Saat keringat di tubuhku belum juga berhenti mengalir karena akibat merasakan panasnya terpaan kuat sinar matahari menjelang tengah hari, setelah berjalan kaki beberapa meter dari lahan parkir di seberang jalan menuju ke loket pembelian tiket dan setelah melalui pemeriksaan protokol kesehatan oleh petugas, aku segera bergegas menaiki undakan anak tangga menuju ke area teras tertinggi candi Ijo.
Sambil melangkah, di pikiranku timbul h2c alias harap - harap cemas #lol ..., kalau di area teras tertinggi candi Ijo semoga saat itu suasananya sedang minim pengunjung berada disana, tak seperti keadaan ketigakalinya pada waktu itu, sebelum kedatanganku keempatkalinya disana kali ini.
Lah, kok timbul kayak gitu pikiranku sih ...., ha ha ha 😆!.
Pasalnya tuh begini, kalau saat suasana ramai pengunjung, aku mengalami kesulitan untuk memotret obyek candi terlihat 'bersih' secara utuh, tanpa terlihat adanya pengunjung atau orang lain ikut mejeng nimbrung di bingkai gambar.
Dan memang aku menyukai fotografi untuk penyerta artikel tak terlihat banyak orang di lokasi. Kalau terlihat berjubel pemandangan pengunjung di foto, kesannya kok obyek foto jadi tampak terlihat seperti penampakan cendol dawet, *eh 🤭.
Dan bukan suatu kebetulan dari h2c di pikiranku, area teras tertinggi candi Ijo peninggalan Kerajaan Mataram di satu hari itu memang benar sedang sepi pengunjung.
Hanya ada aku dan dua remaja putri yang tampak saling bergantian saling bantu memotret di depan candi utama.
Kesempatan minim pengunjung saat itu segera kugunakan untuk mengambil keseluruhan gambar candi Ijo melalui kamera digitalku dari berbagai sudut dan kuusahakan hasil obyek pengambilan gambar terlihat semenarik mungkin.
Jadi, bagaimana ..., apakah hasil bidikan kameraku di candi Ijo bercorak Hindu ini memang terlihat bagus adanya ..., pemirsaa ... aah ?.
Ha ha ha, maaf pakai acara tanya jawab segala begitu. Maklum, lagi sedikit er - ro- rrr😅.
Di teras tertinggi, di kompleks percandian yang berundak - undak dan candi Ijo memiliki 11 teras berundak dengan ketinggian berbeda - beda, terdapat satu candi induk dan 3 candi perwara yang letak ketiganya berada dalam satu garis lurus dan menghadap ke arah candi induk.
Sayangnya pada masa new normal atau adaptasi baru dari pandemi ini diberlakukan larangan adanya pemasangan tali pembatas di depan candi.
Pengunjung tidak diperkenankan memasuki ke dalam ruang bilik candi induk dan ketiga candi perwara.
Tapi tak perlu khawatir, aku masih teringat dengan baik dan menceritakan disini apa saja yang terdapat di dalam masing - masing bilik keempat candi di teras tertinggi tersebut.
Di sekeliling luar badan candi induk atau utama candi Ijo terdapat beberapa pahatan relung tanpa terlihat adanya arca.
Memasuki pintu candi utama yang berhiaskan pahatan relief kepala Kalamakara, makhluk raksasa penolak unsur keburukan dan kejahatan, terpahat artistik berada di ambang atas pintunya untuk selanjutnya menuju ke dalam bilik candi induk.
Di dalam bilik candi induk aku sempat terhenyak kagum saat melihat besarnya ukuran sepasang arca lingga dan yoni, ukuran sebesar itu belum pernah kulihat sebelumnya di candi Hindu manapun yang pernah kudatangi.
Arca lingga yoni merupakan simbol kesuburan kepercayaan Hindu bersatunya Dewa Siwa dan istrinya, Dewi Parvati.
