Legenda Fantastis Roro Jonggrang Dibalik Megahnya Candi Prambanan

Jika di Yogyakarta terdapat Candi Prambanan, merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia juga termegah di Asia Tenggara, di Magelang terdapat candi Borobudur, candi Buddha terbesar di dunia. 

Nah, pembaca setia blogku dibacain, yuk tulisan keterangan informasi lokasi diatas sengaja kutulis dengan huruf tebal, ya. Juga di pos ini sekalian kusertakan letak lokasi Candi Borobudur yang benar berada di kota mana. Apa pasal ?.

Sengaja kutulis tebal demikian karena sebagai bentuk keprihatinanku melihat masih banyaknya informasi bertebaran di internet dari beberapa web biro travel [juga blogger] telah melakukan kesalahan fatal menginformasikan jika Candi Borobudur berada di kota Yogyakarta. Informasi lokasi tersebut adalah jelas salah besar !.    

Gemas rasanya kalau membaca keterangan informasi letak ditulis salah seperti itu. 

Rasanya membaca salah pencantuman keterangan letak lokasi seperti itu tuh ingin ku teriak [tapi ngga pakai nyanyi] dan kemudian menjerit sekencang - kencangnya, kalau perlu pakai toak, bilang ..., "Hell ... oooowww ..., hari gini anda masih saja salah nulis, memang situ ngga bisa baca google maps kaaah ... ?!". Mode:ON kesal auto menyala berkedip. Ha ha ha 😂.

Jika menyebutkan lokasi Candi Prambanan berada di Yogyakarta, itu memang benar adanya. 

Itupun jika dilihat secara administratif, sebenarnya letak Candi Prambanan bukanlah sepenuhnya terletak berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, melainkan sebagian areanya berada di perbatasan provinsi Jawa Tengah. 

Persisnya bangunan suci Candi Prambanan ini terletak di Kecamatan Prambanan, Desa Bokoharjo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan  Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. 

Berada sekitar 17 kilometer timur laut dari pusat kota Yogyakarta. 

Jadi, di siang hari itu karena aku telah hafal betul letak posisi pintu masuk ke area taman wisata Candi Prambanan berada dimana, tercatat dalam ingatan sejak aku kecil hingga usia dewasa ini aku telah datang sebanyak 5 kali ke Candi Prambanan, aku langsung mengarah ke Desa Tlogo, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah dan menuju ke pelataran parkir kendaraan. Selanjutnya kulanjutkan berjalan kaki beberapa meter menuju ke arah bangunan megah berbentuk rumah adat Jawa, Joglo tempat penjualan tiket masuk Candi Prambanan. 

Seketika hati rasanya syahdu mendengar alunan lembut gending - gending tradisional Jawa yang diputar melalui pengeras suara dan diperdengarkan secara berulang ke pengunjung mulai dari area parkir hingga ke seluruh kompleks besar Candi Prambanan.  

Dari setiap loket tiket berlapis kaca tebal, tertempel keterangan daftar harga yang cukup membuatku sedikit mengernyitkan dahi melihat selisih jauhnya digit nominal antara harga tiket masuk untuk wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. 

Harga tiket masuk ke kompleks Candi Prambanan di tetapkan 50K untuk wisatawan lokal dan untuk wisatawan mancanegara ditetapkan 250K.

Menurut keterangan bertuliskan bahasa Jawa Kuno yang terpahat dalam prasasti Siwargha berangka tahun 856 Masehi yang kini prasasti batu tersebut keberadaannya disimpan di Museum Nasional di Jakarta, bangunan sakral candi Prambanan dibangun oleh Rakai Pikatan pada tahun 850 Masehi bertujuan untuk memuliakan Dewa Siwa. Kemudian pembangunan Candi Prambanan selanjutnya diteruskan dan disempurnakan oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu.

Selain itu candi Prambanan dibangun dengan megah berseni arsitektur penuh detil relief ornamen rumit memikat mengisahkan Ramayana bertujuan sebagai bentuk simbolisasi kejayaan agama Hindu untuk menandingi kemegahan Candi Borobudur dari Wangsa Syailendra beragama Buddha yang telah ada dan berjaya sebelumnya. 

Arsitektur Candi Prambanan seperti bentuk bangunan candi Hindu pada umumnya, berbentuk ramping dan tinggi menjulang.  

Di dalam kompleks Candi Prambanan, terdapat 3 halaman bertingkat, ditata memusat ke atas dan halaman teratas sebagai halaman tersuci. Setiap halaman dikelilingi oleh pagar batu keliling. 

Di halaman terbawah tidak terdapat adanya bangunan candi, hanya sedikit menyisakan struktur gapura dan pagar.

Pada halaman kedua terdapat candi Perwara atau candi pendamping berjumlah sebanyak 224 candi, namun candi - candi Perwara tak kesemuanya dalam keadaan utuh. Sebagian telah mengalami keruntuhan akibat bencana alam. 

