Candi namanya, tetapi bukanlah candi.
Kegunaan bangunannya bukanlah sebagai suatu lokasi bangunan sakral yang dulu pernah digunakan dan sampai sekarang dipergunakan sebagai tempat ritual keagamaan seperti pada umumnya bangunan situs bangunan peninggalan candi - candi purbakala, candi Hindu dan Buddha.
Tetapi bangunan ini benar dinamakan candi.
Candi Donotirto namanya.
Bangunannya masuk ke dalam bangunan cagar budaya pula.
Masih bingung ?.
Candi bukan candi, terus apa ?.
Ha ha ha ..., tenaaang cuy.
Akupun awalnya juga bingung, kok.
Sama seperti kamu 😆.
Awal mulanya aku menemukan lokasi candi Donotirto di Jalan Jogonegaran yang berada di pusat kota Yogyakarta ini tanpa sengaja.
Candi Donotirto lokasi tepatnya berada di dekat pasar Pathok sentra penjualan bakpia khas Yogyakarta.
Dan letaknya tak begitu jauh dari Malioboro.
Cerita penemuanku lokasi candi Donotirto bermula dari niatanku menepikan kendaraanku di depan halaman parkir di pinggir jalan untuk beristirahat sejenak dan makan siang di warung makan setelah muter - muter cuci mata refreshing otak keliling kota.
Selain untuk mampir makan juga eheum ..., numpang menunaikan panggilan alam alias pipis di toilet warung makan.
Setelah menyelesaikan makan siangku, barulah aku pamit permisi ke pemilik warung numpang ke belakang [sebutan halus di Jawa numpang pipis disebutnya ke belakang 😁].
Lah wong, kalau numpang setor urine duluan sebelum makan, kok ngga enak rasanya. pakeweuh gitu.
"Pak, numpang ke belakang boleh ?", tanyaku.
"Maaf, mas. Warung saya ngga ada toiletnya. Mas kesana saja", jawab si bapak sambil tangannya menunjuk ke seberang jalan ke sebuah dinding bangunan setinggi sekitar 1 meter yang di cat berwarna hitam legam berpadu warna cokelat, letaknya persis tepat berada di depan halaman parkir tempat tadi aku memarkirkan kendaraanku berdampingan dengan kendaraan lain dan sederetan becak parkir.
Jawaban si pemilik warung cukup membingungkan aku saat itu.
"Kesana, pak ?.
Lah itu tempat apa, pak ?.
Toilet umumkah ?", tanyaku penasaran.
"Iya. Itu toilet umum, mas.
Candi Donotirto namanya", jawab si bapak dengan ramah yang juga sekaligus tampak kaget melihat reflek perubahan wajahku melongo terkejut sekaligus keheranan.
Candi toilet ?, maksudnya candi yang fungsinya diubah jadi toilet umumkah atau ..., apaan sih kok baru kali ini aku denger ada candi difungsikan buat buang hajat ..., begitu gumamku di dalam hati.
Aaakkh tapi sudahlah ..., daripada keheranan sendiri juga lama - lama nahan pipis dari tadi malah keburu ngompol di celana malah repot, ha ha ha ... , aku segera menyeberangi jalan kembali dan cerita keseruan dimulai dari sini ... .
Tulisan keseruan sengaja kutulis miring ya, sodara - sodaraah ..., karena ya gitu, deeh ... .
Yuuk lanjut ceritanya.
Dilihat dari tepi jalan, bangunan 'candi' Donotirto ini sama sekali tidak berbentuk seperti bentuk bangunan candi - candi pada umumnya yang terdapat di Jawa Tengah dan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Satu - satunya ciri bangunan merupakan bangunan peninggalan kuno berupa beberapa susunan bagian atap yang menumpuk, itu pun jika diperhatikan berupa bentuk atap seperti bangunan di era jaman Mataram Islam.
Dari ketinggian depan tembok hitam cokelat yang ditunjuk oleh si bapak pemilik warung, samar - samar dari bagian atas bangunan ini terdengar gemericik saluran air yang mengalir tumpah, aku berusaha melongok ke bawah yang bagian atas bangunannya tanpa adanya atap dan benar itu adalah ruangan toilet.
Hanya tampak aliran air yang mengalir di sudut dinding, tak terlihat seorang pun tapi terdengar beberapa suara orang berbincang berada di sana.
Aku menuruni undakan anak tangga di sebelah barat yang berada di samping bangunan candi.
Satu undakan anak tangga lainnya berada di sebelah timur.
Kedua undakan anak tangga tersebut bertemu di depan halaman Balai Rukun Warga Kemetiran Kidul.
Dan di depan bangunan Balai Rukun Warga inilah pintu masuk ke candi Donotirto berada.
Melalui petunjuk coretan tulisan yang ada di dua dinding pintu masuk, ruangan candi Donotirto dibagi dua ruangan terpisah kegunaanya.
Area barat diperuntukkan untuk kaum pria dan untuk kaum wanita menempati sebelah timur.
Oh, iya plat nama Candi Donotirto yang merupakan catatan bangunan cagar budaya Indonesia dibangun pada tahun 1930 tertempel di dinding pintu masuk yang berada di tengah batas area kegunaan untuk pria dan wanita.
Kumasuki area Candi Donotirto bagian barat sambil menahan pipis dari tadi daaan ... huwaaah ..., ternyata bagian ruangan candi yang dialiri air dari beberapa pancuran terbuat tatahan batu itu terdapat beberapa pria sedang mandi dan mencuci pakaian sambil berbincang tanpa sehelai benang pun menempel di tubuh mereka.
Mereka tampaknya sudah terbiasa dengan orang asing masuk ke toilet, tak terlihat canggung menyapa dan sekedar mengganggukkan kepala, sementara aku sempat kikuk menuntaskan 'panggilan alam' dan menemukan pemandangan layaknya pemandangan pemandian Onsen di Jepang yang memang menerapkan mandi tanpa busana secara bersama.