Sekeluar dari dalam bilik candi induk, aku menuruni undakan anak tangga kemudian kufoto satu persatu ketiga candi perwara atau candi pendamping.
Ketiga candi pendamping yang kesemuanya menghadap ke arah timur atau menghadap ke arah candi utama ini, masing - masing di dalam bilik candinya terdapat jenis arca yang berbeda.
Arca yoni tanpa adanya lingga berada di dalam bilik candi pendamping di sebelah kiri dilihat dari depan candi utama.
Candi perwara kedua, atau letaknya berada di tengah, ruang bilik dalamnya terdapat arca berbentuk bulat sempurna semacam umpak, tempat meletakkan sesaji dan terdapat arca lembu Nandini, lembu betina kendaraan yang digunakan oleh Dewa atau Batara Siwa.
Candi Perwara ketiga, atau candi yang letaknya di sebelah kanan dilihat dari candi utama, memiliki tampilan badan candi yang unik dan berbeda dengan kedua candi pendamping lainnya.
Sekeliling badan candinya dilengkapi ventilasi berbentuk belah ketupat untuk sarana pembuangan asap dan di dalam bilik candinya terdapat lubang berbentuk kotak tempat pembakaran. Diduga dahulu kala lubang kotak tersebut dipergunakan sebagai tempat pembakaran peralatan upacara sembahyang setelah selesai dipergunakan.
Candi Ijo dinamakan demikian bukan berarti tampilan dinding batu candinya berwarna hijau [Ijo : Hijau, bahasa Jawa].
Penamaan candi purbakala yang berada di ketinggian lereng gunung padas 375 dpl ini didasarkan dari catatan di dalam Prasasti Poh tahun 906 M yang menyatakan letak keberadaan lokasi candi Ijo berada di Gunung Ijo yang diperkirakan memiliki ketinggian 427 dpl.
Candi Ijo diperkirakan dibangun pada saat zaman Kerajaan Medang, antara abad X - XI Masehi.
Karena berada di ketinggian lereng gunung, tepatnya terletak di Desa Groyokan,Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, lokasi candi Ijo merupakan lokasi candi Hindu tertinggi yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan memiliki beberapa fakta unik.
Berikut kutuliskan fakta unik yang dimiliki candi Ijo :
▫️ Berada di lokasi gersang
Lokasi suatu candi menurut keterangan kitab kuno hampir selalu bisa dipastikan lokasinya berada di lahan subur dan dekat dengan letak sumber mata air ataupun sungai.
Tetapi tidak halnya dengan lokasi keberadaan candi satu ini yang berada di tanah berkapur.
Menurut para ahli arkeolog, kemungkinan besar kompleks candi Ijo berdasarkan letak lokasinya yang berbeda dengan letak lokasi candi pada umumnya tersebut, candi Ijo bukanlah kompleks percandian yang kegunaannya bukan diperuntukkan untuk Dewa.
▫️ Memiliki pola percandian berbeda
Candi - candi lain yang berada di dataran Prambanan memiliki pola memusat ke tengah, atau candi induk berada di tengah.
Nah, pola ini berbeda dengan pola candi Ijo.
Pola candinya yang berada di 11 teras berundak dan terdapat 17 bangunan candi, diantaranya berupa sisa reruntuhan candi yang belum direkonstruksi ulang, candi Ijo memiliki pola semakin meninggi ke belakang, dan candi induk terletak berada di teras tertinggi.
▫️ Memiliki panorama alam memikat
Letak komplek percandiannya berada di suatu ketinggian lereng gunung dan menghadap ke bentangan pemandangan terbuka luas, lokasi candi Ijo memiliki satu nilai plus.
Dari lokasi candi dan sekitarnya dapat terlihat jelas pemandangan kota Yogyakarta yang berada dibawahnya.
Bahkan saat cuaca cerah dapat dengan mudah terlihat pesawat mendarat atau bersiap terbang di landasan pacu bandara udara Adisutjipto.
