Rasanya memang sangat disayangkan jika telah berkunjung ke area kompleks besar Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebelah kidul atau selatan yang sebagian bangunan - bangunan megahnya difungsikan sebagai museum, diantaranya museum batik dan museum kristal hadiah dari raja - raja negara Eropa, tidak sekalian menyempatkan diri berkunjung ke area Keraton Yogyakarta sebelah lor atau utara yang dinamakan area Pagelaran - Siti Hinggil.
Area wisata kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memang terbagi dua area dengan tiket masuk yang berbeda antara area Tepas Pariwisata Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat di sebelah selatan dan area Tepas Kaprajuritan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat di sebelah utara.
Batas area keduanya dibatasi oleh Regol Brajanala, gapura berdinding tebal dan dilengkapi dua daun pintu berukuran tinggi dicat hijau tua yang kesehariannya selalu dalam keadaan tertutup dengan gembok besar dan hanya dibuka satu tahun sekali dalam acara Garebeg Syawal.
Berada di dalam area Pagelaran - Siti Hinggil pendengaran kita tak akan dimanjakan oleh alunan lembut irama gendhing - gending Jawa atau gamelan dan tak akan menemui pemandangan para abdi dalem Keraton berbusana traditional Jawa seperti yang berada di area Keraton sebelah selatan yang terdapat Bangsal Sri Manganti yang secara rutin terjadwal mempertontonkan pertunjukan kesenian traditional Jawa yang berbeda setiap harinya.
Suasananya sepi dan aura kesakralannya terasa kuat dikarenakan Siti Hinggil yang artinya tanah atau area yang sengaja dibangun lebih tinggi dari area sekitar Keraton merupakan bangunan sakral tempat putera mahkota dinobatkan sebagai Raja atau Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Siti Hinggil memiliki arti filosofi sebagai area kedudukan resmi Sultan beserta pengiringnya meninggalkan kediamannya untuk duduk di singgasana.
Berikut kusertakan daftar nama para putera mahkota yang pernah dinobatkan menjadi Raja di Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan prosesi penobatannya selalu dilaksanakan di Tratag Siti Hinggil :
Karena sebelumnya aku telah memasuki area Keraton sebelah selatan atau Tepas Pariwisata Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan berfoto di depan gerbang pembatas Regol Brajanala, maka aku akan menceritakan area Pagelaran - Siti Hinggil dimulai dari sebelah selatan, bukan dari area kedatangan.
Baca juga : Melihat Keindahan Istana Raja, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Beberapa meter di depan Regol Brajanala terdapat undakan anak tangga yang menghadap tembok pembatas dan undakan anak tangga tersebut menyambung di sisi kiri dan kanan, kemudian bertemu di halaman kawasan Siti Hinggil.
Bangunan sakral Siti Hinggil dibatasi tali pembatas yang tidak diperkenankan dimasuki oleh pengunjung, cukup hanya melihat dari kejauhan.
Di dalam kawasan Siti Hinggil terdapat beberapa bangunan, diantaranya : Bangsal Siti Hinggil yang dipergunakan untuk prosesi pelantikan atau penobatan Raja dan pelaksanaan prosesi - prosesi penting kerajaan, Bangsal Manguntur Tangkil tempat duduk singgasana Sultan dalam upacara kerajaan dan Bangsal Witana sebagai tempat untuk meletakkan lambang - lambang kerajaan dan pusaka - pusaka keramat milik Keraton Kiai Gada Tapan, Kiai Ageng Plered, Kiai Baru Klinting dan Kiai Gada Wahana.
Masih berada kawasan Siti Hinggil terdapat dua Bangsal Kori di sebelah timur dan barat yang kulihat kedua ruangannya difungsikan sebagai ruangan display lukisan koleksi kereta - kereta kuda yang dimiliki Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, foto - foto prosesi upacara kerajaan dan seperangkat gamelan.
Kemudian aku menuruni puluhan undakan anak tangga dari kawasan Siti Hinggil menuju ke kawasan yang lebih rendah dan sebagai tempat area pertama atau masuk Keraton yang dinamakan Pagelaran.
Batas undakan terakhir menuruni undakan anak tangga memasuki area Pagelaran, terdapat bentangan relief di sebelah kiri dan kanan menceritakan perjuangan Pangeran Diponegoro, putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III saat melawan kolonial Belanda.
Di dalam area Pagelaran yang berhadapan langsung segaris lurus dengan alun - alun, jalan legendaris Malioboro, Tugu Jogja dan gunung Merapi ini terdapat beberapa nama bangsal, salah satunya sepasang Bangsal Pengapit atau Bangsal Pasewakan di sebelah timur dan barat yang dipergunakan sebagai ruangan dilapisi kaca tebal memajang diorama manekin menggambarkan busana prosesi pernikahan adat Keraton dan beberapa model busana para Bregada atau prajurit Keraton.
Bangsal Pagelaran dahulu kala fungsinya dipergunakan sebagai tempat untuk bertemu dan berkumpulnya para punggawa kasultanan pada acara - acara resmi kerajaan sebelum menghadap ke Sultan.
Sekarang Bangsal Pagelaran sering dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara kepariwisataan yang berkaitan dengan Keraton.
Terakhir aku mengamati di sudut halaman Bangsal Pagelaran dipajang dua koleksi mobil antik milik peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono IX :
🔹Cadillac Fleetwood 75 produksi Amerika Serikat berplat nomor AB 9 HB merupakan mobil dinas saat beliau menjadi wakil Presiden Republik Indonesia periode tahun 1973 - 1978.
🔹 Ford Galaxie 500 dengan plat nomor AB 1881 HB produksi Amerika Serikat tahun 1960 yang pernah digunakan saat beliau menjabat Menteri Koordinator, Ekonomi, Keuangan dan Industri periode masa jabatan tahun 1966 - 1973.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dibangun dan diarsiteki oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono setelah terjadinya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.
Kepiawaian arsitektur beliau diakui oleh pemerintah Belanda dan kini kompleks bangunan Keraton Ngayogyakarta masuk ke dalam situs cagar budaya dunia UNESCO dinobatkan sebagai arsitektur istana Jawa terbaik.