Rupanya candi Donotirto merupakan pemandian umum.
Aliran airnya bersumber dari salah satu mata air di Kali Winongo yang terpisah jauh dari lokasi candi Donotirto.
Sambil menunggu waktu ruangan pemandian sudah tidak dipergunakan orang dan akan kupotret areanya, aku duduk menunggu di luar halaman Balai Rukun Warga sambil berbincang dengan seorang bapak cukup lanjut usia yang ternyata penjaga kebersihan area candi Donotirto.
Dari beliau kuketahui sejarah candi Donotirto yang dibangun sejak pemerintahan kolonial Belanda, kegunaannya sebagai sarana mandi dan mencuci kaum pribumi pada masa penjajahan.
Sedangkan asal - usul pemberian namanya menggunakan istilah candi, sampai saat ini belum diketahui dengan pasti apa dibalik alasannya.
Sekarang kegunaan bangunan pemandian umum candi Donotirto milik Keraton Yogyakarta ini diserahkan pengelolaan areanya ke warga Kemetiran dan sumber penghasilan pengelolaan kebersihan areanya berasal dari kotak uluran tangan sukarela setiap orang yang menggunakannya.
Makanya suatu hari nanti saat kalian mampir dan ikut menggunakan sarana Candi Dinotirto, jangan pelit berbagi sumbangan sukarela untuk pengelolaan kebersihan area, ya.
Candi Donotirto kesehariannya dipergunakan untuk sarana mandi dan kegiatan cuci mencuci para warga, para tukang becak dan pengunjung siapapun dan dari kota manapun yang memerlukan kegunaannya dipersilahkan.
Setelah kupastikan area pemandian tidak ada yang menggunakan, aku memotret area dan kuperhatikan terdapat 4 pancuran air di ruangan area pemandian yang lebih rendah dan 3 pancuran air berada di area yang dibangun lebih sedikit tinggi dari area bawah.
Kesemua aliran pancuran tanpa adanya pembatas sekat.
Sementara area untuk wanita, aku tidak tau dengan pasti berapa jumlah pancuran air di dalam area pemandiannya karena selain lupa kutanyakan ke bapak penjaga kebersihan juga mana aku ... , beraniiii ..., mengintip area mandi mereka.
Bisa - bisa aku ditimpuk rame - rame, wwwwkk 😅!.
Lokasi:
Candi Donotirto
Jalan Jogonegaran, Pringgokusuman, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta.
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegunaan bangunannya bukanlah sebagai suatu lokasi bangunan sakral yang dulu pernah digunakan dan sampai sekarang dipergunakan sebagai tempat ritual keagamaan seperti pada umumnya bangunan situs bangunan peninggalan candi - candi purbakala, candi Hindu dan Buddha.
Tetapi bangunan ini benar dinamakan candi.
Candi Donotirto namanya.
Bangunannya masuk ke dalam bangunan cagar budaya pula.
Masih bingung ?.
Candi bukan candi, terus apa ?.
Ha ha ha ..., tenaaang cuy.
Akupun awalnya juga bingung, kok.
Sama seperti kamu 😆.
Awal mulanya aku menemukan lokasi candi Donotirto di Jalan Jogonegaran yang berada di pusat kota Yogyakarta ini tanpa sengaja.
Candi Donotirto lokasi tepatnya berada di dekat pasar Pathok sentra penjualan bakpia khas Yogyakarta.
Dan letaknya tak begitu jauh dari Malioboro.
Cerita penemuanku lokasi candi Donotirto bermula dari niatanku menepikan kendaraanku di depan halaman parkir di pinggir jalan untuk beristirahat sejenak dan makan siang di warung makan setelah muter - muter cuci mata refreshing otak keliling kota.
Selain untuk mampir makan juga eheum ..., numpang menunaikan panggilan alam alias pipis di toilet warung makan.
Setelah menyelesaikan makan siangku, barulah aku pamit permisi ke pemilik warung numpang ke belakang [sebutan halus di Jawa numpang pipis disebutnya ke belakang 😁].
Lah wong, kalau numpang setor urine duluan sebelum makan, kok ngga enak rasanya. pakeweuh gitu.
"Pak, numpang ke belakang boleh ?", tanyaku.
"Maaf, mas. Warung saya ngga ada toiletnya. Mas kesana saja", jawab si bapak sambil tangannya menunjuk ke seberang jalan ke sebuah dinding bangunan setinggi sekitar 1 meter yang di cat berwarna hitam legam berpadu warna cokelat, letaknya persis tepat berada di depan halaman parkir tempat tadi aku memarkirkan kendaraanku berdampingan dengan kendaraan lain dan sederetan becak parkir.
Jawaban si pemilik warung cukup membingungkan aku saat itu.
"Kesana, pak ?.
Lah itu tempat apa, pak ?.
Toilet umumkah ?", tanyaku penasaran.
"Iya. Itu toilet umum, mas.
Candi Donotirto namanya", jawab si bapak dengan ramah yang juga sekaligus tampak kaget melihat reflek perubahan wajahku melongo terkejut sekaligus keheranan.
Candi toilet ?, maksudnya candi yang fungsinya diubah jadi toilet umumkah atau ..., apaan sih kok baru kali ini aku denger ada candi difungsikan buat buang hajat ..., begitu gumamku di dalam hati.
Aaakkh tapi sudahlah ..., daripada keheranan sendiri juga lama - lama nahan pipis dari tadi malah keburu ngompol di celana malah repot, ha ha ha ... , aku segera menyeberangi jalan kembali dan cerita keseruan dimulai dari sini ... .
Tulisan keseruan sengaja kutulis miring ya, sodara - sodaraah ..., karena ya gitu, deeh ... .
Yuuk lanjut ceritanya.
