Suara alunan tabuhan gendhing klasik gamelan Jawa dari pertunjukan kesenian yang sedang berlangsung di bangsal Sri Manganti, salah satu bangsal yang berada di dalam kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, di hari itu terdengar samar - samar merdu mengalun bersamaan waktu kedatanganku tiba di pelataran keraton yang dinamakan Kamandungan.
Memasuki halaman pelataran Kamandungan dari area keraton selatan yang di areanya terdapat regol Brajanala, pintu gerbang pembatas pelataran satu dengan pelataran lainnya berwarna hijau tua yang hanya dibuka satu kali setahun dalam acara Grebeg Syawal, mesin kendaraan roda dua wajib dimatikan dan dituntun memasuki halamannya.
Sementara kendaraan roda dua tidak diperkenankan untuk diparkir di halaman Kamandungan yang terdapat beberapa pohon keben berusia tua dan berukuran besar.
Merupakan istana resmi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, keraton Yogyakarta yang beralamatkan di Jalan Rotowijayan Blok No.1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta hingga sekarang ini merupakan tempat tinggal Sultan dan rumah tangga istananya yang menjalankan tradisi Kasultanan dan tempat melestarikan kebudayaan Jawa, adalah obyek wisata budaya paling ternama di Yogyakarta.
Keistimewaan sejarah, budaya, kesenian dan arsitektur bangunannya yang menawan dan masuk sebagai World Heritage Cultural sebagai arsitektur istana Jawa terbaik, membuat Keraton Yogyakarta banyak dikunjungi oleh turis dari berbagai negara dan turis dari berbagai daerah di Indonesia.
Area wisata Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dibagi dua area antara Keraton lor dan Keraton kidul dengan gerbang pembatas regol Brajanala.
Kedatanganku kesekiankalinya di kompleks besar istana yang dirancang bangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I secara bertahap dan pembangunannya diselesaikan pada tahun 1928, kali ini didampingi ibu Nur, pemandu wisata dari Keraton untuk mengelilingi keseluruhan kompleks dan memasuki beberapa bangunan yang sebagian merupakan museum tempat menyimpan berbagai koleksi milik Kasultanan, diantaranya : berbagai penghargaan bintang tanda jasa dari beberapa negara untuk Sri Sultan Hamengku Buwana IX, berbagai benda pemberian dari raja - raja Eropa, seperangkat gamelan yang dikeramatkan, Kyai Guntur Madu dan Kyai Naga Wilaga, dan sejumlah koleksi bersejarah dan mewah lainnya.
Melalui penjelasan ibu Nur yang suaminya juga bertugas sebagai abdi dalem Keraton, sekali waktu kami berpapasan di dalam area dan kami saling menyapa ramah, aku mendapatkan penjelasan informasi nama - nama bangunan, nama pelataran dan masing - masing fungsinya yang terdapat di kompleks Keraton Yogyakarta.
Berikut kutuliskan penjelasan informasi percakapanku dengan ibu Nur.
Kisah sejarah pembangunan Keraton Yogyakarta adalah hal yang beliau ceritakan pertamakalinya.
Percakapan berlangsung sambil kami berjalan mengelilingi kompleks yang jika ditotal keseluruhan luas areanya mencapai sekitar 14 hektar.
Dan beberapakali kami berpapasan dengan para abdi dalem berbusana traditional Jawa.
Sejarah awal pembangunan kompleks Keraton Yogyakarta, erat kaitannya dengan Kerajaan Mataram yang berjaya pada tahun 1588.
Kerajaan besar ini memiliki pengaruh besar dalam melawan penjajah kolonial Belanda. Saat itu Belanda memecah belah mengadu domba persatuan Indonesia yang melahirkan Perjanjian Giyanti yang menjadikan dua wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram, Kasunanan Surakarta Hadiningrat dibawah kepemimpinan Susuhunan Paku Buwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Keraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755, beberapa bulan setelah penandatanganan Perjanjian Giyanti.
Kompleks Keraton dibangun secara bertahap dan pengerjaan pembangunannya selesai pada tahun 1928.
Dibangun dengan filosofi Jawa kuno kompleks bangunan megah Keraton Yogyakarta berada dalam segaris lurus dengan gunung Merapi
di bagian utara dan laut pantai selatan di bagian selatan.
Kisah sejarah ini diceritakan saat kami berada di depan regol Sri Manganti gapura berdinding tebal, berukuran tinggi dan halaman depannya dijaga patung dua raksasa, Cingkoro Bolo simbol kebaikan dan Bolo Upoto keburukan di sebelah kiri dan kanan.
Memasuki pelataran Sri Manganti, terdapat dua bangunan utama di sisi barat dan di sisi timur.
Bangsal Sri Manganti yang digunakan untuk pementasan kesenian budaya Keraton Yogyakarta, juga dipergunakan oleh Sultan untuk menjamu tamu.
Letaknya berada di sebelah barat.
Bangsal Trajumas di sebelah timur atau berseberangan letaknya digunakan untuk menyimpan benda - benda pusaka.
Selanjutnya kami memasuki regol Danapratapa dindingnya berhiaskan wajah sosok raksasa Jawa berkemampuan mengusir roh dan hal negatif, Kalamakara.
Sosok kepala Kalamakara mengingatkanku keberadaan reliefnya yang terdapat di atas pintu candi purbakala jaman Mataram Kuno, terpisah rentang waktu yang sangat jauh dengan masa Mataram Islam.
Regol Danapratapa merupakan gerbang pembatas dari area Sri Manganti ke area pusat kawasan Keraton yang dinamakan Kedhaton.
Di dalam area Kedhaton ini terdapat bangunan - bangunan utama, diantaranya : Bangsal Kencana yang dipergunakan untuk upacara - upacara penting. Salah satunya sebagai tempat pelantikan Presiden RI pertama Ir. Soekarno, dan terdapat bangunan Gedhong Prabayeksa yang dipergunakan untuk menyimpan pusaka - pusaka utama Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Masih berada di pelataran Kedhaton yang halamannya ditutup pasir hitam yang didatangkan dari pantai laut selatan, kami kemudian melanjutkan memasuki bangunan - bangunan lain, diantaranya :
🔸Museum Hamengku Buwono IX sebagai bentuk penghormatan besar atas jasa dan prestasi beliau yang besar untuk negara Indonesia.
🔸Museum keramik dan kristal mewah yang sebagian besar diantaranya koleksi dari Sri Sultan Hamengku Buwono VI, VII dan VIII.
🔸Museum batik memuat koleksi kain - kain batik yang dipergunakan Sultan dan keluarganya saat dinobatkan sebagai raja, jenis kain yang digunakan tingkatan prajurit Keraton atau Bregada.
Di ruangan ini tidak diperkenankan mengambil gambar.
🔸Museum koleksi pribadi Sri Sultan Hamengku Buwono IX saat beliau menimba ilmu di negara Amerika.
🔸Museum yang memuat replika perlengkapan emas murni 24 karat penobatan raja.
Didepan seperangkat peralatan replika penobatan ini, ibu Nur sempat berseloroh lucu, "Ini cuma replika semua, mas". Aslinya disimpan di kediaman Sultan. Kalau diletakkan disini bisa hilang, digondol orang ha ha ha ...".
Aku ikut terkekeh mendengar penjelasannya.
Dalam hati "Betul juga apa yang dikatakan ibu Nur".