Lokasi :
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat - Tepas Kaprajuritan Karaton
Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta.
Daerah Istimewa Yogyakarta
Tiket :
🔸Wisatawan domestik 5K
🔸Wisatawan mancanegara 15K
🔸Izin berfoto 1K
Area wisata kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memang terbagi dua area dengan tiket masuk yang berbeda antara area Tepas Pariwisata Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat di sebelah selatan dan area Tepas Kaprajuritan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat di sebelah utara.
Undakan anak tangga di depan Regol Brajanala |
Batas area keduanya dibatasi oleh Regol Brajanala, gapura berdinding tebal dan dilengkapi dua daun pintu berukuran tinggi dicat hijau tua yang kesehariannya selalu dalam keadaan tertutup dengan gembok besar dan hanya dibuka satu tahun sekali dalam acara Garebeg Syawal.
Berada di dalam area Pagelaran - Siti Hinggil pendengaran kita tak akan dimanjakan oleh alunan lembut irama gendhing - gending Jawa atau gamelan dan tak akan menemui pemandangan para abdi dalem Keraton berbusana traditional Jawa seperti yang berada di area Keraton sebelah selatan yang terdapat Bangsal Sri Manganti yang secara rutin terjadwal mempertontonkan pertunjukan kesenian traditional Jawa yang berbeda setiap harinya.
Suasananya sepi dan aura kesakralannya terasa kuat dikarenakan Siti Hinggil yang artinya tanah atau area yang sengaja dibangun lebih tinggi dari area sekitar Keraton merupakan bangunan sakral tempat putera mahkota dinobatkan sebagai Raja atau Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Siti Hinggil memiliki arti filosofi sebagai area kedudukan resmi Sultan beserta pengiringnya meninggalkan kediamannya untuk duduk di singgasana.
Bangsal Manguntur Tangkil |
Berikut kusertakan daftar nama para putera mahkota yang pernah dinobatkan menjadi Raja di Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan prosesi penobatannya selalu dilaksanakan di Tratag Siti Hinggil :
- Pangeran Mangkubumi Sri Sultan Hamengku Buwono I periode 1755 - 1792
- Raden Mas Sundoro sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono II periode 1792 - 1810
- Raden Mas Surojo sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono III periode 1810 - 1813
- Gusti Raden Mas Ibnu Jarot sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono IV periode 1814 - 1822
- Gusti Raden Mas Gatot Menol sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono V periode 1822 - 1855
- Gusti Raden Mas Mustojo sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono periode 1855 - 1877
- Gusti Raden Mas Murtejo sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono VII periode 1877 - 1921
- Gusti Raden Mas Sujadi sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono VIII periode 1921 - 1939
- Gusti Raden Mas Dorodjatun sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono IX periode 1939 - 1988
- Bendara Raden Mas Herjuno Darpito sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono 1988 - hingga sekarang.
Karena sebelumnya aku telah memasuki area Keraton sebelah selatan atau Tepas Pariwisata Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan berfoto di depan gerbang pembatas Regol Brajanala, maka aku akan menceritakan area Pagelaran - Siti Hinggil dimulai dari sebelah selatan, bukan dari area kedatangan.
Baca juga : Melihat Keindahan Istana Raja, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Beberapa meter di depan Regol Brajanala terdapat undakan anak tangga yang menghadap tembok pembatas dan undakan anak tangga tersebut menyambung di sisi kiri dan kanan, kemudian bertemu di halaman kawasan Siti Hinggil.
Bangunan sakral Siti Hinggil dibatasi tali pembatas yang tidak diperkenankan dimasuki oleh pengunjung, cukup hanya melihat dari kejauhan.
Bangsal Witana |
Di dalam kawasan Siti Hinggil terdapat beberapa bangunan, diantaranya : Bangsal Siti Hinggil yang dipergunakan untuk prosesi pelantikan atau penobatan Raja dan pelaksanaan prosesi - prosesi penting kerajaan, Bangsal Manguntur Tangkil tempat duduk singgasana Sultan dalam upacara kerajaan dan Bangsal Witana sebagai tempat untuk meletakkan lambang - lambang kerajaan dan pusaka - pusaka keramat milik Keraton Kiai Gada Tapan, Kiai Ageng Plered, Kiai Baru Klinting dan Kiai Gada Wahana.
Museum lukisan kereta koleksi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat |
Masih berada kawasan Siti Hinggil terdapat dua Bangsal Kori di sebelah timur dan barat yang kulihat kedua ruangannya difungsikan sebagai ruangan display lukisan koleksi kereta - kereta kuda yang dimiliki Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, foto - foto prosesi upacara kerajaan dan seperangkat gamelan.
Area menuju ke Pagelaran |
Kemudian aku menuruni puluhan undakan anak tangga dari kawasan Siti Hinggil menuju ke kawasan yang lebih rendah dan sebagai tempat area pertama atau masuk Keraton yang dinamakan Pagelaran.
Batas undakan terakhir menuruni undakan anak tangga memasuki area Pagelaran, terdapat bentangan relief di sebelah kiri dan kanan menceritakan perjuangan Pangeran Diponegoro, putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III saat melawan kolonial Belanda.
Di dalam area Pagelaran yang berhadapan langsung segaris lurus dengan alun - alun, jalan legendaris Malioboro, Tugu Jogja dan gunung Merapi ini terdapat beberapa nama bangsal, salah satunya sepasang Bangsal Pengapit atau Bangsal Pasewakan di sebelah timur dan barat yang dipergunakan sebagai ruangan dilapisi kaca tebal memajang diorama manekin menggambarkan busana prosesi pernikahan adat Keraton dan beberapa model busana para Bregada atau prajurit Keraton.
Diorama busana pengantin adat Keraton |
Bangsal Pagelaran dahulu kala fungsinya dipergunakan sebagai tempat untuk bertemu dan berkumpulnya para punggawa kasultanan pada acara - acara resmi kerajaan sebelum menghadap ke Sultan.