Lokasi candi Ijo kerap dijadikan lokasi fotografi untuk berburu pemandangan matahari terbenam atau sunset.
Jadi, buat kalian yang ingin memiliki dokumen foto pribadi di candi berlatar belakang pemandangan cahaya langit matahari terbenam persiapkan peralatan fotografi secara maksimal, ya 😉.
Diketemukan secara tidak sengaja saat pencarian lahan untuk penanaman tebu, candi Ijo diketemukan pertamakali oleh seorang pria berkewarganegaraan Belanda administrator pabrik gula Sorogedug bernama H.E Doorepaal pada tahun 1886.
Pelaksanaan rekonstruksi candi dilaksanakan secara bertahap sejak tahun 1996 hingga sekarang.
Dan saat terakhir kali aku datang ke lokasi candi Ijo minggu lalu, kulihat beberapa candi di teras yang lebih rendah sedang berlangsung proses rekonstruksi dilakukan oleh beberapa pekerja.
Aku cukup melihat proses rekonstruksi candi dari dua tiang gapura batu kuno di teras tertinggi.
Kembali berjalan kaki dari rute jalur keluar kompleks percandian candi Ijo menyeberang ke arah lahan parkir kendaraan, arah mataku sekelebatan melihat ada satu spot berfoto atau selfie, *eh atau mau berwefie ria disana boleh juga, ding ..., di samping salah satu kedai kuliner.
Ternyata spot foto terbuat dari susunan kayu berbentuk runcing diujung yang letaknya bersebelahan dengan lahan parkir kendaraan dan nangkring di tepi jurang menganga itu memang sarana pelengkap dari kedai kuliner tersebut.
Pengunjung yang tidak membeli makanan dan minuman, tetap diperbolehkan berfoto di spot foto yang dinamakan Lereng Ijo, cukup membayar dua ribu rupiah untuk satu orang berfoto. Kalau berwefie maksimal bertiga berada di dalam spot foto cukup membayar tiga ribu rupiah. Itu juga tak ada petugas disana, uang beaya buat bernarsis ria hanya dimasukkan ke dalam kotak kaca.
Dan sebagai 'maniak' selfie, *eh wwkkkwwkk ..., tentu dong yaaa ..., aku ngga mau ketinggalan gegayaan pasang diri berfoto di depan layar ponsel dengan alat bantu tongsis alias tongkat narsis atauuu ..., tenar eksis. Ha ha ha!.
Lokasi :
Candi Ijo
Kikis, Desa Groyokan, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tiket :
▫️ Wisatawan lokal 5K ▫️ Wisatawan mancanegara 10K
▫️ Jam operasional :
Selama masa pandemi jam 09. 00 - 15. 00
Foto2nya bagus2 bgd Mas Himawant.. kereenn..
ReplyDeleteBtw, untung ada pengunjung lain ya, jd ada yg diminta tolong buat motoin 😁
Jd penasaran, Mas himawan klo pergi2 sndiri gt ga bawa tripod? Kan lumayan bisa bebas foto2. Hehehe..
Ini yang bikin aku penasaran juga. Kak Himawan kalau pergi-pergi bawa tripod sendiri atau minta difotoin? 😂
Delete@ Thessa & Lia :
DeleteHalo dua kakak cantik, Thessa & Lia 🙌.
Makasih ya udah ikut penasaran nebak2 siapa yang kebanyakan ato seringkali motretin aku di lokasi hihihi 😄.
Dan jawabannya adalah ... eng ing eeeng tradaa ..., Tripod!, hahaa 😅
Wah, kalau gitu, aku kasih 4 jempol buat Kak Himawan karena setting tripodnya niat banget! 😂
DeleteAngle-nya itu lho suka susah-susah. Keren banget lah Kak Himawan! 🙌🏻🙌🏻
Hehehe terimakasih buat jempol 2 orang (karena jempolnya ada 4 😆), kak 🙏.