Dilihat dari tepi jalan, bangunan 'candi' Donotirto ini sama sekali tidak berbentuk seperti bentuk bangunan candi - candi pada umumnya yang terdapat di Jawa Tengah dan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Satu - satunya ciri bangunan merupakan bangunan peninggalan kuno berupa beberapa susunan bagian atap yang menumpuk, itu pun jika diperhatikan berupa bentuk atap seperti bangunan di era jaman Mataram Islam.
Dari ketinggian depan tembok hitam cokelat yang ditunjuk oleh si bapak pemilik warung, samar - samar dari bagian atas bangunan ini terdengar gemericik saluran air yang mengalir tumpah, aku berusaha melongok ke bawah yang bagian atas bangunannya tanpa adanya atap dan benar itu adalah ruangan toilet.
Hanya tampak aliran air yang mengalir di sudut dinding, tak terlihat seorang pun tapi terdengar beberapa suara orang berbincang berada di sana.
Aku menuruni undakan anak tangga di sebelah barat yang berada di samping bangunan candi.
Satu undakan anak tangga lainnya berada di sebelah timur.
Kedua undakan anak tangga tersebut bertemu di depan halaman Balai Rukun Warga Kemetiran Kidul.
Dan di depan bangunan Balai Rukun Warga inilah pintu masuk ke candi Donotirto berada.
Melalui petunjuk coretan tulisan yang ada di dua dinding pintu masuk, ruangan candi Donotirto dibagi dua ruangan terpisah kegunaanya.
Area barat diperuntukkan untuk kaum pria dan untuk kaum wanita menempati sebelah timur.
Oh, iya plat nama Candi Donotirto yang merupakan catatan bangunan cagar budaya Indonesia dibangun pada tahun 1930 tertempel di dinding pintu masuk yang berada di tengah batas area kegunaan untuk pria dan wanita.
Kumasuki area Candi Donotirto bagian barat sambil menahan pipis dari tadi daaan ... huwaaah ..., ternyata bagian ruangan candi yang dialiri air dari beberapa pancuran terbuat tatahan batu itu terdapat beberapa pria sedang mandi dan mencuci pakaian sambil berbincang tanpa sehelai benang pun menempel di tubuh mereka.
Mereka tampaknya sudah terbiasa dengan orang asing masuk ke toilet, tak terlihat canggung menyapa dan sekedar mengganggukkan kepala, sementara aku sempat kikuk menuntaskan 'panggilan alam' dan menemukan pemandangan layaknya pemandangan pemandian Onsen di Jepang yang memang menerapkan mandi tanpa busana secara bersama.
Rupanya candi Donotirto merupakan pemandian umum.
Aliran airnya bersumber dari salah satu mata air di Kali Winongo yang terpisah jauh dari lokasi candi Donotirto.
Sambil menunggu waktu ruangan pemandian sudah tidak dipergunakan orang dan akan kupotret areanya, aku duduk menunggu di luar halaman Balai Rukun Warga sambil berbincang dengan seorang bapak cukup lanjut usia yang ternyata penjaga kebersihan area candi Donotirto.
Dari beliau kuketahui sejarah candi Donotirto yang dibangun sejak pemerintahan kolonial Belanda, kegunaannya sebagai sarana mandi dan mencuci kaum pribumi pada masa penjajahan.
Sedangkan asal - usul pemberian namanya menggunakan istilah candi, sampai saat ini belum diketahui dengan pasti apa dibalik alasannya.
Sekarang kegunaan bangunan pemandian umum candi Donotirto milik Keraton Yogyakarta ini diserahkan pengelolaan areanya ke warga Kemetiran dan sumber penghasilan pengelolaan kebersihan areanya berasal dari kotak uluran tangan sukarela setiap orang yang menggunakannya.
Makanya suatu hari nanti saat kalian mampir dan ikut menggunakan sarana Candi Dinotirto, jangan pelit berbagi sumbangan sukarela untuk pengelolaan kebersihan area, ya.
Candi Donotirto kesehariannya dipergunakan untuk sarana mandi dan kegiatan cuci mencuci para warga, para tukang becak dan pengunjung siapapun dan dari kota manapun yang memerlukan kegunaannya dipersilahkan.
Setelah kupastikan area pemandian tidak ada yang menggunakan, aku memotret area dan kuperhatikan terdapat 4 pancuran air di ruangan area pemandian yang lebih rendah dan 3 pancuran air berada di area yang dibangun lebih sedikit tinggi dari area bawah.
Kesemua aliran pancuran tanpa adanya pembatas sekat.
Sementara area untuk wanita, aku tidak tau dengan pasti berapa jumlah pancuran air di dalam area pemandiannya karena selain lupa kutanyakan ke bapak penjaga kebersihan juga mana aku ... , beraniiii ..., mengintip area mandi mereka.
Bisa - bisa aku ditimpuk rame - rame, wwwwkk 😅!.
Lokasi:
Candi Donotirto
Jalan Jogonegaran, Pringgokusuman, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta.
Daerah Istimewa Yogyakarta.
sambil menyelam minum air mas, awalnya mau numpang buang air kecil eh malah nemu tempat oke yang bisa jadi bahan postingan, mantab betul :D
ReplyDeleteEh, iya. Nemu pemandangan seger pula.., air maksudnya seger wwkk :D
DeletePaling pemandangan nganu yang bikin seger.🤣
Deletepemandangan seger itu pas siang-siang panas banget terus lihat es buah campur, tapi gak ada duit buat beli :D
DeleteTenang mas khanif, kan bisa ngutang. Yang penting tanggal satu tetap bayar.😄
Deletehahaha pusing mas kalo bayar utangnya nanti, kan pengangguran sukses, tanggal satu tetep dompet tipis :D
DeleteI thought name of Donotirto Temple was a temple but how come the building are different? and apparently ...
ReplyDeleteoh my god! is that a public toilet?