Sekarang Bangsal Pagelaran sering dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara kepariwisataan yang berkaitan dengan Keraton.
Mobil koleksi Sri Sultan Hamengku Buwono IX |
Terakhir aku mengamati di sudut halaman Bangsal Pagelaran dipajang dua koleksi mobil antik milik peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono IX :
🔹Cadillac Fleetwood 75 produksi Amerika Serikat berplat nomor AB 9 HB merupakan mobil dinas saat beliau menjadi wakil Presiden Republik Indonesia periode tahun 1973 - 1978.
🔹 Ford Galaxie 500 dengan plat nomor AB 1881 HB produksi Amerika Serikat tahun 1960 yang pernah digunakan saat beliau menjabat Menteri Koordinator, Ekonomi, Keuangan dan Industri periode masa jabatan tahun 1966 - 1973.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dibangun dan diarsiteki oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono setelah terjadinya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755.
Area menuju Tratag Siti Hinggil |
Kepiawaian arsitektur beliau diakui oleh pemerintah Belanda dan kini kompleks bangunan Keraton Ngayogyakarta masuk ke dalam situs cagar budaya dunia UNESCO dinobatkan sebagai arsitektur istana Jawa terbaik.
Lokasi :
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat - Tepas Kaprajuritan Karaton
Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta.
Daerah Istimewa Yogyakarta
Tiket :
🔸Wisatawan domestik 5K
🔸Wisatawan mancanegara 15K
🔸Izin berfoto 1K
Hai!
ReplyDeleteApa posting yang menarik, sangat detail.
Yogyakarta adalah surga bagi pecinta candi kuno. Abang saya mengunjungi Candi Borobudur dua tahun lalu, dia mengatakan kepada saya bahwa tempat ini benar-benar indah dan salah satu keajaiban buatan manusia yang paling mengesankan di Indonesia. Istana-istana itu indah. Cadillac Feetwood tahun '75 dan Ford Galaxie 500 mengagumkan.
Salam
Hai juga, Yessy. Thanks a lot for all.
DeleteSaya ikut senang abang anda pernah berkunjung ke candi Borobudur di kota Magelang, bukan di Yogyakarta. Semoga kelak anda pun berkesempatan datang ke candi juga istana Yogyakarta ini. Salam.
Informasi yang sangat jelas dan lengkap. Mas himawan sepertinya senang sekali ya mempelajari sejarah 😊
ReplyDeleteTerimakasih,kak Ami 🙏. Iya, aku menyukai sejarah. Meski njlimet ngafalin satu persatu nama tempatnya tapi aku suka 😁
DeleteAsik ni di ajak jalan-jalan keliling ngeliat tempat-tempat bersejarah. bangsal witananya keren dan unik.
ReplyDeleteHehehe terimakasih, kak Lantana 🙏. Ayook kapan kita jalan-jalan bareng 😉
DeleteBardzo interesujące miejsce, myślę, że warto je zwiedzić 😊
ReplyDeleteBardzo dobrze. Polecam tę lokalizację do odwiedzenia. Mam nadzieję, że kiedyś tam przyjedziesz 🙂
DeleteWhat a beautiful and historical place!
ReplyDeleteWonderful photos of the palace and the museum!
Thank you for the tour and all those informations!
Enjoy your weekend!
Dimi...
Your welcome and thank you for all your appreciation, Dimi. Enjoy your weekend also :)
DeleteVery interesting place. I wish to visit Indonesia in the future..
ReplyDeleteAmen, your wish to come to Indonesia will come true. I pray for you, Ashok.
Deletebeautiful places
ReplyDeleteYes, that's right.
DeleteBom dia!
ReplyDeleteBom fim de semana!
Boa noite. Tenha um bom final de semana para você.
DeleteWahh lengkap informasinya mas.. penuh dengan info sejarah
ReplyDeleteTerimakasih, Cik TK. Semoga dapat berguna buat banyak orang.
DeleteTempat-tempatya cantik..penuh dengan sejarah.
ReplyDeleteBetul, mas. Aku juga sependapat.
DeletePiękne miejsce. :)
ReplyDeleteJa też się z tobą zgadzam ;)
DeleteWhat a beautiful place - no wonder it was on the UNESCO list ☺
ReplyDeletebest regards
Yes, Lili. I also agree that the palace complex is worthy of being included in the UNESCO list. Best regards back 🙂
DeleteKeraton ngayogyakarta ini luas banget ya berarti dan nuansa jawanya wow. Saya jadi ngebayaing kayak di film-film. Udah diakui UNESCO juga...
ReplyDeleteKeren deh, jadi bangga sebagai penduduk indonesia😁
Ngelihat goto diorama baju pengamtinnya kok jadi pengen😂
Yup, kak jika ditotal luas kompleks 14 hektar. Sayangnya ada sebagian areanya telah berganti dengan pemukiman & pertokoan.
DeleteWwkk hayoo udah kepengin jadi pengantin yaa 😆
Hello, what a wonderful tour and great information . I love these historical and beautiful places. Thanks for sharing your visit. Have a happy day!
ReplyDeleteYour welcome,Eileend.
DeleteI am glad to have invited you to see a virtual tour. Thank you for visiting. Have a happy day!
Great place... As always 😉 have a great day!
ReplyDeleteThank you very much for your praise, I really appreciate. Have a great day also, Sys.
DeleteHai. Istana yang indah, arsitektur yang indah dan sejarah ada di sana.
ReplyDeleteSaya tidak tahu apakah penerjemah akan setia pada apa yang ingin saya katakan sekarang. Saya akan mencoba menjelaskan sedikit arti dari blog saya yang lain yang Anda lalui.
Mereka semua adalah hal-hal tentang ansambel musik, band rock Argentina yang disebut "Patricio Rey y sus Redonditos de Ricota" dan yang kami pengikut sebut saja "Los Redondos". Dan sejarah khususnya, karena mereka tidak tergantung pada sistem pasar dan berhasil menjadi sangat populer di sekitar sini, dan terus berlanjut setelah 45 tahun aktivitas. Anggotanya masih hidup.
