Badaan - Taman Rekreasi dan Edukasi di Pusat Kota Magelang

Dari beberapa lokasi taman publik ruang terbuka hijau yang terdapat di kota Magelang, Taman Badaan yang memiliki satu ciri khas pembeda ini menjadi satu lokasi ideal dikunjungi untuk bersantai bersama anggota keluarga, teman dan bersama pasangan. 
Atau juga sebagai tempat kongkow asik buat para jomblowers, eh#😁. 

Lokasi Taman Badaan berada berada di pusat kota Magelang. 

Tepatnya di wilayah Magelang Utara, di Jalan Pahlawan nomor 190, daerah Potrobongsan.

Aku satu - satunya makhluk hidup diantara dua patung imut 😁

Terdiri dari dua area berbeda yang terpisahkan oleh jalan besar, area timur dan barat Taman Badaan dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1920.

Kunjunganku ke Taman Badaan yang sebagian areanya dikelilingi dengan gedung - gedung tua peninggalan kolonial Belanda yang difungsikan sebagai mess atau rumah dinas militer, salah satunya merupakan bangunan Museum Sudirman dan letak tamannya berada di tengah pertigaan jalan ini, kukatakan sebagai kunjungan nostalgia mengenang masa kecilku pernah bermain - main disana ... .  

Bermula dari obrolan ringan sewaktu melihat file lembaran foto di album fotoku kami, aku dan keponakanku Fani lantas membicarakan beberapa lokasi wisata yang pernah kudatangi. 
Kemudian di lembar album berikutnya, jari tangan Fani berhenti dan mengamati satu foto lamaku dan mamanya Fani, adikku nomor dua. 
Di foto itu aku dan adikku sama - sama berkostum kaos kesebelasan team Brazil hanya saja berbeda warna dan nomor seri punggung, dan saat itu kami berdua berusia bocah berfoto berdampingan di salah satu 'satwa' disana.  

Tanpa belum sempat kusebutkan nama lokasinya, sepertinya Fani hafal betul kalau lokasi taman tempat aku dan mamanya dia berfoto nyengir kuda kompak khas senyum bocah itu adalah lokasi tamannya berada di kota kami tinggal.

"Om, bukankah ini lokasinya di Taman Badaan ?", tanya Fani. 

"Iya, betul ..., Ha ha ha. Kenapa, lucu ya lihat foto jadul begitu ?. Eh, ngomong - ngomong kamu kok tau, eh hafal sih ?", sahutku. 

"Nah, itu difoto om dan mama bareng badak .... Ya kan itu lokasinya disana ?. 
Aku sih juga pernah kesana bareng guru dan teman - teman satu kelas. Tapi ngga ada fotonya. 
Saat itu rombongan kelas kami ngga berfoto - foto, cuma nyanyi - nyanyi bersama setelah itu acaranya kami bebas bermain - main disana", cerocos Fani. 

"Oh, gitu. Kalau begitu besok pagi kita liburan kesana, Fan. Lagian om Hino sudah lama ngga main ke Taman Badaan". 

Berangkat dari rumah sebelum menuju ke lokasi, kami sengaja hanya menyantap sedikit porsi sarapan agar merasa tidak kekenyangan karena nantinya kami merencanakan makan siang di Taman Badaan. 
Disana terdapat beberapa warung makanan dan minuman ringan. 


Di taman inilah tempat berkumpulnya para pedagang penjaja kuliner khas bakso berukuran bulatan kecil - kecil menyerupai bulatan batu kerikil, maka bakso berbahan dasar dari daging sapi tersebut dinamakan dengan bakso kerikil. 

Fungsinya selain sebagai penghijauan tata kota dan sarana untuk bersantai dari berbagai lapisan usia, ruang terbuka hijau Taman Badaan juga sebagai sarana edukasi untuk anak - anak mengenal bentuk fisik beberapa satwa melalui patung - patung yang dibuat hampir mirip dengan seukuran aslinya.  

Gajah, jerapah, badak, beruang madu adalah beberapa patung diantaranya. 

Kelengkapan pengenalan fisik satwanya juga diaplikasikan ke bangku - bangku bersantai yang mengelilingi taman. 
Tapi uniknya, bangku dari pondasi semen itu hanya menampilkan bagian kepala satwanya saja dibagian ujung bangku dan tampak lucu untuk sarana berfoto.  

Kelengkapannya sebagai taman edukasi, areanya terdapat papan besar pembelajaran tentang beberapa gambar rambu - rambu lalu lintas, seperti : gambar truk dengan panjang badan tertentu dilarang masuk, gambar penyempitan jalan sebelah kiri, gambar penyebrangan pejalan kaki dan masih banyak gambar lainnya. 

Di Taman Badaan aku dan Fani mencoba bermain beberapa wahana dengan sepuasnya tanpa dikenai beaya alias gratis. 
Fani bermain ayunan dan luncuran atau dikotaku disebutnya perosotan. 
Kalau aku cukup menjajal bermain ayunan di tiangnya yang dicat berwarna - warni. 
Terbersit dalam hati kepingin ikutan juga main perosotan tapi kok malu, udah tuwir soalnya ..., wwkkkk 😅!. 

Ada juga sarana melatih keterampilan melukis di kanvas, dengan memilih pola gambar yang akan dilukis dan menentukan warna yang diinginkan untuk diaplikasikan, hasilnya dapat dibawa pulang buat hiasan pajangan dirumah. 

Buat anak - anak penyuka otomatif, tersedia mobil beraneka warna dan bentuk yang bertenaga aki dan bisa disewa untuk mengitari jalur area taman. 

Kedua sarana tambahan yang terdapat di Taman Badaan, melukis mewarnai pola dan menunggangi mobil beraneka warna itu merupakan sarana berbayar dan khusus untuk anak - anak.  
Terkecuali kalau kamu yang sudah tuwir tidak malu ikutan melukis karena pola yang tercetak di kanvas pilihannya berupa gambar pola kartun tokoh anak ..., ha ha ha. 
Nah, kalo mobil - mobilan yang modelnya mirip mobil futuristik itu juga khusus disewa berbayar untuk anak- anak.  
Orang dewasa tak akan diperkenankan ikut menaikinya.  

Taman Badaan area barat

Setelah puas berada di Taman Badaan di sisi timur yang identik sebagai tempat liburan yang areanya dipercantik dengan beberapa patung satwa, kami melanjutkan  menyeberangi jalan menuju ke Taman Badaan di sebelah barat yang area tamannya ditata apik dan dilengkapi sarana free wi-fi, beberapa spot unik untuk berfoto.  

Area Taman Badaan di sebelah timur dilihat dari area sebelah barat. 

Dahulu kala pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Taman Badaan dipergunakan oleh warga Eropa untuk tempat rekreasi dan bersantai memandangi keindahan pemandangan gunung Sumbing dan perbukitan Giyanti yang berada di sebelah barat sembari duduk mengobrol dan minum kopi atau teh di pagi hari juga di sore hari.  

Kisah tersebut tertuang dalam keterangan buku berjudul "De Bergstad Van Midden Java Middelpunt van de Tuin Van Java" yang ditulis dan diterbitkan pada tahun 1936 oleh Burgemeester [Kini disebut dengan Walikota] Kota Magelang Ir. Nessel Van Lisaa.
Di buku tersebut Magelang sebagai Taman Pulau Jawa. 




Lokasi:
Taman Badaan
Jalan Pahlawan No. 190, Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara.
Kota Magelang, Jawa - Tengah