Can I laugh or not?🙏😀
and Oh my gosh ..😱 in the men's room toilet there are people who take a bath and wash without any strings?
so they really are naked? wkwkwk😂🤣
It feels like a public bath onsen in Japan . How about the sensation there.?
Are you curious to see what is there 😉? Please note the location. The sensation I was excited because the clumsy also worried about being mistaken for seeing them 😃
Deleteyes I am curious about this Donotirto temple
DeleteOkay fine I'll note this location.
This restroom is also unique place.
I also might be awkward at this location because I have never seen a restroom like the onsen.
Maybe I will close my eyes when I see them in the restroom😀
Why does it even squeeze your eyes 😱? You'll be able to fall later wwkk 😅.
DeleteJesteś znakomitym przewodnikiem po ciekawych, zupełnie dla nas nieznanych miejscach. Dziękujemy za tę fantastyczną podróż i pozdrawiamy:)
ReplyDeleteDziękuję bardzo za wszystkie podziękowania. Cieszę się, że zaprosiłem Cię do obejrzenia piękna tego regionu w moim kraju. Z poważaniem :)
DeleteBardzo interesujące miejsce, ciekawa ta toaleta 😊
ReplyDeleteTempat yang sangat menarik dan cukup misterius.
ReplyDeleteBetul. Lokasi ini cukup sarat sejarah dalam masa penjajahan.
DeleteHello! Such a nice place to visit and interesting indeed!
ReplyDeleteWonderful pictures! Enjoy your day!
Dimi...
Thank you for your appreciation, Dimi. Have a nice week :)
DeleteNo PIC Hoax hehehe mana kok gak kelihatan pas pipisnya, becanda, eh itu airnya jernih sekali ya mas ngalir terus
ReplyDeleteHahah, haduh sempet kaget baca komentarnya :D!.
DeleteIya, airnya jernih juga seger kak.
wkkekwk ya minta maaf, padahal di tengah kota ya bagus itu
DeleteOh, that looks cool. 🙂 Boy, you travel a lot!
ReplyDeleteIf one day you are in Yogyakarta, please stop by this location 😉. Thank you for your comment, friend.
Delete"a temple that is not a temple" - no wonder you were confused 😁
ReplyDeletebest regards
Yes , at first I was confused 😁.
DeleteBest regards also, Lili.
yes.. akhirnya mas Hima posting candi lg. Keren keren.
ReplyDelete~Bang Day
Terimakasih, bang Day.
DeleteNamanya doang yang Candi bang Day, Candi yang ini bukan yang dimaksud Candi.
DeleteAh, paling mas Himawan juga lihat tempat cuci wanita juga. Penasaran dong apakah disana juga menerapkan pemandangan pemandian Onsen seperti di Jepang.😁
ReplyDeleteTapi memang unik ya, candi donotirto ternyata tempat nyuci, pemandian umum sekaligus tempat pipis.🤣
Wwkk, suer nggaa.. takut dikeroyok dong sayaa 😆
DeleteVery interesting place!) Thank you for a little tour, have a nice day!)) https://beautypumma.blogspot.com/
ReplyDeleteThank you for your appreciation. Have a nice week! :)
DeleteIs that some kind of healing water?
ReplyDeleteNo, Dezmond. The use of this water is just ordinary water for bathing facilities. Not healing water.
DeleteCiekawe :) miła wyprawa
ReplyDeleteDziękuję za uznanie :)
DeleteHola , perdona pero me da una rabia porque no puedo pasar el texto a español si lo hago a la entrada cuando abro la entrada vuelve al idioma original ainssssss ..pero bueno al menos laas iamgenes las veo ajjaja. Un fuerte abrazo , espero que me entiendas.
ReplyDeleteUna vez más, perdona al traductor de idiomas que no está trabajando de manera efectiva. Por suerte mi foto te entretuvo :)
DeleteBom dia meu querido e grande amigo. Parabéns pelo seu trabalho, cada dia fico mais orgulhoso em ter a sua amizade.
ReplyDeleteBom dia, meu amigo de bom coração, obrigado por tudo. Cuide-se lá, Luiz.
DeleteNon conosco la tua lingua, quindi osservo le tue belle ed interessanti foto e ti auguro una buona domenica.
ReplyDeleteSiamo spiacenti, il traduttore di lingua non è abbastanza comodo. Grazie per l'apprezzamento delle mie foto.
DeleteI enjoyed seeing your part of the world. Great photos! Very enjoyable, thank you :)
ReplyDeleteBig thanks for all, Denisein. Greetings :)
DeleteWah aku baru tahu nih kalau di Jogja ada Candi Donotirto, soalnya kayak jarang banget diposting di sosmed sama orang2, next kalau ke Jogja mau mampir sini ah.
ReplyDeleteSiip, silahkan di noted lokasinya, mas Klimis ;). Numpang mandi juga boleh hehehe.
DeleteVeo las imágenes, pero no te puedo comentar como quisiera, debido a que no me deja traducir. Es una lástima no poder entender lo que has publicado.
ReplyDeleteAbrazos
Para ser honesto, también estoy confundido sobre por qué los traductores de idiomas no son efectivos. No entiendo cómo solucionarlo. Por favor perdoname. Abrazos
Deletekiranya tempat ini tidak terjaga lah. begitu ya?
ReplyDeleteOh, bukan seperti itu, kak. Tempat ini cukup terjaga rapi kok.
Delete
ReplyDeleteTidak ada yang mengejutkan saya mengenai perbedaan keanehan dan budaya manusia. Betapa banyak yang perlu diketahui dan dikagumi budaya Anda, teman Himawan, untungnya saya menyadari ulasan yang luar biasa ini ditulis dengan sangat baik ...
Pelukan besar !!
Pelukan besar kembali, Carlos.
DeleteSaya terharu anda dapat menerjemahkan bahasa dan menulis komentar menggunakan bahasa negara saya dengan sangat baik.