Bisnis, adalah bisnis yang memiliki upeti pada poster mereka: gambar logo band, atau frasa dari lagu-lagu mereka.
Peluk teman baik
PS: dengarkan lagu-lagunya untuk melihat apakah kamu menyukainya, dan katakan padaku
Hai also Frodo. Penerjemahan anda ke bahasa Indonesia sangat benar. Terimakasih untuk itu. Senang anda menceritakan kisah karir band rock Argentina, Patricio Rey y sus Redonditos de Ricota".
DeleteHola, Himawan!
ReplyDeleteEl blanco es el color de la pureza y es muy resaltable en el exterior de este bello palacio. También es muy apreciable el diorama que nos muestras y para concluir esos magníficos automóviles que nos muestras en la última fotografía. Siempre he soñado cómo poder conducir un coche clásico de este tipo.
Un fuerte abrazo desde España y que pases un excelente fin de semana.
Hola tambien Miguel!. Qué bueno saber que describe muy bien lo que muestro aquí. Al igual que tú, también tengo curiosidad por aprender a conducir un automóvil antiguo 😁. Un saludo desde lejos en Indonesia para ti y feliz de llenar los domingos felizmente.
Delete...a beautiful museum, but I found it interesting to see the two American cars!
ReplyDeleteYes, the two antique cars also caught my attention. I watched it for a long time :)
DeleteHola buenas , qué bonitas imágenes y que bien contado , sabes para mi es muy especial ver como nos cuentas todo pues a pesar de estar bajo el mismo manto de estrellas hay cosas diferente en tu mundo y en el mio pero se complementan ..Gracias amigo un placer seguirte.,
ReplyDeleteOlá também, Campirela. Também é bom conhecer outras partes do país porque estamos em uma terra, mas temos diversas histórias e culturas. Um abraço de amizade para você.
DeleteVery beautiful photos!!
ReplyDeleteBig thanks for your appreciation, Sunika 🙏
DeleteThose cars are huge!
ReplyDeleteRight, Mark. The body sizes of the two antique cars are bigger than the size of the car in general.
DeleteCan't understand a word and there is no translation, sorry
ReplyDeleteNever mind, Gattina. Thank you for coming to visit here.
DeleteHola!
ReplyDeleteQue maravilla de lugares, son preciosos!
❀ Fantasy Violet ❀
Besotes! 💋💋
Olá, Violeta. Eu concordo com você. Besos.
DeleteInteresujące. Warte by spędzić tam chwilę
ReplyDeleteDobrze. Warto odwiedzić
DeleteUn bello lugar el que nos muestras. También aquí tenemos lugares divididos para visitar con entradas distintas y que cobran por tomar fotos. Lo que no encontré con tarifas diferentes a los nacionales y como ves también visite lugares de Portugal al mismo precio que los nacionales.
ReplyDeleteSaludos.
Espero que su explicación sobre la tarifa de entrada que no sea diferente para los turistas locales y extranjeros en su país pueda ser aportada por los gerentes de turismo en mi país. Gracias por su visita e información, Tomás. Saludos
DeleteTravel is great! Beautiful places
ReplyDeleteThanks for all, Marzycielka. Greetings
DeleteBeautiful. I love the last photo. :)
ReplyDeleteOh, thanks. I was reminded of the way I squatted to take photos of the location of the last photo 😁
DeleteInteresting place! It was nice to be there for a moment.
ReplyDeleteHopefully someday you can come there too.
DeleteA wonderful trip. I would like to visit this place someday, too. Many greetings to you!
ReplyDeleteAmen, one day you will be granted the wish to visit there. I'm taking it for you from here.
Delete
ReplyDeleteSekali lagi, terima kasih, saya telah mengunjungi tempat yang indah. Terima kasih telah mengunjungi daerah yang jauh dan eksotis untuk saya. Salam, nyaman dan hangat :)
Terimakasih besar juga saya sampaikan anda telah menyempatkan waktu berkunjung disini mengikuti tur virtual saya, Fili. Salam persahabatan.
DeleteWhile we occasionally hear about Malaysian sultans in our media, we never hear about Indonesian sultans. Maybe that means there isn't a problem and everyone is happy with how things are.
ReplyDeleteOh, maybe that's because lately the Keraton in Yogyakarta rarely hold large ceremonies and events because of the epidemic so that news isn't exposed to your country, Andrew.
DeleteBoa noite meu querido amigo. Espero que esteja tudo bem com você e sua família. Obrigado por nos apresentar mais um pouco da cultura da Indonésia. Cada vez aprendo um pouco mais do seu país.
ReplyDeleteBom dia meu querido Luiz Gomes, obrigado por sua atenção por mim e minha família. Estamos bem e saudáveis. Espero que você e sua família também estejam em boas condições e saudáveis. Muito obrigado pelo seu interesse em conhecer a história e ver o que há no meu país.
DeleteMe encanto conocer el palacio es muy bello y tambien me gusto conocer mas sobre tu cultura. Te mando un beso
ReplyDeleteMuchas gracias por su interés en conocer más sobre mi país. Saludos la amistad vuelve, Alexander.
Deleteselalu menarik, zaman feodal, zaman ke emasan raja raja di tanah jawa. Kita selalu dapat bercermin diri dari peninggalan sejarah ini dan untuk menjadi besar di masa depan
ReplyDeleteBetul banget pendapat mas Sofyan :)
DeleteSaya udah pernah ke keraton Jogja, tetapi ga pernah liat yg ini. Mungkin dulu saya mainnya ke area Selatan keraton yaa.. Menarik ya, sampai ada koleksi mobilnya segala..
ReplyDeleteSepertinya saat itu kak Thessa memang benar berkunjungnya ke area wisata yang di sebelah selatan. Sayang ya yang bagian utara ini ngga sekalian didatangi.
DeleteLooks like an interesting place to visit.
ReplyDeleteRight. Hopefully someday the location of this royal palace is included in your list of vacation plans, Nancy.