Pada halaman pertama atau tertinggi terdapat candi Siwa, candi Brahma, candi Wisnu, candi Garuda, candi Angsa, candi Apit, candi Kelir dan candi Sudut.

Candi Siwa yang merupakan candi utama dan paling sakral di kompleks Candi Prambanan ini memiliki ukuran tertinggi dibandingkan dengan candi - candi lain yang mengelilinginya. 

Tinggi Candi Siwa 45 meter dan memiliki undakan anak tangga di keempat sisinya, di tengah badan candi terdapat selasar yang saling terhubung untuk dilalui.

Sekeliling badan candi Siwa dipenuhi pahatan relief kisah Ramayana.

Di dalam badan candi Siwa terdapat empat relung berisikan arca berukuran tinggi dan besar dengan pahatan mengagumkan. Arca Siwa menempati ruang sebelah timur, arca Resi Agastya di ruang selatan, Ganesha merupakan putra Siwa berada di ruangan barat dan arca Durga Mahisasuramardani [Note: kemudian berselang waktu setelah dekade ratusan tahun kemudian, arca Durga Mahisasuramardani inilah dalam legenda Mataram Islam disebut - sebut sebagai arca Roro Jonggrang] menempati ruangan di sebelah utara. 

Membicarakan legenda fantastis Roro Jonggrang ..., yang sedikit banyak memang ikut menambah daya tarik dan  kepopuleran nama Candi Prambanan di mata wisatawan ..., aku teringat saat aku kecil dulu diajak liburan keluarga kesana, aku sempat menolak dan lucunya pakai acara menangis tak bersedia beranjak sekian lama keluar dari dalam mobil, karena takut melihat manusia jadi batu, ha ha ha ..., sampai akhirnya aku berhasil dibujuk untuk ikut masuk ke dalam kompleks candi Prambanan setelah diyakinkan oleh penjelasan papaku kalau Roro Jonggrang dikutuk menjadi patung batu oleh tokoh Bandung Bondowoso itu hanyalah cerita rekaan legenda belaka.

Legenda Roro Jonggrang muncul di tengah masyarakat karena melihat banyaknya jumlah candi - candi berada di dalam kompleks Candi Prambanan dan pada saat itu masih minimnya penemuan bukti akurat seperti prasasti tentang sejarah tujuan pembangunan candi Prambanan setelah candi mengalami kerusakan parah akibat terkubur di dalam tanah dan endapan abu vulkanik erupsi gunung Merapi selama ratusan tahun, dan juga saat itu masih minimnya masyarakat pada masa Mataram Islam memiliki kemampuan membaca aksara Jawa Kuno. 

Legenda Prambanan Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso

Dikisahkan seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso memiliki ketertarikan hati dan jatuh cinta dengan seorang putri cantik jelita, Roro Jonggrang. 

Namun cinta tersebut bertepuk sebelah tangan, karena Roro Jonggrang tak memiliki ketertarikan hati dengan Bandung Bondowoso. 

Bandung Bondowoso dengan gigih terus memperjuangkan rasa cintanya untuk dapat memenangkan hati Roro Jonggrang. 

Untuk menyiasati agar Bandung Bondowoso tak lagi mengejar cintanya, Roro Jonggrang mencari cara dan mengajukan permintaan yang sulit diwujudkan oleh Bandung Bondowoso untuk mendirikan bangunan sebanyak 1.000 candi yang harus diselesaikan dalam waktu 1 malam, sebelum matahari terbit.

Bandung Bondowoso menerima tantangan yang diajukan oleh Roro Jonggrang tersebut.  

Dengan kesaktiannya dan dibantu oleh kekuatan gaib dari para jin, Bandung Bondowoso hampir menyelesaikan pembangunan candi.nbsp;

Roro Jonggrang panik melihat tantangan darinya tersebut hampir terselesaikan oleh Bandung Bondowoso. 

Putri tersebut bergegas membangunkan para abdi dalem dan warganya untuk membunyikan lesung, membangunkan ayam jago untuk berkokok dan membakar api di sebelah timur untuk menandakan keadaan telah pagi hari, bersamaan dengan pembangunan candi yang ke 999.  

Tinggal 1 candi lagi yang belum terselesaikan pembangunannya. 

Bandung Bondowoso keheranan dengan situasi yang telah terjadi dan segera mencari tahu penyebabnya. 

Murkalah ia ketika tahu bahwa telah dicurangi oleh Roro Jonggrang. 

Dengan lantang Bandung Bondowoso berucap mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung batu melengkapi ke 999 candi yang telah terselesaikan menjadi 1.000 candi.

Kisah legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso tersebut melegenda hingga kini dan menjadi ikon candi Prambanan. 

Oleh UNESCO Candi Prambanan telah ditetapkan mendapat predikat sebagai World Heritage atau Warisan Budaya Dunia pada tanggal 13 Desember 1991.