Lagipula siapa, sih yang berani nekad mengambil benda - benda milik Keraton ?. Bisa - bisa kena tulah dari penguasa gaib laut pantai selatan, Nyai Roro Kidul yang memang punya perjanjian erat dengan Sri Sultan Hamengkubuwono I dan para Sultan selanjutnya hingga sekarang.
Diantara seperangkat perlengkapan penobatan raja yang menarik untuk diamati bentuknya, ada satu alat yang dinamakan Pengojokan.
Alat ini dipergunakan untuk Sultan membuang ludah setelah beliau mengucapkan ikrar atau sumpah.
Setelah mengamati dari dekat koleksi beberapa museum, kami melewati Regol Kamagangan yang menghubungkan pelataran Kedhaton ke area Kemagangan.
Area Kemagangan dipergunakan oleh para abdi dalem sebagai tempat untuk berlatih keterampilan, kegunaannya saat ini seringkali untuk pementasan wayang.
Di sebelah barat terdapat bangunan yang digunakan sebagai tempat pembuatan Gunungan untuk keperluan upacara Garebeg dan di sebelah timur terdapat tempat penjagaan para abdi dalem yang bertugas menjaga keamanan selama 24 jam.
Regol Gadhung regol berikutnya yang kami lewati menuju ke pelataran Kamandungan Kidul.
Disini terdapat dua bangunan yang dinamakan Bangsal Kamandungan dan Bansal Pacaosan. Menurut penjelasan yang kudengarkan dari ibu Nur yang tampaknya tak lelah menjelaskan secara rinci meskipun saat itu suasana kota Yogyakarta terasa cukup panas terik, Bangsal Kamandungan merupakan bangsal tertua yang terdapat di dalam area Keraton Yogyakarta.
Bangsal tersebut dahulu kala dipergunakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I sebagai tempat tinggal saat beliau beliau berjuang perang melawan VOC di daerah Sragen, kemudian bangunan tersebut dipindahkan ke dalam area Keraton.
Area terakhir yang kami datangi dan setelahnya kami kembali melewati rute kedatangan, adalah Sitihinggil Kidul yang merupakan tempat raja menyaksikan para prajurit berlatih sebelum upacara Garebeg.
Dari kesemua area yang terdapat di dalam kompleks besar Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tentunya tak kesemua bangunan diperbolehkan untuk di masuki dan difoto.
Selesai berpamitan berpisah dengan ibu Nur setelah beliau menjelaskan secara rinci sejarah dan nama - nama area berikut bangunan dan fungsinya, aku menonton pertunjukan gamelan di bangsal Sri Manganti.
Pertunjukan kesenian traditional di Keraton Yogyakarta yang terjadwal dan dapat ditonton tanpa mengeluarkan beaya lagi, diantaranya pertunjukan : tarian, macapat, wayang kulit dan gamelan.
Dipandu dalam tiga bahasa : Jawa, Indonesia dan Inggris acara pertunjukan kesenian berlangsung setiap hari dimulai dari jam 10. 00 sampai jam 14. 30.
Jadwal pertunjukan kesenian di Keraton Yogyakarta :
🔹Selasa : tarian Golek Ayun - ayun jam 10. 00 - 12. 00 dan tarian Bedoyo Jati Purno jam 12. 30 - 14. 30
🔹Rabu : wayang golek jam 10. 00 - 13. 00
🔹Kamis : wayang kulit jam 10. 00 - 13. 00
🔹Jumat : macapat jam 10.00 - 14. 30
🔹Sabtu & Minggu : wayang orang jam 10. 30 - 13. 00
Jika datang di hari Selasa wage penanggalan Jawa dapat mengikuti dan menyaksikan pertandingan khas memanah Jemparingan peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono X, pesertanya wajib menggunakan busana traditional Jawa dan saat memanah wajib dalam posisi duduk bersila.
Lokasi:
Keraton Ngayogyakarta Hadininingrat - Tepas Pariwisata Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat
Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan,Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.
Daerah Istimewa Yogyakarta
Jam dan hari operasional:
🔸08. 30 - 15. 00
🔸Senin tutup
Tiket:
8K
Memasuki halaman pelataran Kamandungan dari area keraton selatan yang di areanya terdapat regol Brajanala, pintu gerbang pembatas pelataran satu dengan pelataran lainnya berwarna hijau tua yang hanya dibuka satu kali setahun dalam acara Grebeg Syawal, mesin kendaraan roda dua wajib dimatikan dan dituntun memasuki halamannya.
Sementara kendaraan roda dua tidak diperkenankan untuk diparkir di halaman Kamandungan yang terdapat beberapa pohon keben berusia tua dan berukuran besar.
Merupakan istana resmi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, keraton Yogyakarta yang beralamatkan di Jalan Rotowijayan Blok No.1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta hingga sekarang ini merupakan tempat tinggal Sultan dan rumah tangga istananya yang menjalankan tradisi Kasultanan dan tempat melestarikan kebudayaan Jawa, adalah obyek wisata budaya paling ternama di Yogyakarta.
Keistimewaan sejarah, budaya, kesenian dan arsitektur bangunannya yang menawan dan masuk sebagai World Heritage Cultural sebagai arsitektur istana Jawa terbaik, membuat Keraton Yogyakarta banyak dikunjungi oleh turis dari berbagai negara dan turis dari berbagai daerah di Indonesia.
Area wisata Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dibagi dua area antara Keraton lor dan Keraton kidul dengan gerbang pembatas regol Brajanala.
Regol Brajanala dibuka satu tahun sekali dalam acara Garebeg Syawal dan batas area wisata antara Keraton lor dan Keraton kidul. |
Kedatanganku kesekiankalinya di kompleks besar istana yang dirancang bangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I secara bertahap dan pembangunannya diselesaikan pada tahun 1928, kali ini didampingi ibu Nur, pemandu wisata dari Keraton untuk mengelilingi keseluruhan kompleks dan memasuki beberapa bangunan yang sebagian merupakan museum tempat menyimpan berbagai koleksi milik Kasultanan, diantaranya : berbagai penghargaan bintang tanda jasa dari beberapa negara untuk Sri Sultan Hamengku Buwana IX, berbagai benda pemberian dari raja - raja Eropa, seperangkat gamelan yang dikeramatkan, Kyai Guntur Madu dan Kyai Naga Wilaga, dan sejumlah koleksi bersejarah dan mewah lainnya.
Melalui penjelasan ibu Nur yang suaminya juga bertugas sebagai abdi dalem Keraton, sekali waktu kami berpapasan di dalam area dan kami saling menyapa ramah, aku mendapatkan penjelasan informasi nama - nama bangunan, nama pelataran dan masing - masing fungsinya yang terdapat di kompleks Keraton Yogyakarta.
Berikut kutuliskan penjelasan informasi percakapanku dengan ibu Nur.
Kisah sejarah pembangunan Keraton Yogyakarta adalah hal yang beliau ceritakan pertamakalinya.
Percakapan berlangsung sambil kami berjalan mengelilingi kompleks yang jika ditotal keseluruhan luas areanya mencapai sekitar 14 hektar.
Dan beberapakali kami berpapasan dengan para abdi dalem berbusana traditional Jawa.
Sejarah awal pembangunan kompleks Keraton Yogyakarta, erat kaitannya dengan Kerajaan Mataram yang berjaya pada tahun 1588.