Deletekok saya belum kesini ya ?, sama dengan keraton yang kemarin gak tempatnya apa beda area, atau saya yang kurang keliling2nya
ReplyDeleteow inget waktu itu ada acara apa gitu jadi di tutup akhire masuk yang kidul bagian lewat barat
DeleteYah, sayang ya waktu itu batal masuk ke Keraton area utara ini.
DeleteKapan diulangi lagi yuk kesana, kak
itu penuh perjuangan heheh jalan kaki dari stasiun sampai situ.... eh pas pulang mau naik becak anak saya takut sama bang becak nangis deh ... jalan lagi dan karena capek akhirnya hampir sampai lampu merah malioboro baru anak saya mau naik becak hehehe, sengaja berkereta dari klaten, tapi malah repot ya untuk menyenangkan anak anak si gpp
DeleteMantul!, berjalan kaki dari stasiun Tugu 😁. Tapi ngga kerasa capek ya karena kita bisa lihat2 Malioboro. Oh kak Abazora tinggalnya di Klaten tow ?
Deleteiya dari tugu loh ... pegelnya pas udah sampai rumah
DeleteCiekawe miejsce, mam nadzieję, że kiedyś uda mi się tam pojechać!
ReplyDeleteProszę, módlcie się za was stąd, miejmy nadzieję, że wasze życzenia się spełnią, amen.
Deletehahaha, baiklah.
ReplyDeleteSaya baru tahu dong kalau Sultan Hamengku itu bukan nama aslinya, kirain memang namanya Hamengku Buwono :D
Betewe, saya dulu pernah masuk ke situ, tapi emang udah lama banget, pas tahun 2009, dulu rasanya nggak sebagus itu ya, sekarang bersih banget, catnya juga baru.
Cuman saya memang kurang memperhatikan area-areanya. pokoknya jalan aja gitu, liat-liat hahaha.
Justru lebih ngeh karena baca postingan Hino :D
Hihi aku terkikik geli ngebeyangin perkiraan kak Reyne begitu lahir bayi langsung namanya jadi Sri Sultan Hamengku Buwono 🤭.
DeleteBukan gitu, kaaak .. 😅.
WOW, such a beautiful place, and with such a fascinating history!
ReplyDeleteThe architecture is amazing...and I love those gorgeous cars!😊😊
Oh thank you so, so much for taking us on this virtual tour...I have enjoyed it immensely!!👍👍
Have a great day...and stay safe, my friend.
Greetings from England.
Hi Ygraine, I'm really glad you were entertained by a virtual tour through the beauty of what is at the Palace. Thank you very much for your appreciation. Have a nice week my kindly friend 🤗🙏
Deletetempatnya bagus banget mas him, gw gak pernah meragukan tempat wisata keraton jogja yang di share disini pasti keren dan meninggalkan sejarah bagi rakyat indonesia :D.. btw gw suka mobil klasiknya, ford galaxie 500 pernah punya di dalam game :D
ReplyDeleteYuhu keren arsitekturnya, ornamen kesannya Jawa banget 🙂. Koleksi mobil antik milik SSHB IX itu dipajang setelah Keraton sempat ditutup sementara karena pandemi. Sekarang setelah Keraton dibuka lagi, 2 mobil dijadikan 'bonus' pemandangan.
Deletemobilnya cuma jadi pajangan ya mas him, andai mobilnya bisa di coba buat muter-muter keraton bentar :D
DeleteNice photos and their perspective
ReplyDeleteOh, thanks a lot for all Paulina.
DeleteCool pictures❤
ReplyDeleteThanks, Kinga 🙏
DeleteNice shots.
ReplyDeleteThank you, Lady Fi 🙏
Deletei feel sad that i was not able to translate this post, it seems everyone else was able to. i enjoyed the images - the second, third and last were favorites!!!
ReplyDeletePlease forgive the inconvenience because the translator is not effective. Thank you very much for your visit and appreciation, Debbie.
DeleteVery nice post ! Thanks for stopping for my blog ! Have a great week! 🎀🎀🎀
ReplyDeleteYour welcome and thanks a lot for your stopping by also🌿Carolina. Have a great week 🙂🙏
DeleteGreat photos, especially the old cars :-D
ReplyDeleteThanks a lot, Ananka. I also like the old car collection 🙂
DeleteDari foto-fotonya saja sudah terasa ya suasana sakralnya :)
ReplyDeleteBetul,kak. Akan terasa lebih kesakralannya apabila pas sendirian datangnya ngga ada pengunjung lain seperti aku saat itu 😁
DeleteVaya lugar, esta buenísimo ir a visitarlo cuando pase todo :(
ReplyDeleteUn saludo enorme desde Plegarias en la Noche.
Estoy de acuerdo contigo. Con respecto a volver a ti. Gracias por tu visita, Tiffany.
DeleteThe ancient and ornate palace is beautiful and quite a contrast to the modern museum display halls. I enjoyed the tours!
ReplyDeleteYes, the museum room looks simple. While other parts look luxurious and artistic. Thank you for your willingness to visit here and also your appreciation. Greetings of friendship.
DeleteBagi saya masuk Keraton tuh seperti masuk museum ya mas. Banyak informasi dan cerita sejarah jaman bahela yang harus kita dan generasi muda pelajari juga.
ReplyDeleteSuka banget sama pakaian adat jaman dulu, ternyata sangat bagus, menarik dan cukup fashionable juga ya, nggak kalah sama tren pakaian saat ini :)
Betul, kak. Bisa dikatakan juga sebagai museum hidup karena adanya kegiatan kesenian pelestarian kebudayaan Jawa. Iya ya, dilihat model busananya jaman dulu udah fashionable. Beberapa model busana Bregada juga apik2, kak :)
DeleteSalam singgah🌹🌹
ReplyDeleteTerimakasih. Salam kembali 🙂
DeleteAku salfok banget sama mobil kerennya itu mas, cakep banget. Aduh kapan ya pandemi ini berakhir, pgn bgt ke Jogja lagi, next time pgn jelajah museum & tempat2 bersejarah kaya gini
ReplyDeleteSekarang Keraton sudah dibuka kembali kok, kak dan post foto ini dibuat setelah rabu kemarin aku kesana :).