DeleteBaca komen kak Lia begitu rasanya badan pegel linu gegara sibuk bolak balik ngatur timer kamera ... langsung wes ewees bablas pegelnya, huahaha 😅
Tapi memang benar lho, susah ngatur tripod kamera agar hasilnya bagus perlu angle yang tepat. Katanya sih begitu soalnya saya belum pernah pakai tripod, biasanya kalo mau foto minta tolong orang lain.😃😁
DeleteI would love to visit, the photos are so beautiful! :)
ReplyDelete--
O diário da Inês | Facebook | Instagram
Amen, I wish you the fulfillment of your wish. Big thanks for your appreciation, Ines.
DeleteBaru tahu ada candi namanya candi ijo. Dalam hati mbatin, wah apa batu candinya warnanya hijau kali ya makanya dinamakan candi ijo. Eh ternyata nama itu berasal dari Prasasti Poh ya.
ReplyDeleteEnak memang tempatnya buat selfie selfie mas, pemandangan nya bagus karena berada di 375 dpl dikelilingi daerah pegunungan.
Itu waktu selfie di dekat jurang apa ngga takut ya mas? 😱
Ngga takut, mas. Malah pengin foto gaya levitasi alias loncat .. tapi takutnya papan kayu pijakan jadi ambroool , wuahaha 😂
DeleteFallo el traductor pero el lugar es precioso y me ocurre como a ti en mis fotos esta arquitectura me encanta.
ReplyDeleteSaludos.
Oh, perdón por la falta de un traductor ineficaz. Muchas gracias por apreciar mi foto, Tomas.
DeleteSaludos.
Acredito que seja uma benção, amigo, viver em um local tão cheio de belas paisagens e de tanta tradição cultural e religiosa. São preciosas, as tuas viagens e as tuas fotos! Meu abraço, boa semana.
ReplyDeleteAh, muito obrigado pela sua opinião sobre a história e a cultura do meu país, meu amigo árabe. Desejo a você uma boa semana. Abraço
DeleteKak, aku senang deh kalau baca tulisan-tulisan kakak apalagi tentang candi-candi seperti ini. Aku jadi tahu ternyata banyak sekali candi-candi kecil di Jawa yang selama ini kurang terkenal padahal keindahan dan kecantikannya tidak kalah menarik dari candi-candi yang terkenal. Aku senang main ke sini, soalnya jadi bisa belajar sejarah sambil menikmati keindahan candi lewat foto hihihi
ReplyDeleteTerimakasih banyak apresiasimu, kak Lia.
DeleteAku merasa ikut senang jika keterangan yang kusertakan cukup nambah pengetahuan atau juga ngingetin tentang sejarah hehehe
Tus imágenes muestran lo bello que es tu país , me alegro mucho .,, No usais las mascarillas , aquí es obligatorio. Un buen reportaje muchas gracias pues lo disfrutamos junto a ti . Un abrazo y feliz semana.
ReplyDeleteMuchas gracias por todo.
DeleteTomo una foto cada vez que me quito la máscara, después de eso rápidamente me vuelvo a poner una máscara ... jajaja ..., me siento extraño tomando fotos para artículos usando una máscara 😅.
Abrazos y felices siempre.
Yeeey, akhirnya mampir ke Blog ini di saat komentar masih sepi. Belum sampe 10. Btw, kapan2 boleh dong mas share gimana tips n trik agar Blog nya dikunjungi banyak orang.. Tengkyu! :D
ReplyDeleteSuatu kebanggaan tersendiri ya, Kak Dodo, untuk bisa komentar di blog Kak Himawan saat jumlah komentar belum sampai 10. Wkwk. Rasanya ingin berteriak "yay! First 10 comments!" Pas lihat ya 🤣
DeleteHabisnya, kolom komentar Kak Himawan ramai banget, keren 🤩
@ Dodo & Lia :
DeleteOh, whadz 😱 hahaha .., aku sampe kaget bacanya loh 😆.