Kerajaan besar ini memiliki pengaruh besar dalam melawan penjajah kolonial Belanda. Saat itu Belanda memecah belah mengadu domba persatuan Indonesia yang melahirkan Perjanjian Giyanti yang menjadikan dua wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram, Kasunanan Surakarta Hadiningrat dibawah kepemimpinan Susuhunan Paku Buwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Keraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755, beberapa bulan setelah penandatanganan Perjanjian Giyanti.
Kompleks Keraton dibangun secara bertahap dan pengerjaan pembangunannya selesai pada tahun 1928.
Dibangun dengan filosofi Jawa kuno kompleks bangunan megah Keraton Yogyakarta berada dalam segaris lurus dengan gunung Merapi
di bagian utara dan laut pantai selatan di bagian selatan.
Lukisan ilustrasi garis imajiner antara gunung Merapi, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan laut pantai selatan. |
Kisah sejarah ini diceritakan saat kami berada di depan regol Sri Manganti gapura berdinding tebal, berukuran tinggi dan halaman depannya dijaga patung dua raksasa, Cingkoro Bolo simbol kebaikan dan Bolo Upoto keburukan di sebelah kiri dan kanan.
Memasuki pelataran Sri Manganti, terdapat dua bangunan utama di sisi barat dan di sisi timur.
Bangsal Sri Manganti yang digunakan untuk pementasan kesenian budaya Keraton Yogyakarta, juga dipergunakan oleh Sultan untuk menjamu tamu.
Letaknya berada di sebelah barat.
Bangsal Trajumas di sebelah timur atau berseberangan letaknya digunakan untuk menyimpan benda - benda pusaka.
Selanjutnya kami memasuki regol Danapratapa dindingnya berhiaskan wajah sosok raksasa Jawa berkemampuan mengusir roh dan hal negatif, Kalamakara.
Lambang kepala raksasa Jawa Kalamakara |
Sosok kepala Kalamakara mengingatkanku keberadaan reliefnya yang terdapat di atas pintu candi purbakala jaman Mataram Kuno, terpisah rentang waktu yang sangat jauh dengan masa Mataram Islam.
Regol Danapratapa merupakan gerbang pembatas dari area Sri Manganti ke area pusat kawasan Keraton yang dinamakan Kedhaton.
Gedong Kuning tempat tinggal Sultan dan keluarganya. |
Di dalam area Kedhaton ini terdapat bangunan - bangunan utama, diantaranya : Bangsal Kencana yang dipergunakan untuk upacara - upacara penting. Salah satunya sebagai tempat pelantikan Presiden RI pertama Ir. Soekarno, dan terdapat bangunan Gedhong Prabayeksa yang dipergunakan untuk menyimpan pusaka - pusaka utama Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Pelataran Kedhaton ditutup hamparan pasir hitam dari laut pantai selatan. |
Masih berada di pelataran Kedhaton yang halamannya ditutup pasir hitam yang didatangkan dari pantai laut selatan, kami kemudian melanjutkan memasuki bangunan - bangunan lain, diantaranya :
🔸Museum Hamengku Buwono IX sebagai bentuk penghormatan besar atas jasa dan prestasi beliau yang besar untuk negara Indonesia.
Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX. |
🔸Museum keramik dan kristal mewah yang sebagian besar diantaranya koleksi dari Sri Sultan Hamengku Buwono VI, VII dan VIII.
Museum Kristal |
🔸Museum batik memuat koleksi kain - kain batik yang dipergunakan Sultan dan keluarganya saat dinobatkan sebagai raja, jenis kain yang digunakan tingkatan prajurit Keraton atau Bregada.
Di ruangan ini tidak diperkenankan mengambil gambar.
🔸Museum koleksi pribadi Sri Sultan Hamengku Buwono IX saat beliau menimba ilmu di negara Amerika.
🔸Museum yang memuat replika perlengkapan emas murni 24 karat penobatan raja.
Didepan seperangkat peralatan replika penobatan ini, ibu Nur sempat berseloroh lucu, "Ini cuma replika semua, mas". Aslinya disimpan di kediaman Sultan. Kalau diletakkan disini bisa hilang, digondol orang ha ha ha ...".
Aku ikut terkekeh mendengar penjelasannya.
Dalam hati "Betul juga apa yang dikatakan ibu Nur".
Lagipula siapa, sih yang berani nekad mengambil benda - benda milik Keraton ?. Bisa - bisa kena tulah dari penguasa gaib laut pantai selatan, Nyai Roro Kidul yang memang punya perjanjian erat dengan Sri Sultan Hamengkubuwono I dan para Sultan selanjutnya hingga sekarang.
Replika seperangkat perlengkapan penobatan raja. |
Diantara seperangkat perlengkapan penobatan raja yang menarik untuk diamati bentuknya, ada satu alat yang dinamakan Pengojokan.
Alat ini dipergunakan untuk Sultan membuang ludah setelah beliau mengucapkan ikrar atau sumpah.
Setelah mengamati dari dekat koleksi beberapa museum, kami melewati Regol Kamagangan yang menghubungkan pelataran Kedhaton ke area Kemagangan.
Area Kemagangan dipergunakan oleh para abdi dalem sebagai tempat untuk berlatih keterampilan, kegunaannya saat ini seringkali untuk pementasan wayang.
Di sebelah barat terdapat bangunan yang digunakan sebagai tempat pembuatan Gunungan untuk keperluan upacara Garebeg dan di sebelah timur terdapat tempat penjagaan para abdi dalem yang bertugas menjaga keamanan selama 24 jam.
Regol Gadhung regol berikutnya yang kami lewati menuju ke pelataran Kamandungan Kidul.
Disini terdapat dua bangunan yang dinamakan Bangsal Kamandungan dan Bansal Pacaosan. Menurut penjelasan yang kudengarkan dari ibu Nur yang tampaknya tak lelah menjelaskan secara rinci meskipun saat itu suasana kota Yogyakarta terasa cukup panas terik, Bangsal Kamandungan merupakan bangsal tertua yang terdapat di dalam area Keraton Yogyakarta.
Bangsal tersebut dahulu kala dipergunakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I sebagai tempat tinggal saat beliau beliau berjuang perang melawan VOC di daerah Sragen, kemudian bangunan tersebut dipindahkan ke dalam area Keraton.
Area terakhir yang kami datangi dan setelahnya kami kembali melewati rute kedatangan, adalah Sitihinggil Kidul yang merupakan tempat raja menyaksikan para prajurit berlatih sebelum upacara Garebeg.
Dari kesemua area yang terdapat di dalam kompleks besar Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tentunya tak kesemua bangunan diperbolehkan untuk di masuki dan difoto.
Selesai berpamitan berpisah dengan ibu Nur setelah beliau menjelaskan secara rinci sejarah dan nama - nama area berikut bangunan dan fungsinya, aku menonton pertunjukan gamelan di bangsal Sri Manganti.
Pertunjukan kesenian traditional di Keraton Yogyakarta yang terjadwal dan dapat ditonton tanpa mengeluarkan beaya lagi, diantaranya pertunjukan : tarian, macapat, wayang kulit dan gamelan.
Dipandu dalam tiga bahasa : Jawa, Indonesia dan Inggris acara pertunjukan kesenian berlangsung setiap hari dimulai dari jam 10. 00 sampai jam 14. 30.