DeleteSesekali pergi melawat tempat bersejarah boleh tambah ilmu dan melihat sendiri keindahan seni orang zaman dahulu.
ReplyDeleteYup, aku juga sependapat. Ngga sebatas liburan cuci mata tapi juga dapat mengenal sejarahnya.
Deleteaku tersepona sama spot dimana ada
ReplyDeletediorama manekin yang menggambarkan busana prosesi pernikahan adat Keraton dan beberapa model busana para Bregada atau prajurit Keraton mas him 😃
kelihatan mriyayeni dan sakral banget..
memang urusan baju nganten, meski saat ini banyak sekali model busana kebaya modif yang kekinian, tapi aku paling suka adat jogja kalau ga surakarta, jogja style identik dengan warna ijonya..hihi
oh ya, salfok sama koleksi mobil antik beliau..cadillac dan ford galaxie yang bener2 mencerminkan prestisiusnya mobil model bemper depan kotak pada masa itu ya 😃
Aku juga kagum dengan desain kostum2nya, khas dan kelihatan punya pamor.
DeleteAda satu lagi mobil koleksi SSHB IX yang konon menyimpan sejarah misteri, sayangnya mobil itu ngga ikut dipajang di Keraton 🙂
Berarti yang ini dipajang dimana ya mas him, penasaran jadinya, tapi mas yang aku penasaran kan bagian ini dijadikan area cagar budaya dan untuk wisata, nah pertanyaanku kalau daleme atau tempat sehari2nya keluarga kerajaan sih di bagian mananya ya...aku penasaran dari lama emang
DeleteEh btw, keren asli akhirnya ditetapkan unesco sebagai arsitektur istana terbaik 👍👍👍
Keseharian Sultan & keluarga tinggalnya dibangunan yang dinamakan Gedong Kuning (karena gedungnya berwarna keemasan) di Keraton sebelah selatan, kak.
DeleteIni adalah entri yang saya percaya berlanjut dan melengkapi yang sebelumnya. Itu berdampak bahwa semuanya putih dan tanpa noda.
ReplyDeleteSaya membaca sejarah Indonesia di Wikipedia (singkat), jadi saya tahu sedikit tentang budaya Anda.
Negara yang menarik karena sangat berbeda dengan budaya kita. Pelukan besar dari musim dingin Argentina!
Wow, pernyataan anda sampai mencari informasi mengenai sejarah budaya negara Indonesia membuat saya kagum dan sangat menghargainya.
DeletePelukan besar kembali untuk anda di Argentina.
Terimakasih banyak, JLO 🙏
oh ya, selepas Sultan Hamengku, siapa yang akan naik takhta? setahu saya anak-anak Sultan semuanya perempuan. kalau perempuan naik takhta, adakah ini pernah berlaku sebelum ini?
ReplyDeleteNah ini nih pertanyaan yang menarik karena sebelum ini pernah juga terjadi tetapi Sultan terdahulu kemudian memperistri selir atau istri kedua dan lahir anak laki-laki yang kelak jadi Sultan berikutnya.
DeleteSedangkan Sultan yang saat ini bertakhta tidak memiliki anak putra untuk jadi Sultan berikutnya.
Kereta-kereta tinggalan berkeadaan baik dan cantik.
ReplyDeleteIya,kesemuanya terawat dengan baik.
DeleteTerimakasih banyak saya sampaikan atas apresiasi besar tulisan saya dari anda, Carlos.
ReplyDeleteSayangnya saat saya ke Keraton tidak sekalian merekam video pertunjukan kesenian, mohon dimaafkan untuk itu.
Pelukan besar kembali.
It's such a beautiful and interesting place. Thanks for sharing.
ReplyDeleteBest regards
Your welcome, Joanna.
DeleteHappy to share the history and beauty of this palace building. Greetings
What a great place! One of my favorite parts of a museum is seeing how people used to dress during those times. :)
ReplyDeleteI also think so :). It's just that unfortunately in this area there are no palace officials wearing traditional Javanese clothes.
DeleteThose sultans had some really long names :)
ReplyDeleteYes, that is the name of a peerage :)
DeletePiękna kultura! Bardzo interesujące miejsce:)))
ReplyDeleteDziękuję pendapay w sprawie lokalizacji pałacu tego króla jawajskiego, Urszla.
DeleteUna entrada muy interesante y muy bien desarrollada.
ReplyDeleteGracias por pasar por mi blog.
Cordiales saludos.
Obrigado pela sua visita e agradecimento, amigo. Saudações de amizade.
DeleteInteresting place, well photographed and documented.
ReplyDeleteBig thanks for all, Yogi. Greetings
DeleteMas Himawan apa kabar?
ReplyDeleteSemoga sehat selalu, yah 😆
By the way, setelah saya baca-baca soal Siti Hinggil, saya jadi sadar kalau saya tuh belum pernah ke sana 🙈 selama ini taunya cuma area selatan saja dan sepertinya area selatan memang lebih sering dijadikan tujuan wisata daripada yang utara. Apa mungkin karena yang utara lebih sakral, mas? Sebab waktu ikut tour pun nggak pernah diajak ke bagian utara (apa mungkin saya yang lupa) ahahahaha 😂
Kagum juga dengan bangunannya karena dari sejarah yang mas Himawan jabarkan means bangunan tersebut sudah menjadi saksi sejarah sejak ratusan tahun silam 😍 dan bangunan tetap berdiri kokoh sampai sekarang, even sepertinya ketika ada gempa besar di Yogya tahun 2006 juga nggak begitu terdampak ya, mas?
Eniho mas Himawan sudah pernah ke museum kereta kencana yang di dekat Keraton? Apa sudah pernah ditulis di post sebelumnya? Hihi. Penasaran. Ditunggu cerita berikutnya, mas 😁
Halo juga,kak Eno. Kabarku baik,terimakasih. Semoga kabar kak Eno juga demikian 🙂.
DeleteBiasanya wisatawan memang lebih cenderung ke area Selatan karena lebih banyak yang bisa dilihat areanya dibandingkan di area utara ini, kak.