Terimakasih banyak, Carlos.
Unbelievable. :)
ReplyDeleteSurprise for me to reading your comment :)
DeleteSaya tidak tahu apa-apa tentang kuil atau pemandian Indonesia!
ReplyDeleteUntuk itu saya mencoba mengenalkan apa yang anda di Indonesia, friend.
DeleteThere is an English phrase which says that 'cleanliness is next to godliness' Perhaps they had this 'tempte' in mind.
ReplyDeleteWhat an excellent find - and post. Thank you.
That's right what you say that cleanliness is part of faith. Thank you very much for interpreting it well,friend.
DeleteSo interesting post dear
ReplyDeleteThank you so much dear Saruski.
Deletejadi kesimpulannya, Nama bukan sebuah jaminan dan kesesuaian dengan kenyataannya ya mang, lah itu nama Candi Donotirto ternyata bukanlah sebuah candi.
ReplyDeletekalau Himawansant....nama orang bukan yah?
Hahaha .. kalo namakl HimawanSant nama dinosaurus, eh# salah .. nama orang , maas ..
DeleteAku kan orang-orangan sawah, wwkk :D
What a great story that came from just needing to pee.
ReplyDeleteHehehe .. stems from the urge to urinate I found the location and history of this "temple" and tell it here 😁
DeleteDziękuję za twoją opinię, Agnieszka.
ReplyDeleteGenial articulo te mando un beso
ReplyDeleteGracias Alexander. Saludos beso de nuevo :)
DeleteThe temple looks interesting to visit. (I cannot find a translation button, so I am guessing, based on your pictures.)
ReplyDeleteEstá certo, Sallie. Desculpe pela inconveniência. O botão do tradutor está no canto superior esquerdo. Saudações.
DeleteGreat sightseeing places!
ReplyDeletedreamerworldfototravel.blogspot.com
Nice to introduce the location to you, Marzycielka :)
DeleteNice Post Reportage. In which language is written your blog, i don't know it, and i am unable to read . . . . without trnslate, Have a nice week
ReplyDeleteThank you for your visit & appreciation, Arwen. Have a nice week also.
DeleteHello my friend Himawan, than kyou so much for sharing us this beautiful place! Reminds me of Puri Tirta Empul in Bali :)
ReplyDeleteHello also, Stevenson. Your opinion is true in the form of water fountain similar to the shower in Tirta Empul Bali.
DeleteSaya yang menghabiskan beberapa tahun kuliah di Jogja malah tak pernah tahu candi ini. Mungkin ini seperti pemandian umum untuk rakyat jelata, yang nampaknya memang banyak ada di zaman dulu.
ReplyDeleteOh, mas Agung dulu kuliahnya di Jogja tow ..,
DeleteMaklum mas aku hobinya blusukan keluyuran ngubek lokasi jadi tau tempat ini :D
Parece un lugar interesante.
ReplyDeleteSaludos.
Si es cierto. Si en el futuro estás en Yogyakarta, visita esta ubicación. Saludos.
DeleteAku bener2 baru tahu di Jogja ada candi Donotirto. Menerik sekali ya...
ReplyDeleteDapet referensi baru buat traveling ke Jogja [klo dah berakhir nih korona hehe]. Salam kenal y mas Himawan Sant..
Halo, salam kenal kembali kak. Silahkan dicatat lokasinya :)
DeleteHello, it is an interesting temple, or a public bathing area. Thanks for the tour and your photos are great! Enjoy your day, have a happy new week!
ReplyDeleteBig thanks for all, Eileen. Have a nice week :)!
DeleteIzin mampir dan follow blog barunya Mas Himawan ^^
ReplyDeleteCandi ini dekat sekali dengan pemukiman ya Mas.
Agak aneh gitu jadinya liat candi kecampur atap rumah orang
Hehehe bukan candi beneran sih ini, Aul :).
DeleteSiap mampir ke Aul & followback 🙂
Keep Posting Photos - Stay Strong
ReplyDeleteCheers
Thanks a lot for your support, friend. Stay strong also. Greetings :)
DeleteUn posto molto interessante.
ReplyDeleteBuon inizio settimana.
Congratulazioni per aver iniziato questa attività martedì, amico. Grazie per la vostra visita.
DeleteThank you so much for taking us on another wonderful tour! Unfortunately, my translator is having a glitch again, so I was unable to translate into English😕
ReplyDeleteHowever, I thoroughly enjoyed these stunning pictures. Accompanying you on your travels is one of my greatest pleasures...and is a true privilege.
Thank you so, so much!😊😊
Have a super day!
Hello dear Ygraine. I was surprised that not only on my blog, translators often experience ineffective functions. During this time I thought it only happened on my blog, apparently on your blog too. Hopefully Google is ready to improve the function of language translators soon.
DeleteThank you very much for your aesthetics regarding this post location, Ygraine. May we always be blessed and given happiness.
Have a supet day!
Namanya candi ternyata kamar mandi ya😂
ReplyDeleteKayaknya airnya seger banget tuh. Dari sumber air alami lagi.
Untung mas himawant nggak salah masuk ke tempat para wanita ya. Bisa ditimpuk sendal 1 toko...
Lumayan kalo sandal satu toko, bisa buat jualan sandal mbak.😁
Delete@ Astria & Agus :
DeleteWwkkk .. Gimana kalau kak Astria & mas Agus saling nyamar masuk ke 2 area berbeda ?
Candi Donotirto parece un lugar sagrado; saco esta conclusion por las imagenes; es que no pude traducir la pagina. Perdon
ReplyDeletePero me parece interesantes tu fotos.
Esta ubicación no es un lugar sagrado, sino un lugar de baño público. Disculpas por las molestias de los traductores de idiomas, que a veces no son efectivas.
Deletesetelah habis baca....aku masih bingung hahaha namanya candi tapi rupanya tempat pemandian awam aduhhh xD
ReplyDeletekalau bisa saya tanya, kak Himawan kerjanya apa ya? traveller gitu ya?