Seperangkat gamelan sakral Kyai Naga Wilaga. |
Jadwal pertunjukan kesenian di Keraton Yogyakarta :
🔹Selasa : tarian Golek Ayun - ayun jam 10. 00 - 12. 00 dan tarian Bedoyo Jati Purno jam 12. 30 - 14. 30
🔹Rabu : wayang golek jam 10. 00 - 13. 00
🔹Kamis : wayang kulit jam 10. 00 - 13. 00
🔹Jumat : macapat jam 10.00 - 14. 30
🔹Sabtu & Minggu : wayang orang jam 10. 30 - 13. 00
Jika datang di hari Selasa wage penanggalan Jawa dapat mengikuti dan menyaksikan pertandingan khas memanah Jemparingan peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono X, pesertanya wajib menggunakan busana traditional Jawa dan saat memanah wajib dalam posisi duduk bersila.
Lokasi:
Keraton Ngayogyakarta Hadininingrat - Tepas Pariwisata Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat
Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan,Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.
Daerah Istimewa Yogyakarta
Jam dan hari operasional:
🔸08. 30 - 15. 00
🔸Senin tutup
Tiket:
8K
It is impressive!
ReplyDeleteBig thanks, Sandi 🙏
DeleteA very interesting post. Your blog is great to read.
ReplyDeletedreamerworldfototravel.blogspot.com
Thanks a lot for your appreciation, Marzycielka 🙏
DeleteHola Himawan Sant. Hoy para mi satisfacción ha funcionado rl traductor muy bien y he podido leer toda la historia que has contado y la que te conto la madre de la Sra. Nur.
ReplyDeleteNo sabia de la existencia de ese Reino de Mataram en 1588 y la fotografia con la cabeza gigante de Java me ha gustado muchisimo, de los museos mi favorito seguro seria el Museo de Cristal , muy instructiva tu explicación sobre Pengojokan .
Una lindisima visita a un lugar que por distancia y casi nula información en la educación de mi pais desconocia. Un abrazo.
Por si sirve : el traductor me ha funcionado del malayo al español.
Hola Maria Rosa. Realmente estoy muy contento de que el traductor de idiomas pueda funcionar de manera óptima, lo que le permite leer el artículo en su conjunto.
DeleteTambién estoy feliz de poder presentar la historia y la ubicación de este palacio del rey Mataram.
Ojalá algún día puedas visitar este palacio. Saludos de mi parte 🙏
Oh My God...awesome banget penjabarannya Mas him, aku yakin ulasanmu ini amat sangat bermanfaat buat turis mancanegara maupun lokal yang datang ke Jogja dan merangkap sebagai pecinta sejarah terutama kerajaan era-era Mataram kuno, sumpah lengkap bangad, emang pantas dilabeli blogger travel spesialis sejarah diromu mas, ahahaha
ReplyDeleteOh iya, mengenai cerita komplek keraton ngayojokarto, ndilalah kok baru kemaren aku nonton kisah tanah jawa channel yutubenya si om hao yang ngebahas titik temu ibu ratu, ya ada bagian yang ngulas tentang keratonnya ini hihi
Daaaaan, dari sekian spot yang ada, yang paling menarik perhatianku adalah yang bagian regol Sri Manganti dimana di situ terdapat patung Cingkoro Bolo dan Bolo Upoto, juga sosok relief kalamakara di regol selanjutnya...
Apalagi yang tempat penyimpanan replika emas 24 karat, ketoke kok mirip banget ama emas aslinya ya, hihi, tapi ya bener deng ngendikane ibu nur mau, yaitu yen yang asli ditaruh di situ mah ngalamat bakal ilang, jadi memang benernya yang dipajang adalah replikanya aja 😁
Btw aku penasaran ama pohon keben, itu bukan beringin kah mas? #buru2 langsung cari info ada cerita apa di balik pohon raksasa itu :D
Jujur senang banget rasanya baca komentar & apresiasimu, kak Embul. Rasanya ngga sia-sia ngubek informasi sedetil mungkin datang berulangkali di Keraton demi keakuratan data mencatat nama - nama bangunan & fungsinya, dan lain sebagainya untuk selanjutnya kutuliskan disini.
DeleteKerasa capek iya tapi terbayar senang setelah dapat apresiasi yang baik, salah satunya dari kak Embul. Terimakasih banyak ya 🙏
¡Hola, Himawan! ^^
ReplyDeleteAntes de nada, darte las gracias por comentar en mi blog :) Estoy escribiendo en español y espero que el traductor ayude :S porque la verdad es que he tenido que usarlo para poder leer tu entrada. Por cierto, me ha parecido muy interesante :) No sabía nada de lo que nos comentas y me ha parecido maravilloso poder conocer un sitio tan sumamente interesante :D
¡Un besazo muy pero que MUY grande y que pases un maravilloso fin de semana! ^^
Eres bienvenido amigo. También les agradezco mucho su apreciación. Hay una sensación de placer en mí por haber introducido la ubicación de este palacio. Saludos gran beso de mi parte.
DeleteChciałabym usłyszeć takie bębny.
ReplyDeletePałac jak dla mnie troche zbyt kolorowy. Ale Muzeum Kryształu to cos dla mnie. :)
Och, ten tradycyjny jawajski instrument muzyczny nazywa się Gamelan. Mam nadzieję, że pewnego dnia będziesz miał okazję oglądać i słuchać jawajskiego gamelanu i występów tanecznych.
DeleteSaya menyukai Museum Batik, bahkan jika itu adalah replika karena takut orang akan mencuri mereka ... Saya membayangkan bahwa perilaku yang disesalkan lebih khas dari negara saya, tetapi saya mengkonfirmasi bahwa itu adalah hal biasa di mana-mana ...
ReplyDeleteTerima kasih banyak untuk ulasannya yang luar biasa ini, teman Himawan. Tanah Anda kaya akan budaya dan tradisi yang pantas untuk diungkapkan sebagai cara untuk dilestarikan.
Pelukan besar.
Halo, Carlos.
DeleteMohon dimaafkan saya tidak memperoleh foto museum Batik karena tidak diijinkan untuk diambil gambarnya.
Saya ikut prihatin tentang benda bersejarah di negara anda ada yang dicuri.
Terimakasih banyak saya ucapkan atas apresiasi anda.
Pelukan besar kembali.
Buenas tardes , que alegria por fin lo pude leer todo , gracias era una pena perderse tus explicaciones. ..bueno arreglado ajaj. Y muy bonito este palacio y muy bueno saber un poco más de su historia , ahora si que ya estamos en total sintonia ajjaj . Un abrazo !!
ReplyDeleteHola amigo. También estoy muy feliz de saber que el traductor de idiomas ahora funciona de manera efectiva para que pueda leer todo. Muchas gracias por todos ellos. Te mando un fuerte abrazo.
DeleteBoa tarde meu amigo querido. Palácio esplendoroso. Aqui no Brasil, só tivemos a presença de um rei, não nacional, mais português no século XIX Dom João VI, temos palácio de Imperador na cidade de Petrópolis. Obrigado pela amizade intercontinental.
ReplyDeleteObrigado pela sua opinião, meu querido amigo Luiz. Feliz em saber uma pequena história da história do palácio contida em seu país. Eu quero saber mais. Um abraço que te mando.