Udah ke museum kereta juga tapi belum dipublish hehhe 😁.
The wedding procession outfits are quite lovely! I sometimes wish we had such beautiful colors worn to the weddings here. I think our way of dress can be quite muted and boring at times.
ReplyDeleteMy husband would love those antique cars!
Looks like you had a lovely visit there :)
It is also true that your opinion is sometimes saturated seeing a pair of brides wearing clothing in general. Glad I found out your husband likes classic cars too.
DeleteSo damn cool!
ReplyDeleteKisses, Paola.
Expressyourself
My Instagram
Thank you for your opinion regarding the location of this king's coronation, Paola. Greetings.
DeleteSempre muito bom, amigo, acompanhar as tuas andanças e as belas fotos do teu país! Meu abraço, boa semana,
ReplyDeleteMuito obrigado por sua disposição de fazer um tour virtual, meu amigo
DeleteO árabe. Um grande abraço de longe na Indonésia para você.
Aduh.. meronta hati ini mahu jelajah kota Yogyakarta
ReplyDeleteTahan rontaan hati anda, kak Pya 😆.
DeleteThanks a lot, Pathy. Regards
ReplyDeleteAku ngunjungi keraton trrakhir tahun berapa ya? Udah lama banget..
ReplyDeleteSekarnang sudah banyak yang berubah dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini .
Dulu sepertinya belum direnovasi. Sekarang jauh lebih bagus lebih kinclong
Ooh ada display baju pengantin tradi sional keraton .
Wah mobil antiknya juga keren. Dulu belum ada mobil antiknya.👌
Jadi pingin ke keraton lagi. Yang belum kesampaian itu nonton pagelaran tari tradisional di keraton. Mungkin someday aku bisa ngulangi ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini lagi
Koleksi mobil antik tersebut didisplaynya setelah Keraton dibuka lagi setelah ditutup sekian lama karena epidemi. Jadi pemandangan mobil klasik itu bisa dikatakan bonus hehehe
DeleteOouw...ouw pantesan dari dulu kok ada mobil antik ternyata barusan aja di display setelah keraton dibuka kembali😅
DeleteKreatif, good idea n brilian display mobil antik di sini.👌
Aku makin takjub keraton Nyayogyakarta Hadiningrat ini kok semakin bersih , resik, apik dan kinclong ya? ditambah hasil fotonya dari kamera yang bagus tajam mulus kinclong😀
Very nice pictures, Himawan. It reminds me a little bit of Bali, which I visited last year.
ReplyDeleteTake good care.
Robyn
Oh thanks a lot Rwanknrobyn. I am glad to know that you have a vacation to Bali. Greetings from Indonesia to you.
DeleteHola desde México , no pude traducir pero las imágenes son preciosas, un placer pasar a conocer por medio de tus letras y fotos. Saludos amigo.
ReplyDeleteHola amigo, Sandra. Lo siento, el traductor ineficaz repitió nuevamente. Sin embargo, realmente aprecio tu visita.
DeleteDankeschön =) Ohja es war wirklich wieder mal sehr schön in Berlin =)
ReplyDeleteHab ebenfalls einen schönen Tag
Ein schöner Post =) Vor allem die Oldtimer gefallen mir sehr gut, ich liebe alte Autos <3
Gern geschehen, Yasmin. Ich bin auch dankbar für Ihren Besuch. Schön zu wissen, dass Sie auch alte Autos mögen.
DeleteIstana yang indah! Anda menggambarkannya dengan luar biasa! Sebelum mengunjungi istana seperti itu, saya harus membaca seberapa babyak yang mungkin untuk mengetahui seberapa banyak yang mungkin dan melihat tempat- tempat yang poling menarik minat saya, tempukan perhatian.Kepada mereka, Kerana untuk melihat semuanya sekaligus- sukar!
ReplyDeleteOh, saya sungguh tersanjung atas apresisasi anda yang sangat besar, Moja. Saya sangat berterimakasih dan juga bahagia perjuangan saya memperoleh informasi sedetil mungkin di lokasi serta membuat foto sebaik mungkin rasanya terbayar membaca opini dari anda. Salam persahabatan.
DeleteBeautiful place :-)
ReplyDeleteI also agree with your opinion
DeleteHaduh, aku baca sape gak kedip mata...
ReplyDeleteIndah spot2nya, didukung dengan penjelasan yang lengkap buangettt...
Duliu aku pernah kesana, tapi gak tahu buka sampe jam berapa. Alih2 pas nyampe dah tutup...
Sekarang mah puas dah, meski blm pernah masuk n keling2 keraton, aku dah liat foto, tahu tentang sejarahnya. Siiip. Thanku mas Himawan..
Wuah aku seneeeng pos ini bisa menebus kekecewaan dirimu [eh* namanya kakak siapa sih 😁 ?) yang dulu ngga kesampaian masuk ke Keraton sebelah utara.
DeleteKarena masih situasi new normal sekarang ini Keraton buka dari jam 8 pagi sampai jam 1 siang, kak.
Dulu tutupnya sampai jam 4 sore.
What A Fascinating Place - Dig The Old Cars - Appreciate The Description As Well - Stay Strong
ReplyDeleteCheers
Thank you for all your comments, Padre. Cheers
Deletentar kalau udah mulai bisa mau ke jogja juga saya
ReplyDeletehehe
Siyaap 😉.
DeleteSekarang obyek wisata di Jogja sudah dibuka kembali.
You described wonderfully this beautiful palace.
ReplyDeleteGreetings :)
Big thanks for your appreciation, Hanna. Greetings :)
DeleteSuch interesting museum, with very interesting story as well!
ReplyDeleteEven just the architecture looks unique!
Loved the 2 old american cars, look a lot like those I saw at Cuba years ago! ^^
Thanx for shared it with us!
XO
S
https://s-fashion-avenue.blogspot.com
Thank you for everything that you said, Silvia. It feels good to be able to visit the antique car belonging to the Palace that reminds you of your vacation in Cuba.
DeleteWhat a lovely place, beautiful photos and excellent documentation.