Hayuuk minum teh anget dolo biar ngga lagi bingung, wwkkk :D.
DeleteKerjaanku bukan fulltime traveller kok, kak .. belum jadi horang kayaaa soalnya hahaha
Eu não entendo sua língua e não tem tradutor.
ReplyDeleteObrigada pelo comentário e se gostou de meu blog, siga_me.
Donetzka
Obrigado por sua visita e fico feliz que as diferenças de idioma não sejam uma barreira. Vamos nos seguir.
DeleteYou were meant to stumble upon that place! The universe practically led to you to.
ReplyDeleteIt seems like that, Jax. As if I was required to go there to introduce the location of this cultural heritage building.
DeleteYou look Great.
ReplyDeleteGreetings.
NEW POST IN MY FASHION BLOG!! 😎http://www.adrianosle.com/2020/07/veranos-de-sup.html
Big thanks, Adrian 🙏.
DeleteGreetings.
Looks fun, I like the water feature :-D
ReplyDeleteIt seems that we both like playing water. Have a nice day, Ananka :)
DeleteCada vez mais apaixonado pelo seu belo país, amigo! Nestes tempos em que não podemos sair, aqui no Brasil, as suas fotos me trazem a sensação de liberdade! Obrigado, meu abraço; boa semana!
ReplyDeleteMuito obrigado digo, meu bom amigo. Fico feliz por poder entretê-lo mais ou menos, apresentando o que está no meu país. Oro para que a situação no Brasil melhore em breve e você possa trabalhar fora de casa. Um abraço da Indonésia para você, meu amigo.
Deletekayaknya waktu aku explore daerah malioboro seperti nggak asing dengan pagar sperti ini, aku kira bangunan biasa, ternyata ada candi candi dibaliknya
ReplyDeleteitu kayaknya cetek ya pemandiannya?
Bukan cuma cetek, tapi air dari pancurannya langsung kebuang ngalir ke saluran selokan tanpa ditampung, kak. Airnya kerasa seger loh :)
DeleteTerima kasih atas fakta menarik dari tempat yang jauh 🙋♀️
ReplyDeleteSemoga sukses ⛅
Terimakasih untuk doa darimu, Morgana 🙏.
DeleteKudoakan sukses juga buat anda, Amin 😇
Genial entrada.
ReplyDeleteSaludos desde Plegarias en la Noche.
Muchas gracias, Tiffany. Saludos desde mi lejos en Indonesia.
DeleteXD Best Regards from Portugal
ReplyDeleteObrigado, cumprimentos de volta de mim na Indonésia.
DeleteTadi waktu baca "waktu keseruan dimulai dari sini" aku sempat penasaran juga, Mas Him. Keseruan apakah yang mungkin terjadi di saat kita sedang pipis? 🤔 Ternyataaaaaa keseruannya adalah, nemu tempat unik. 😆
ReplyDeleteDari namanya aja gak nyangka kalau tempat itu adalah pemandian, mas. Dan gak nyangka juga kalau bisa ditemukan manusia telanjang bulat di pemandian itu 🙈. Maklum, di pemandian yang aku pernah kunjungi orang-orangnya masih menggunakan pakaian. Minimal masih pakai kaos oblong dan celana pendek lah istilahnya.🤭 Jadi kepo nih, kalau di pemandian yang perempuan apakah ada pemandangan serupa? 🙈
Hahaha aku ngga tau pasti gimana pemandangan pemandian area perempuan, kak 😄.
DeleteBeneran takut dikeroyok sama mereka 😅
Thank you so much, Pathy. Have a nice day.
ReplyDeleteMenarik juga yaa cuma karena pingin nganu ( pipis ) jadi tahu ada Candi Donotirto..😊😊
ReplyDeleteCandi bukan Candi...??? Nahlooo..Apa doongg!...Masa kamar mandi...😂😂😂
Oohh ternyata si Candi Donotirto itu memang candi....Tetapi ada pemandiannya juga yang bisa digunakan untuk umum...Heemm menarik juga mas, Dan saya juga baru tahu di kota Yogyakarta dekat Marioborro ada sejarah tentang Candi Donotirto, ditambah ada pemandian umum yang cukup menarik..😊😊
Ayo kang satria ke candi donotirto, nanti ada pemandangan segernya lho.🤣
DeleteItu mah tugas ente yang hobi nganu...😂😂😂😂
DeleteWakaka ntar mas Satria & mas Agus kesana wajib ngga boleh malu-malu buat ikut mandi polosan juga 😅
DeleteWaaduuuhhh!!! Bisa brabe gw Berduaan sama si Agus...😲🏃🏃🏃🏃🏃🏃
DeleteAku ki kalau mampir sini pasti selalu takjub dengan segala model tulisan mas him yang mengulas jogja berikut cagar budayanya yang semula ga pernah terlintas dalam pikiranku
ReplyDeleteKapan hari aja pas ngulas warungboto, njuk di yutub ada judul warungboto ku kelingane tulisan di sini hahahah
Kok yo iso ke-ide-an numpang pipis sekalian golek konten, keren mas him hahahha
Dan yak, yang kubayangkan pas ngliat grujugan itu emang kayak onsen di komik2 jepang itu yang kalau mandi campur en cuma ketutupan air panase tok sing kemebul ekekekke..
Eh beidewey eniwey baswey, tulisan untuk keseruan sik ditulis miring aku malah seneng mocone, jadi kesane tulisane santai, lucu, n menghibur ga kaku, jadi pembaca kek kita-kita bacane bisa sambil mesam-mesem ahhahaha
Huwaaa terkenyut, * eh terkejut hahaha baca komentar kak Embul sekaligus mringis hepi ra ngiro ramuan [jamu kali aakh] tulisanku tentang percandian dibilang apik 😁. Maturnuwun nggih kak Embul hehehe 🙏.