DeleteSizin için güzel bir gezi olmuş gibi görünüyor. Bizimle paylaştığınız için teşekkürler. Türkiye'den selamlar :)
ReplyDeleteBu doğru dostum. Türkiye'den selamlarınız için teşekkür ederiz. Endonezya'dan da selam gönderiyorum :)
DeleteBeautiful pics you got heree
ReplyDeleteOh thanks a lot, Izzati 🙏
DeleteLooks like an interesting place! thanks for sharing!
ReplyDeleteYour welcome, Mica. Thanks a lot for your visiting & appreciation.
DeleteUy un lugar muy hermoso me alegro conocerlo. El palacio te deslumbra . Te mando un beso
ReplyDeleteOlá, também tenho prazer em conhecê-lo. Obrigado por tudo. Eu te mando beijos de volta.
DeleteI also see it that way. Thanks, Agnieszka 🙏
ReplyDeleteThe heirlooms and artifacts are quite interesting. It's too bad that you couldn't take photos in every area, but at least you were able to get a glimpse of what was on display with the naked eye.
ReplyDeleteYes, Theresa. At least I have been able to see directly almost all areas and collections of the palace that ad. Hopefully someday you have the opportunity to see the palace collection too.
DeleteLama juga ya pembangunan keraton Yogyakarta, dari perjanjian Giyanti tahun 1755, terus dikerjakan secara bertahap dan baru selesai 1928. Berarti makan waktu sekitar 173 tahun, bisa jadi rekor pembangunan terlama ya.
ReplyDeleteItu lambang kepala raksasa Kalamakara kalo lihatnya malam hari bisa merinding ya.😂
Wah, tempat pelantikan presiden Soekarno juga di keraton Yogyakarta ini ya, tepatnya di bangsal kencana.
Mas Himawan kalo ulas tempat wisata memang selalu lengkap dan detail.👍
Oh Wow!.
DeleteJadi tersanjung rasanya, hihihi 😁. Terimakasih apresiasimu sobat mas Agus.
Betul lama proses rentang waktu pembangunan bertahapnya dikarenakan pada masa peperangan, mas.
Aku kok malah suka sama si wajah Kalamakara 😄
Memang betul kok kalo mengulas tempat wisata selalu detil. Cuma satu saja yang kurang detil yaitu pas candi donotirto kemarin, ngga ada gambar pemandian satunya.🤣
DeleteVery impressive place and great architecture!
ReplyDeleteWonderful pictures! Enjoy your day!
Dimi...
Enjoy your days also, Dimi :). Hopefully you can see this palace complex area someday.
DeleteSo interesting post friend, amazing place!!!
ReplyDeleteThanks a lot for all, Saruski.
DeleteBardzo ciekawe miejsce 😊 piękny pałac 😊
ReplyDeleteZgadzam się też z twoją opinią, Martyna 🙂
DeleteIni pertama kalinya aku mendengar tentang tempat ini! Sangat indah di sana. Kesenangan bertamasya. Saya menikmati melihat foto-foto dan membaca posting ini :)
ReplyDeleteWow, saya sangat senang mengetahui penerjemah bahasa bekerja efektif hari ini sehingga anda dapat membaca secara keseluruhan dan menulis komentar menggunakan bahasa Indonesia!. Terimakasih banyak untuk kesemuanya, Rodzina 🙏
DeleteThanks to you, I can travel even in times of epidemics! Thank you!
ReplyDeleteYour welcome, Krolowa. I pray that the situation in your country is immediately freed from the epidemic and you can travel again.
DeleteBardzo interesujące, lubię takie miejsca i historię. Życzę wszystkiego dobrego 🙂
ReplyDeleteDziękuję za modlitwy, Wosdanie. Cieszę się, że lubisz także zabytkowe budynki.
DeleteAwesome pictures as always :D
ReplyDeleteBig thanks, Kat :)
DeleteWah.. Wah.. Keren banget😍, pasti terasa banget suasana adat jawanya. Trus kok ya ada pasir hitam dari pantai selatan, unik ya. Saya kagum banget sih. Dari dulu sampai sekarang keraton yogyakarta masih menjunjung tinggi adat istiadat jawa, semoga ke depannya tetap begitu ya.
ReplyDeleteTrus baru tahu juga soal perjanjian dengan nyi roro kidul itu. Emang bener... Mendadak kok agak horor
Hehehe tentang perjanjian antara Sultan & penguasa gaib Nyai Roro Kidul sempat kutanyakan juga ke ibu Nur. Beliau menceritakan sosok tersebut mengayomi2i Keraton. Adanya pasir hitam dari laut pantai selatan sebagai simbolisasi hubungan antar keduanya.
DeleteA very nice place. Very impressive.
ReplyDeleteRegards.
Thanks a lot for your appreciation, Rocio. Greetings.
Deletekalo berkunjung ke tempat bersejarah seperti ini merinding, bukan takut, tapi kayak ada perasaan gimana gitu :D, secara ini tempat sejarah jadi harus jaga sikap dan hati-hati selama berkunjung.. pastinya tempatnya bagus buat di kunjungi, buat menambah pengetahuan tentang keraton jogja hehe :D
ReplyDeleteBetul apa yang dikatakan mas Khanif. Ditempat2 bersejarah seperti Keraron ini sikap dan bicara kita harus hati2. Kalau tidak, bisa berakibat tidak baik untuk diri kita.
Deleterepotnya kalo dateng ke tempat bersejarah ya gini mas, karna aslinya suka pecicilan, disuruh sopan kok susah :D
DeleteBeautiful pictures, my friend!
ReplyDeleteHave a nice week-end!
Thanks a lot, Humberto. Have a nice days also.
DeleteTiene ese palacio, esa belleza particular, propia de la arquitectura de tui país. En le Museo hay cantidad de cosas expuestas en las vitrinas, para ir parándose y mirarlas detenidamente.
ReplyDeleteLas visitas guiadas, hacen tener una información precisa del lugar.
Que tengas un buen día
Muy cierto lo que se dijo. Solo unas pocas adiciones de mi estilo de arquitectura de palacio representan la cultura javanesa. En Indonesia hay varias culturas con sus propias características. Que tu día también esté lleno de felicidad.
DeleteNice place
ReplyDeleteIs that a royal palace?
ReplyDeleteVery correct. This is a Javanese Royal palace complex, Dezmond.
DeleteThe Crystal Museum made the greatest impression on me ☺
ReplyDeletebest regards
I was also amazed to see the large collection of crystals 😁. Best Regards.
DeleteNuansa saat masuk ke kawasan ini selalu terasa khidmat dan sakral. Tempatnya memang tertata apik dan kesan teduh yang menyenangkan. Mungkin pas saya main ke sana dulu, saya tak begitu memperhatikan pemandunya, malah sibuk foto foto sama teman, makanya tak begitu mengerti sejarahnya. Mas Himawan merangkumnya dengan sangat baik.
ReplyDeleteTerimakasih,mas Cipu. Semoga ulasan sejarah tentang Keraton ini dapat jadi panduan buat penyuka wisata budaya.
DeleteLah, mas Cipu keasikan berfoto2 di Keraton hihihi ..
Beautifil place, as always! <3
ReplyDeleteThank you very much, Sys ;)
DeleteTempat-tempat seperti itu luar biasa. Selain yang pernah saya lihat di Eropa. Senang sekali Anda berbagi perjalanan ini dengan kami. Saya juga ingin melihat batik yang tidak bisa difoto. Dan pintu hijau itu sendiri adalah pertanda tempat menarik ini.