ReplyDeleteBig thanks for all, Bill. I really appreciate it. Greetings
DeleteLindos lugares.
ReplyDeleteBeijos
Ani
Eu também concordo com você. Beijos
DeleteMenarik sekali istananya....legasi kesultanan di Indonesia...
ReplyDeletesaya pernah nonton TV program, lupa sih judulnya...kalau ngga silap judulnya "cooking for the prince"...the chef cooked for two Indonesian royal families, one in Ubud, Bali (the prince married to Australian) and the other one, in Solo, if not mistaken, the princess married to Johor royal...the princess bawa the chef lihat2 dalam istana...menarik sekali interior istananya..
Wow, of course the shows on television attract a lot of people to watch because maybe there are parts of the palace that are usually not allowed to be seen for the public, on these shows are allowed to be covered.
DeleteLove it
ReplyDeleteTempat ini terlihat luar biasa, saya suka mobil-mobil vintage ini. Mereka membuat kesan! :)
ReplyDeleteTerimakasih, Rodzina. Saya juga sependapat dengan anda :)
DeleteSaya juga heran, bagian kraton yang ini kerap luput dari kunjungan wisatawan. Maka kondisi kesehariannya ya cenderung sepi. Hanya ramai ketika di situ ada pameran. Itu pun yang datang bukan para wisatawan luar kota sebab mereka juga enggak ngeh klo ada pameran keren. Muehehehehe .... BTW ini kunjungan sebelum serangan corona, ya?
ReplyDeleteKunjunganku ini setelah Keraton dibuka kembali setelah beberapa waktu lalu sempat ditutup karena epidemi, kak.
DeleteDan pemandangan display mobil antik itu 'bonus' setelah Keraton dibuka lagi :).
Mungkin area sebelah utara ini tak seramai kunjungan turis di area selatan karena lebih sedikit yang bisa dilihat & dipelajari, kak.
What a beautiful place! I love those costume!!
ReplyDeleteakiko
www.akikohiramatsu.com
That's right your opinion. I am also amazed by the shape of the palace building and the costumes.
Deletemantap bener mobilnya, itu gedungnya dari dulu apa sudah renov ya...bangunan mewah tempo dulu, kayanya kok pengkoh
ReplyDeleteSedikit banyak mengalami renov pasti iya, mengingat usianya yang sudah ratusan tahun. mas. Tapi renov tak mengubah struktur asli bangunan.
DeleteSempre molto dettagliati i tuoi post, stupende fotografie, mi piacerebbe visitare il museo dei Treni.
ReplyDeleteBuona giornata.
Un grande grazie per i risultati dei miei sforzi per ottenere informazioni e una buona foto sulla posizione. Spero che un giorno il tuo desiderio di venire da molto lontano in Italia in Indonesia possa essere realizzato, Amin.
DeleteTernyata sultan Hamengkubuwono IX punya mobil antik juga ya, ada dua lagi yaitu Cadillac Fleetwood dan Ford galaxie 500. Tapi wajar karena beliau pernah menjabat sebagai wakil presiden tahun 1973-1978 ya.
ReplyDeleteWah, mas Hino ingat nama pusaka kerayon siti Hinggil yaitu Kyai Gede Tapan, Kiai Ageng Plered, Kiai Baru Klinting dan Kiai Gada Satria eh wahana.😄
Itu tahu nama namanya dari pemandu keraton apa hasil bertapa di gunung kembar, eh gunung Merapi mas.😄
Hasil penglihatan kudapat setelah diriku melakukan tapa brata 50 hari diatas pohon kelapa, mas bwuahaha 😂. Ngga, ding. Ya infonya dari tour guide,jadinya aku sibuk ngrekam penjelasannya. Setelah itu sibuk nulis dengerin berulangkali untuk dituliskan disini 🙂
DeleteHello!!
ReplyDeleteWhen I was in Indonesia, I didn't get to know these museums. Are beautiful!! All decorated with gold. Then, in Indonesia the culture is very rich, right?
Best regards,
Fernanda
www.purestyle.com.br
I'm glad to know that you have come to Indonesia. The location of this palace is on the island of Java, precisely in Yogyakarta. You are very right that Indonesia has so many cultural customs. Hopefully someday you come back to Indonesia and see the beauty in Java, Fernanda. Best regards.
Deletesiti hinggil ini jadi lokasi yang penting dalam sebuah keraton
ReplyDeletejadi biasanya cukup diistimewakan
koleksi mobil di keraton juga antik banget
dan masih terawat dengan baik
Sangat betul, mas Ikrom. Di Siti Hinggil inilah putra mahkota diambil sumpahnya untuk memimpin rakyat dan dinobatkan jadi Sultan.
DeleteThank you for this beautiful virtual trip to this spectacular Palace.
ReplyDeleteGreat photos.
Greetings
Your welcome, Maria. Thanks a lot for all. Greetings
DeleteYa ampun mas, bagus banget yah bangunannya. Bersih dan terawat banget. Beda banget sama Keraton Solo. Kaya kurang terawat kalo saya bilang.
ReplyDeleteOrang dulu mah hebat-hebat. Bikin bangunan selalu awet-awet gak akaya bangunan jaman sekarang. Udah 5 tahun harus mulai di renovasi.
Iya,mas Riza. Aku juga pernah berkunjung ke Keraton Solo yang memang saat itu terlihat kurang adanya perawatan. Semoga saja sekarang sudah lebih bagus pengelolaannya.
DeleteKalo di tempat saya di Palembang,, mungkin destinasinya sama dengan Museum Sultan Mahmud Badaruddin 2. Perlengkapannya apa ya nyebutnya, ornamen di dalam banguannya itu lho khas orang jaman dahulu jadi mirip-mirip gitu. Perbedaan yang paling ketara itu di baju adatnya, kalo di Jogja identik dengan kebaya nah kami identik dengan songket huehuee
ReplyDeleteCuuz segera aku meluncur surfing ke tekape Museum Sultan Mahmud Badaruddin2 buat nambah pengetahuan :)
DeleteEnaknya kalau sepi begitu
ReplyDeleteJadi bisa puas foto-foto ya mas