DeleteCandi yang bukan candi, pantas tidak terlihat tua seperti prambanan atau borobudur, ngecatnya terlalu bagus.
ReplyDeleteHehehe lagipula candi asli kan ngga ada yang dicat :)
DeleteOOps, untung ya tidak sampai pipis di celana :)
ReplyDeleteYah, benar bingit, candi yang bukan candi :)
Hahaha kalo saja, hmm .. pipis di celana berabe karena ngga bawa pakaian ganti :D.
DeleteInteresting place 😊!!!
ReplyDeleteI think so 😉
DeleteHola, no pude traducir a español el texto pero las fotos son maravillosas, cuentas fantásticas historias. Saludos amigo.
ReplyDeleteHola tambien Sandra. Por favor, comprenda porque los traductores de idiomas a veces experimentan interferencia. Muchas gracias por tu apreciación por mis fotos. Saludos de amistad.
Deletewhat a wonderful and incredible post!
ReplyDeleteI have never seen anything like this and this is the reason why I appreciate and like websphere in general and blog in particular.
Regards
Wow, what a huge appreciation I received from you. I am very grateful for that, friend. I feel happy to have introduced a little part of my country. Greetings of friendship from me to you.
DeleteHave a good days.
Mas Him, kalau ibarat baca cerpennya Mas Agus, ini plot twist ya, Mas. Hahahaha. Candi tapi malah berupa pemandian umum. Postingan plot twist jadinya :))
ReplyDeleteHahaha begitulah kak Pipit :D
Delete
ReplyDeleteApa cara menemukan kuil! jajaja (atau bagaimana Anda tertawa: ha ha ha).
Cerita yang bagus, teman saya. Pertemuan kasual hampir selalu merupakan hal yang paling mengejutkan kami karena hal-hal yang tidak terduga.
Saya tidak tahu banyak tentang sejarah negara Anda, saya tidak tahu bahwa mereka adalah koloni Belanda. Saya akan menyelidiki dan terus belajar dari posting Anda.
Memeluk
Saya senang sekali anda dapat menerjemahkan cerita pengalaman saya menemukan lokasi ini 😄. Terimakasih banyak kesediaan anda untuk terus belajar dan mengenal Indonesia dari blog saya, Frodo 🙏
DeleteBeautiful images Himawan.
ReplyDeleteThank you so much, Bob.
DeleteI really have enjoyed seeing photos of the places you go. Wish we had a translate button to learn more but it's really amazing. Enjoy your week! Happy travels!
ReplyDeletePreviously, I say many thanks for your appreciation. My blog is actually equipped with a language translator but for some reason sometimes it doesn't work effectively. Enjoy your weeks also.
DeleteThese are beautiful photos.
ReplyDeleteGreetings from the Netherlands
Thank you so much fot all. Greetings back from Indonesia.
DeleteHello Himawan,
ReplyDeleteVery impressive to see these historical places.
Nice story about the toilet. Not much privacy to do your thing.
Greetings, Marco
Hallo, Marco.
DeleteHeel waar als dit bad wordt gebruikt om te baden en anderen zonder de schaamte om het te gebruiken omdat het daar normaal is.
Greeting back.
Hola. Te comento las fotos, me hsn encantado los chorros de agua, dan sensación de tranquilidad. El traductor al español me funciona a veces y esta no es una de ellas. A ver si tu proxim entrada la puedo traducir. Tu blog es muy bonito y nos enseñas unos lugares muy hermosos. Una ventana abierta a un lejano mundo que graciss a ti podemos visitar. Un abrazo
ReplyDeleteHola Maria. Es bueno saber que también te gustan las actividades relacionadas con el agua. También a veces experimento interferencia con traductores de idiomas que no funcionan de manera efectiva, espero que luego pueda trabajar de manera óptima. Muchas gracias por tu apreciación, Maria. Un abrazo
DeleteOh, boy that does sound confusing! Glad you were able to find the spot to relieve yourself though. The bathing area is quite interesting. We do not have anything like that her in the US.
ReplyDeleteIf I remember that I laugh because I did not expect to find such a scene 😁. America is one of those countries that I want to know more about. Hopefully someday I can have a vacation to America.
DeleteEu achei no blog para traduzir para português, mas não traduziu. Como faço para ler em português? Você comenta com português perfeito no meu blog. Eu o sigo também.
ReplyDeleteObrigada pela visita e responde no meu blog às perguntas que fiz,ok?
Volte sempre
Beijos sabor carinho e linda semana
Donetzka
Olá meu novo amigo, Donetzka. Vou seguir o seu blog também. Por favor, perdoe o inconveniente, porque o tradutor de idiomas no meu blog que, às vezes, de alguma forma eu não entendo, não consegue traduzir o idioma de maneira eficaz. Eu irei imediatamente para o seu blog. Muito obrigado.
DeleteQue imagens maravilhosas.
ReplyDeleteBeijos.
http://vinteedoisdemaio.blogspot.com/
Obrigado, Gabriele. Beijos.
DeleteOlá, Himawan!
ReplyDeleteVocê está bem de saúde? E o Corona vírus na Indonésia?
Seus posts são muito completos e interessantes. Você é um homem divertido e bonito.
O seu país tem particularidades muito agradáveis. Gostei das fotos.
Abraços e dias felizes.
Olá, bom CEU. Graças a Deus eu sou saudável. Na Indonésia, a pandemia de coroa também aconteceu, mas tomei muito cuidado ao viajar e ainda fazer o protocolo de saúde. Abro a máscara apenas ao tirar fotos :).
DeleteMuito obrigado pela sua opinião sobre mim.
É uma honra ler seus comentários. Saudações de amizade de mim para você.
Abraços e dias felizes também.
Giríssimo Himanawan!
ReplyDeleteUm abraço viajante de Portugal!🌼😀🌼
Megy Maia🌈
Obrigada linda Megy 🙏.