ReplyDeleteSemoga sukses:)
Amin, terimakasih banyak untuk kesemuanya, Mamelkowo. Besar keinginan saya untuk ikut melihat istana di Eropa yang pernah anda kunjungi.
DeleteSemoga sukses juga untuk anda :)
Menarik! Saya suka melawat tempat bersejarah. Dapat menambah ilmu pengetahuan.
ReplyDeleteSenang mengetahui Khairul juga menyukai tempat bersejarah :)
Deletenice article bro religious turkey
ReplyDeleteThanks a lot myfriend from Turkey. Endonezya selamlar.
DeleteNice place!
ReplyDeleteYes, that's right.
DeleteUn reportaje con unas explicaciones magnificas .
ReplyDeleteDices que la imagen del gigante de Java servia para ahuyentar los malos espíritus no se si al verla de improviso no saldría corriendo.
Saludos.
Wow, realmente aprecio tu opinión, Tomas. Parece que mis esfuerzos por buscar información lo más detallada posible en el Palacio y luego escribirla aquí valen la pena leer comentarios como los suyos. Sí, tampoco huiré si de repente veo a Kalamakara aparecer ante mí. Saludos.
DeleteWow, what an inspiration post and beautiful views 🌹
ReplyDeleteI'm following you, would you like to became friends and follow me back? 🙋💐 You can find me here
Shades of Silvie
Have a lovely day 🌸
Thank you very much for everything, Silvie. I will be happy to follow you back. Greetings from me in Indonesia.
Delete
ReplyDeleteKuil, museum, dan halaman yang mengesankan pada saat yang sama.
Satu pertanyaan: apa agama resmi atau agama terpenting di tempat Anda? Karena membaca di internet saya mengetahui bahwa Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, tetapi ada minoritas Buddha, Hindu, dan Katolik.
Saya tidak tahu apakah itu sama di Jawa.
Pelukan, saya membayangkan bahwa Alkitab Kristen akan aneh bagi Anda.
Halo, Frodo. Terimakasih banyak apresiasi dari anda.
DeleteMayoritas agama di negara saya adalah Islam. Sedangkan di Keraton kepercayaannya adalah Islam Kejawen [Berpadu dengan tradisi Jawa].
Agama lain di negara saya : Kristen, Katholik, Buddha dan Hindu.
Alkitab bukanlah hal yang aneh bagi saya karena saya pemeluk agama Kristen.
Pelukan besar untuk anda.
DeleteOh saya tidak tahu. Terima kasih banyak atas klarifikasi ini.
Saya tidak punya agama, tetapi di sini di Argentina, agama mayoritas adalah Katolik.
Dan saya ingin tahu tentang topik-topik ini, bahkan jika saya tidak percaya. Agak seperti pencarian antropologis
Peluk teman
Que fotos maravilhosas.
ReplyDeleteLugares diferentes.
Beijos.
http://vinteedoisdemaio.blogspot.com/
Obrigado pela sua opinião sobre este palácio real javanês. Beijos, Gabriele.
DeleteThe Museum Sri Sultan Hamengku is very impressive. I tried to learn how to play a set of small gamelan, but it was not easy and i couldn't remember the sequence!
ReplyDeleteYes, this Javanese palace is very impressive. Javanese culture is still preserved. I am surprised you have learned to play gamelan music. That's very interesting !.
DeleteRasanya tempat yang sangat sederhana sampai Anda memasukkan foto-foto museum, sangat indah. Saya sangat menyukai kepala Kalamakara!
ReplyDeleteApakah ini sangat jauh dari Prambanan? Mencari informasi dari negara Anda, saya menyukai beberapa foto dari sana.
Salam dari musim dingin Argentina.
Wow, anda seperti saya menyukai kepala Kalamakara. That's surprise!.
DeleteYa, lokasi Keraton jaraknya jauh dari candi Prambanan.
Salam kembali untuk anda di Argentina, JLO.
Satu lagi situs sejarah di Jogja yang tidak pernah saya kunjungi selama saya menempuh kuliah di sana. Bukan berarti saya tidak pernah berwisata ke dalam keraton. Pernah, tapi waktu kecil bersama keluarga. Hehe.
ReplyDeleteSaat kuliah, saya cuma datang ke alun-alun untuk berwisata kuliner yang banyak pilihannya di sekitar komplek keraton.
Yaah, sayang sekali mas.., sibuk dengan kuliahnya ya :)?.
DeleteSekarang domisili mas jauh kan kalau pengin ke Keraton hehe..
A very nice place!! Very impressive 🧡🧡
ReplyDeleteThank you very much, friend 🙂🙏
Deletejust nak tanya... semua bangunan / binaan di sini hanya setingkat? (single storey)
ReplyDeleteAda satu bangunan bertingkat, kak. Namanya Gedong Jene. Tetapi gedung tersebut tidak boleh dilihat karena merupakan kantor Sultan.
Deletemaknanya, ia masih berfungsi dan digunapakai oleh keluarga sultan hingga kini? hmmm menarik! tapi bilalah agaknya saya boleh sampai ke sana. nak tunggu covid-19 reda pun kita tak pasti, kan?
Deletemenarik sekali...luas kawasannya 14 hektar.. ..wayang golek ngga pernah nonton..wayang kulit ya pernah..
ReplyDeleteKereen .. kak Nohas udah pernah nonton wayang kulit hehehe ..
Deleteya, pernah...di Malaysia juga ada wayang kulit....
DeleteHola.
ReplyDeleteEs una auténtica maravilla, me parece todo precioso e interesante, yo sería feliz ahí.
Muchos besos.
Hola también, Rubíes . Estoy muy feliz de presentarte el palacio del rey de Java. Esperemos que algún día puedas verlo directamente. Muchas besos.
Deletesaya datang pas gamelan baru mau dimainkan dan penari atau sinden ya itu baru dandan, ada yang masih kecil kayak masih sekolah gitu. tapi belum sempet bermain dan ramah banget loh simbah2 di jak foto udah tua tapi auranya tetap cantik
ReplyDeleteMenyenangkan ya kak lihat para abdi dalem. Melihat langsung berasa seperti memasuki pada jaman yang berbeda.
Deletehehe iya yah baru nyadar saya, simbah simbah e ki tua tp aura cantiknya masih tetep loh
DeleteBig thanks mas Himawan, infonya sangat lengkap dan menarik. Aku bisa catat bagian2 penting di sini, mengingat beberapa tamu kantor kami akn mengadakan perjalanan ke Jogja.
ReplyDeleteYang menarik lagi, apakah mas berkeliling keraton yang luasnya 14 hektar itu??? Amazing.....
Your welcome, kak. Senang rasanya telah membagikan informasi lengkap tentang Keraton ini dan dapat jadi bekal buat acara perjalanan kantornya anda. Semoga lancar acaranya, ya :).
DeleteTotal 14 hektar terbagi antara Keraton di area lor dan area Kidul yang tiket masuknya terpisah.
