    ReplyDelete
  88. This blog with all Photos was very interesting to read.

    ReplyDelete
  89. Seems a very interesting place. Thanks for the discovering.

    ReplyDelete
  90. Wow that museum is really great!! Thanks for sharing it!!
    xoxo

    marisasclosetblog.com

    ReplyDelete
  91. Gracias por tu visita utópica, bonitas fotos e interesante todo lo que cuentas.

    Abrazote utópico.-

    ReplyDelete
  92. Indah bangunan museumnya.....isinya juga menarik.
    Mantap

    ReplyDelete
  93. Que maravilhoso lugares, não conhecia!
    Ótimas fotos!
    Beijos.
    https://vinteedoisdemaio.blogspot.com/

    ReplyDelete
  94. As usual, penjelasan dari mas Himawan selalu rinci dan panjang. Jadi sedikit banyak tau mengenai cerita klasik Pulau Jawa. Hehehehe 😆 by the way, saya sebenarnya paling takut masuk ke museum yang seram, mas. Apalagi kadang suka ada bau-bauan yang dipasang. Terus itu foto yang kata mas peti batu, mas lihat ada tengkoraknya? 😱

    Ohya bicara soal sejarah Bali dan Jawa, dulu saya pernah dikasih tau sama kenalan orang Bali asli kalau orang Bali itu awalnya orang Jawa. Cuma mereka 'terusir' ke Bali saat era agama islam sedang gencar-gencarnya disebar di Pulau Jawa, dan banyak yang meminta sesepuh mereka (yang pada masa itu masih stay di Jawa) untuk pindah ke islam. Nah, para sesepuh yang nggak mau ganti ke islam dan tetap ingin memeluk hindu akhirnya diusir ke luar dari Pulau Jawa. Which is membuat mereka mendarat di Bali, mas. Begitu sih kenalan saya bilang ~

    Mungkin one day saat mas Himawan mampir ke museum lain dan ada sejarah soal ini bisa dibahas 😍 saya akan sangat menantikannya. Selalu syuka belajar sejarah dari tulisan mas Himawan soalnya 🙈

    ReplyDelete
  95. Greetings from Idaho. Lovely photos.

    ReplyDelete
  96. souvenir berupa pembatas buku menurutku sangat menarik. Apalagi pembatas bukunya juga bercerita tentang museum sonobudoyo. Jadi ga sekadar datang, belajar, tapi juga mendapatkan kenang-kenangan. Kayaknya ide pembatas buku ini perlu ditiru oleh tempat wisata lainnya. Setelah selesai kunjungan, pengunjung juga mendapatkan kenang-kenangan dari tempat yang dikunjunginya.

    Beberapa kali ke jogja, beberapa kali lewat depan museum sonobudoyo. Tapi belum pernah berkunjung ke sana...huufft :|

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Intip Begini Instagenicnya Warung Layar Sentuh 2.0 Magelang

Ketika awal pertamakali dibuka pada 31 Desember 2020 silam, nama Warung Layar Sentuh 2.0 saat itu mendadak hits ramai dibicarakan oleh banyak kalangan dan para milenials kawula muda sebagai pilihan baru lokasi nongki  [nongkrong kekinian] yang ada di Magelang. Bukan saja karena namanya terkesan unik, layar sentuh dan namanya terkesan sedikit berbeda dengan nama-nama kafe lain pada umumnya karena adanya penambahan bilangan angka 2.0 dibelakangnya, tetapi kafe, tepatnya Warung Layar Sentuh ini berkonsep bersantap hidangan berada di tengah hamparan perkebunan ladang tebu dan persawahan bernuansa alam pedesaan dikitari oleh indahnya pemandangan gunung yang mengelilinginya.  Area luasnya terbagi dua pilihan  indoor  dan  outdoor  berdinding kaca tempat makan Warung Layar Sentuh 2.0 yang buka setiap harinya mulai dari jam 07. 00 pagi hingga mendekati tengah malam jam 23. 00 tersebut dilengkapi dengan dekorasi cantik dan penataan ruang bergaya vintage  dan bohemian  yang tampak instagenic ,

Pengalaman Mistis di Mata Air Tuk Umbul Windusari

Boleh percaya atau tidak, ada pengalaman mistis aku temui saat berada di lokasi mata air Tuk Umbul Windusari, tapi ini aku kembalikan ke pembaca untuk mempercayainya atau tidak ceritaku.  Dan yang pasti tujuanku menceritakan pengalaman gaib yang kutemui di Tuk Umbul Windusari bukan bertujuan untuk mencari sensasi, sama sekali tidak ada maksud dan tujuan demikian.  Tujuanku untuk sekedar mengingatkan ke pembaca, dimanapun lokasi yang kita kunjungi sewajibnya memberikan salam dan permisi terlebih dahulu kepada penghuni dari dimensi lain sebelum memasuki lokasi. Demikian juga seperti yang telah kulakukan saat aku tiba di Tuk Umbul. Kata salam dan permisi cukup kuucapkan di dalam hati.  Nama Tuk Umbul dari bahasa Jawa, Tuk : mata air  dan Umbul  : dari kata mumbul, menyembul atau memancar keluar. Cerita bermula saat aku  melangkah mendekat ke letak mata air Tuk Umbul  tiba-tiba kepekaan bawaan indra keenamku memberikan signal  jika lokasi ini ada 'penunggunya'.  Aroma wangi semerb

Kampung Ulam Ngrajek - Tempat Makan Bernuansa Etnik Jawa

Kalian bingung memilih tempat makan selepas jalan - jalan mengelilingi kawasan wisata candi Borobudur, atau juga bingung menentukan tempat makan berkonsep tematik buat dijadikan lokasi ngumpul asyik bareng teman - teman, dan juga tentu saja lokasinya keren untuk fefotoan ?.  Kampung Ulam Ngrajek tempat makan dengan suasana tradional Jawa Tengah yang unik dan artsy  yang kudatangi ini mungkin nantinya bisa juga jadi rekomendasi tujuan liburan untuk kalian.  Mengusung tema tradisional dan artistik, Kampung Ulam Ngrajek dengan luas areanya terdiri dari tiga bangunan Limasan berukuran besar berhiaskan beberapa lampu gantung antik terlihat mewah, dan terdapat tiga bangunan Joglo rumah tradional Jawa tempo dulu yang mengingatkanku tentang suasana pedesaan tempat rumah nenek buyutku dulu tinggal.  Terletak berada di tepi jalan dan dikitari oleh hamparan lahan persawahan, udara disana tetap terasa sejuk meskipun keseluruhan ruang Limasan dan Joglo di Kampung Ulam Ngrajek tidak ber-AC karena se