DeleteSaudações abraço minha amizade na Indonésia por você em Portugal 🙂🌷
Ternyata sejak awal memang dibangun di zaman belanda dan difungsikan untuk pemandian umum, ya. Menarik!
ReplyDeleteBetul, kak. Sedari awal kegunaan bangunannya memang untuk pemandian umum.
DeleteSangat aneh untuk melihat dan memahami. Anda buang air kecil di sana dan air mengambilnya, kan? Ha Jika sudah sangat tua, tempat itu masuk akal.
ReplyDeleteSalam dari Argentina di mana kita berada di musim dingin dan tempat seperti ini tidak cocok untuk kita! Ha
Salam kembali untuk anda di Argentina dari Indonesia,JLO.
DeleteMandi seperti di lokasi seperti ini di musim dingin [salju] pasti membuat badan menggigil :)
You travel a lot ya Mas.. cemburu!
ReplyDeleteDo not be jealous, kak hahaa :D.
DeleteBerkat petujuk pemilik warung, yang ingin numpang ke belakang alias anu
ReplyDeleteEh jadi tahu candi donorto, plus pancuran pula
Saya sendiri justru belum tahu tempat nya lo
Ah lain waktu ingin kesana, biar bisa intip perempuan mandi :D
Wah kok mas DB bisa belum tau lokasi ini tow?, kan sampeyan asli Jogja ...
DeleteJangan ngintip perempuan :D!
This is so interesting. I like that bathing area. The water looks so refreshing hahaha
ReplyDeleteHahaha .. Of Course so refreshing aaand .. interesting :D
Deletetempat yang menarik nie...candi memang nama tempat cukup kalau Malaysia
ReplyDeleteSilahkan dinoted lokasinya, mr.Hanafi ;)
DeleteBardzo ciekawie piszesz, piękne zdjęcia .:)
ReplyDeleteDziękuję bardzo, Hamali. Pozdrowienia ode mnie :)
Deletecannot imagine mereka yg mandi & mencuci pakaian itu...what a view...hahaha...mungkin sudah biasa...yg melihat jadi malu sendiri...candi bukan candi..
ReplyDeleteenaknya bakpia Yogyakarta..
Hahaha penasaran ya, kak ?. Hayoo ngaku .. lol :D!.
DeleteYa, bikin kepala jadi pusing..culture shock..
Deletewah beruntung banget ya bisa nemuin tempat sebagus ini, bersejarah pula. aku pun suka dengan wisata candi mas,
ReplyDeleteToss kita samaan hehehe :)
DeleteHola, Himawan.
ReplyDeletePor ahora sigo disfrutando con tus fotos e intuyo los lugares que nos muestras. Ahora mismo el traductor de Google no está funcionando muy bien y no da acceso al texto. Te mando un gran saludo desde España en cualquier caso.
Olá amigo Miguel.
DeleteMais uma vez peço desculpas e também não entendo o que faz com que a função do tradutor de idiomas do Google não funcione efetivamente.
Muito obrigado por suas grandes saudações. Com a melhor amizade de mim.
I like your blog but is it possible to place a "Select Language" gadget to translate into the language we can easily understand on your blog? It is both funny and interesting how instead of looking for a toilet, you found a common bathing area. Have a good day.
ReplyDeleteI was confused somehow how to improve language translators to be effective. Please forgive for that. Hopefully this article will cheer you up. Have a good day also :)
DeleteVery interesting place 😊
ReplyDeleteKisses
I think so 🙂
DeleteKisses back
Amazing photos..
ReplyDeleteVOU ARRASAR BLOG
Thank you, friend :)
DeleteKalau dilihat bentuknya memang bangunan tua dan cocok disebut candi. Airnya kelihatan segar mas, dan biasanya ini sumber alami.
ReplyDeleteTetapi fungsi & bentuknya bukan seperti candi pada umumnya :). Masa tahun pendirian bangunannya juga terpisah jauh dengan masa candi purbakala
DeleteWadeh, udah jauh di bawah nih komennya ternyata.
ReplyDeleteLihat Candi yang satu ini jadi pengen mandi dan berendam, yah, candi yang ini emang beda, bikin tubuh enak bsa BAK dan BAB dan mandi....
And, indeed, a very unusual structure. I would never have guessed its purpose myself. Interesting story, thank you.
ReplyDeleteParagraf terakhirnya bikin penasaran lho mas Himawan, hahaha.
ReplyDelete-Fajarwalker.com
The water features and design of the building remind me very much of buildings and temples in Bali
ReplyDeleteMenarik tempat ini
ReplyDeleteWah nemu candi baru lagi nih, mas. Aku nobatkan sebagai The Master of Candi 😂 Udah banyak candi-candi yg dikunjungi, eh nemu satu lagi. Ya pasti banyak candi-candi lainnya. Wow.
ReplyDeleteJadi itu tempat cucinya, dulu orang-orangnya nyemplung ke situ ya, mas?
that interesting place
ReplyDeleteKisses
I set the translator English, but when I click on this post, the translator didn’t work at all. Nice photos, but without a translator, I have no idea about what you wrote. Thank you for your visit.
ReplyDeletewaw.. letak candinya langsung bersebelahan dengan perumahan masyarakat skitar ya itu mas?
ReplyDeleteTruly interesting architecture!
ReplyDeleteBlog de la Licorne * Instagram * We♥It
kirain bakalan memotret toiletnya nih mas himawan hwehehe. jadi ini bukan candi ya tapi namanya ada unsur candinya, sebuah pemandian umum yang tergolong situs ya mas. menarik sekali. kita taunya wisata/tempat itu yng gede-gede doang, yang terkenal. tapi dari blognya mas himawan, masih ada yang kurang populer tapi layak diperhatikan.
ReplyDeleteUnik candi dijadikan tempat mandi.
ReplyDelete