Wow, me siento honrado ... muchas gracias por eso, Yonosoy 🙂🙏
ReplyDeleteYour welcome, Inna :)
ReplyDeleteWOW, truly awesome, my friend...I am genuinely awestruck at the unique beauty of these amazing places!😮
ReplyDeleteJoining you on your travels is the highlight of my week...thank you so, so much for sharing!😊😊
Have a super day...and stay safe.🙏🙏
We wish you a super day too my friend Ygraine 🙂. I feel happy to have introduced what is in my country. Thank you very much for all your appreciation 🙏
DeleteHello, the Palace is beautiful. Wonderful post and information. You do go to the most amazing places. Great tour and photos. Enjoy your day, have a great week!
ReplyDeleteHwllo also, Eileend. Thank you so much for all. Enjoy your day also there.
DeleteWah keren mas.. akhir akhir ini saya juga kepo sama sejarah sejarah gitu. kemarin mlh habis belajar jaman kolonial dan sejarah suku Jawa. Mantep mas ...
ReplyDeleteAyok belajar& mengulas lokasi bersejarah juga, mas Eksa. Kusupport dari sini :). Terimakasih ya apresiasimu 🙏
DeleteMolto bello!! Mi piacerebbe visitare il museo dei Cristalli, deve essere fantastico.
ReplyDeleteBuona giornata.
Amen, quando desideri vedere il museo del cristallo nel palazzo. Anche pregare. Saluti di amicizia.
DeleteI really love the museum my friend Himawan! I can see the beautiful musical instruments. Some of those are also instruments that are found in the southern part of the Philippines. They have been brought to our culture by the early Indonesians who visited our country during pre-colonial times. We have a lot of shared history and that is amazing!
ReplyDeleteWow, surprise I read your comment, my friend Stevenson. Our countries have fostered culture for a long time. Hopefully someday you have the opportunity to also see the Javannesse Royal Palace directly.
Delete...the museum has a gorgeous collection of antiques, thanks for sharing them.
ReplyDeleteYour welcome, Tom. I feel happy to have shared the information about this Javanese palace building complex.
DeleteThe Palace is spectacular.
ReplyDeleteExcellent report, both in explanations and in photos.
Hugs
Wow, I'm honored by your appreciation. Thank you very much for all your comments, Maria. Hugs
Deleteit looks magical :-D
ReplyDeleteAmazing place, beautiful photos and great information. Enjoy your day and have a wonderful new week.
Delete@ Ananka & @ Bill Burke :
DeleteThank you very much for your appreciation. I am very honored. Have a nice days.
Belas fotos.
ReplyDeletehttp://juliamodelodemodelo.blogspot.com/
Obrigado pela sua opinião, Julia.
DeleteSome very beautiful buildings, their architecture has something special.
ReplyDeleteGreetings.
NEW POST IN MY FASHION BLOG!!: http://www.adrianosle.com/2020/07/rutina-de-mi-barba.html
I also agree with your appreciation about the magnificent buildings of this palace, Adrian. Greetings
DeleteDecerto, amigo, vale a pena usar o tradutor, para passear pelo seu blog, onde a beleza e a espiritualidade do oriente nos fazem muito bem à alma! Parabéns pelas fotos... e pelo amor por sua bela terra! Meu abraço, boa semana.
ReplyDeleteMuito obrigado pela sua apreciação, meu amigo árabe. Seu país também é lindo e quero conhecê-lo mais. Um abraço nas costas para você, uma semana agradável.
DeleteYou always visit the coolest places! How awesome is it to visit a place where a Sultan lives?
ReplyDeleteThank you very much for your appreciation, Jax. Hopefully someday you can visit this palace.
DeleteGreat post and photos.
ReplyDeletewww.paginasempreto.blogspot.com.br
Thanks a lot, Rafa. Have a nice week.
DeletePosting yang sangat menarik. Berkat kamu, aku bisa mengenal tempat yang menakjubkan ini. Di negara saya, tempat yang begitu penting adalah di Krakow. ini
ReplyDeleteKastil Kerajaan Wawel. Ini adalah salah satu tempat bersejarah dan budaya paling penting di Polandia.
Kastil Kerajaan Wawel adalah salah satu monumen arsitektur Renaissance paling megah di Eropa.
Sudah tertulis di Daftar Warisan Dunia UNESCO sejak 1978..
Terimakasih banyak apresiasimu, Fili.
DeleteHal menarik membaca cerita anda tentang kastil kerajaan Wawel di Krakow berasitektur Rennaissance.Saya ingin mencari infonya.
Fokus lantai keramiknya yang berkilat... Itu sudah direnovasi apa belum ya... Apa memang aslinya sudah begitu sejak zaman dulu?
ReplyDeleteKalau diperhatikan ada beberapa lantai motif tempoe doloe. Mungkin mengilap karena perawatan rutinnya, mas.
DeleteSuch an awesome place, it's great to you share with us here this kind of travel relations :) Have a lovely day xx
ReplyDeleteThank you, Carolyna. I feel happy to have introduced a little information about the location of this palace. I wish you a pleasant day too.
DeleteHola! Las fotos son preciosas ,tienes un gusto muy bonito en visitar lugares con mucho encanto, besos desde España.
ReplyDeleteHola, también, Aure. Muchas gracias por la opinión que me diste. Un beso de regreso desde Indonesia.
DeleteThanks for the tour!
ReplyDeleteYour welcome,Mark. Hope you like the visualization of this tour.
DeleteLove your pictures, thanks for this virtual trip!
ReplyDeleteBig thanks, Natalia. It's nice to know you like virtual tours from me.
DeleteSaya belum pernah ke Jogja satu kali pun. Padahal lumayan deket juga loh. Wkwkwk.
ReplyDeleteKalau bisa ke keraton ini pasti seneng banget.
Saya sering ngikutin streaming pagelaran tarinya dari Twitter.
Kadang acara-acara kraton seperti kirab, acara2 khusus bulan muharon, dll, sering ngikutin streaming nya juga.
Menurut saya itu indah sekali. Andai deket pasti datang langsung mengikuti prosesi-prosesi seperti ini.
Makasih udah diulas lengkap sekali.
Laah kok gitu, haha.. Ayok disempetin datang ke Keraton, kak. Di bulan Agustus nanti beberapa bangunan selesai direnov.
DeleteThe very beautiful palace and valuable museum.
ReplyDeleteGreetings from Poland :)
I also see it that way. Thanks a lot, Hanna. Greetings back from Indonesia.
DeleteSo amazing places!
ReplyDeleteXoxo.
Cores do Vício
Hopefully someday you can visit this royal palace. Greetings.
DeleteThanx For Sharing All The Photos - So Much Beauty Everywhere - Way Cool
ReplyDeleteCheers
Thank you so much for all, i really appreciate it, Padre. Greetings
DeleteInnteresting place! I didn't know it
ReplyDeleteGlad I have introduced this location to you, Sunika.
DeleteHello Himawan, and thank you for commenting on my blog !
ReplyDeleteThere is such detailed , complex history here it is fascinating .
North America .. Canada , is so young yet compared to countries like yours. The history you unfolded for us and these photos are amazing.
Today I have learned something new and beautiful from another part of the world, thank you !
You're welcome, friend. I would also like to thank you for taking the time to get to know the location of the royal palace that I introduce here.
DeleteGreetings to you and your country that I want to visit. Hopefully someday come true.
Hi Himawan, beautiful photos. I can't read your language, maybe you can place google translate on your blog. Greetings Caroline
ReplyDeleteHi also Caroline. Thank you for your visit and appreciation. Actually my blog has been equipped with google translator. Hopefully you find it and language translators can be effectively used.
DeleteSaya akan mencoba menulis komentar dalam bahasa Anda. Jika saya melakukan kesalahan itu adalah kebetulan. Saya menggunakan Google Terjemahan. Pos yang menarik. Foto-foto bagus. Saya sangat tertarik dengan negara, budaya, dan bahasa ini. Saya ingin tahu lebih banyak! Saya bermimpi melihatnya dengan mata kepala sendiri suatu hari. Namun, saya dari Polandia, saya sangat jauh.
ReplyDeletesalam Hormat!
Halo, Ayuna. Sangat sangat menghargai kedatangan dan komentarmu menggunakan penerjemah bahasa negara saya .., kalimat tersebut sangat benar. Yeaiii .. saya salut 👍.
DeleteSaya mendoakan kelak anda kesampaian berlibur ke Indonesia dan doa keinginan saya ke negara anda juga dikabulkan, Amin 😇.
Salam persahabatan kembali untuk anda di Polandia.
waktu kesana nggak pernah pake pemandu jadinya nggak ngerti sejarahnya :D
ReplyDeletedan baru tau juga kalau yang dipajang adalah replika xixixixi, selama ini aku ngiranya ya itu aslinya.
bener juga kalau yang asli dipajang, nanti bisa ilang. kayak film film luar itu
Hehe sangat mungkin terjadi kalau saja yang dipajang peralatan asli emas 24 karat..
DeleteYuk ulangi datang lagi ke Keraton, kak :)
I realy like your photo's a lot. I cant read what you write but your photo's says a lot.
ReplyDeleteThanks a lot, John. Please forgive about translator not effective.
DeleteWow you got to see so many beautiful and sacred places. Your photos are great, thanks for capturing this and sharing it with us.
ReplyDeleteAllie of
www.allienyc.com
Thank you all for your appreciation, Allie. Greetings.
DeleteHola Himawan como estas?
ReplyDeleteQue hermosos lugares para visitar para conocer el Palacio del Rey; los templos con sus costumbres y arte caracteristico. El museo con toda la historia.
Me gusto que son contrucciones muy antiguas y estan bien cuidadas!!
Hola, estoy bien, abuelo. Espero que estén bien también. Estoy feliz de leer todo el aprecio que me das. Estoy muy agradecido.
DeleteSaya belum pernah ke sini padahal keraton ini ngetop banget..
ReplyDeleteKudoakan lain kesempatan kak Lantana kesampaian ke Keraton :)
DeleteKirain aku saja, ternyata kak lantana juga belum pernah kesana.😂
DeleteHi!
ReplyDeleteThank you for visiting my blog.
I like to look at photos from a country as far away as Jawa.
Greetings! Helena
Your welcome, Helena.
DeleteI need to straighten out a bit if Java is not a country, but an island in Indonesia. Greetings.
La belleza del palacio del rey es indudable y te agradezco mucho que la muestres con las fotografías que no dejan duda de ser un lugar digno de visitar al menos una vez en la vida. Como siempre un trabajo excelente el que nos muestras con todo tu cariño.
ReplyDeleteUn fuerte abrazo desde España hasta Indonesia.
Por enésima vez, les agradezco mucho su gran aprecio.
DeleteUn fuerte abrazo desde Indonesia para ti en España.
Grazie per avermi fatto conoscere questi luoghi di storia e stupende bellezze.
ReplyDeleteBuone vacanze
Rakel
Prego, Rachel. Sono anche grato per la tua visita. Saluti da parte mia.
DeleteSalut Ama guide yg bisa bener2 detil menjelaskan sejarah begini :D. Selalu menarik untuk tau cerita sejarah dari salah satu raja/sultan yang sangat dihormati seperti sultan hamengkubowono ini :).
ReplyDeleteTapi mas, kalo ttg ratu pantai selatan, itu beneran nyata yaaa? Jujurnya selama ini aku ga menganggab itu real. Semacam legenda yang blm jelas. Sebelumnya ga ada maksud menyepelekan yaaa , hanya jadi penasaran aja :)
Kalo mbak Fanny penasaran, bisa ke pelabuhan ratu di Sukabumi mbak. Disana ada hotel yang katanya salah satu kamarnya jadi tempat persinggahan NYI Roro kidul. Kalo ngga salah kamar nomer 308. :)
Delete@ Fanny :
DeleteKesalutan kak Fanny ke abdi dalem akan bertambah lagi kalau dengar bagaimana pengabdian dan kesetiaan mereka yang begitu besar ke Sultan & Keraton. Cuma disini ngga kutulis kisahnya :).
Menurutku sosok itu real, kak. Karena sudah banyak bukti dan saksi melihat keberadaannya.
@ Agus :
Iyups, betul kamar 308, mas.
Aku pernah memasuki kamar tersebut dan bermalam di hotel Samudra beach hotel dalam masa kunjungan kuliah.
Sayangnya file foto yang tersisa hanya sedikit, kurang lengkap buat artikel.
Que lugar encantador e lindo!
ReplyDeleteAmei as fotografias.
Beijos.
Diário da Lady
Olá, Leidiana. Muito obrigado pela sua vinda e apreciação. Saudações beijo da Indonésia.
DeleteHola,
ReplyDeleteQue lindas imagenes, el palacio de Mataram es hermoso, de gran belleza natural e histórica.
¡Un placer saludarte!
Olá, Yessykan. Muito obrigado pela sua opinião sobre este palácio de Mataram. Saudações de amizade.
DeleteVery interesting post! Thank you Mas for the sharing :)
ReplyDeleteYour welcome, kak Pya. Terimakasih juga untuk kunjunganmu :)
DeleteComplimenti e grazie per la visita virtuale, questo palazzo è bellissimo
ReplyDeleteGrazie amico mio in Italia. La tua visita è incoraggiante. Saluti dall'Indonesia.
DeleteBeautiful pictures :-)
ReplyDeleteThanks a lot, Beata :)
DeleteTerakhir ke keraton ini pas study tour SMA tahun 2010, ternyata masih sama ya, kirain udah ada Alfamart di dalamnya hihi. Kalau ke Jogja sih udah sering, terakhir pas sebelum pandemi buat nonton Persib, lumayan sambil liburan.
ReplyDeleteArti "Regol" itu apa ya? Semacam gerbang, gapura atau batas? Soalnya di Bandung ada nama tempat itu, dan karena dulunya sempet di bawah Mataram juga pasti istilahnya sama.
Wwkk masa bakalan ada alfamart di dalam komplek Keraton , ada -ada aja seeh :D.
DeleteRegol artinya gapura, mas :)
lumayan luas istananya...mantap...
ReplyDeleteTapi, kok sepi pengunjung?
Seperti biasa, kalau aku berfoto di lokasi bela-belain nunggu keliatan sepi, mr. Tanza.
DeleteCapek juga nunggu waktu lokasi kelihatan sepi tapi puaas wwkk :D
Beautiful architecture!
ReplyDeleteI'm following you ;)
Regards!
Amazing history! You explain it with such great detail.
ReplyDeleteA fabulous place!) Very beautiful photos!)
ReplyDeletehttps://beautypumma.blogspot.com/
What a beautiful views!
ReplyDeletehttp://czytanko.pl
Bonito lugar! Saludos desde España :)
ReplyDelete