Ngga nyangka kalian berdua blogger keren berkomentar begitu di blogku yang sederhana gini 😊. Terimakasih ya 🙏.
Tips kecil dariku cuman berbaik hatilah bersedia berkunjung balik ke orang yang sudah berkomentar.
Cuman itu hehe 🙂
Waahahaha.. Kebanggaan duniawi ini mah 😅😅
DeleteKadang bingung mau komentar kalo artikelnya bahasa Inggris atau Spanyol, biarpun ada google translate tapi tetap kurang afdol.
DeleteSemangat milenial tempat mistis ini terpampang jelas dan mengagumkan di setiap foto, sobat Himawan. Ketika mata memutuskan pada sebuah foto, ia hanya tinggal menemukan momen yang ideal ketika objek atau lanskap yang akan difoto mengekspresikan dirinya dalam integritas totalnya, yaitu, ketika setuju untuk membiarkan dirinya difoto dengan maksud fotografer untuk mengabadikannya ... mentransmisikan (terlihat) di foto.
ReplyDeletePelukan erat, teman.
Terimakasih besar untuk apresiasi anda ,sobat Carlos.
DeleteUsaha yang saya lakukan memperoleh komposisi foto yang menarikk diapresiasi baik oleh anda 🙏.
Pelukan erat, sobat Carlos.
Very nice temple.
ReplyDeleteIn Poland also many places are closed because of the pandemic. You can see the gardens, but not the basement of the palace for example. :(
It is very difficult to take a photo of a popular place without any people disturbing the shot! I know what you mean!
Przykro mi, że wiele obiektów turystycznych w Polsce jest nadal zamkniętych z powodu pandemii. Podobnie, niektóre miejscowości turystyczne w Indonezji, przyjaciele. Niech pandemia wkrótce się skończy. Bardzo się cieszę, że dobrze znasz historie, które tu napisałem. Bardzo to doceniam. Pozdrawiam, stary.
DeleteHa sido un placer visitar a través de tus magníficas fotografías ese lugar milenario.
ReplyDeleteGracias.
Realmente un gran agradecimiento por mis fotos en esta publicación. Realmente lo aprecio y le doy las gracias, Maripaz Saludos.
DeleteOtra entrada con bellas fotografías que hacen ver la hermosura de tu gran país. He observado que el cielo estaba con nubes nada amigables y aún así has completado tu estupendo reportaje.
ReplyDeleteComo siempre Himawan, te envió un gran saludo desde España hasta Indonesía.
Muchas gracias por tu valoración de mi foto y reportaje sobre este templo, amigo Miguel. Me reconforta leer sus comentarios debido a mis esfuerzos mientras estuve allí.
DeleteSaludos cordiales en España.
Les paysages sont beaux et je vois encore de bien jolis temples. C'est une belle visite!Bonne soirée
ReplyDeleteBonne nuit a vous aussi. Merci pour votre avis sur la beauté de ce temple. Cordialement.
DeleteThis place is so incredible. Amazing photos!
ReplyDeleteXoxo.
Cores do Vício
Thank you so much, Pathy. Greetings.
DeleteThis looks amazing and wonderful photo of you at the end! :-D
ReplyDeleteI don't cope well in the heat so Scotland is perfect for me!
Oh, wow .. I was surprised to read your opinion about my photo. Big thanks, Ananka.
DeleteI would like to know more about your country Scotland and all its beauty.
Greetings of friendship.
So beauyifull.
ReplyDeletei´m sure i would enjoy visiting
Coisas de Feltro
I am happy that you like this location and will be visiting it in the future. I pray that this is done.
Deletecandi ijo memang juara mas
ReplyDeletepemandangannya keren banget
aku suka liat YK dari atas sini
tapi memang daerah situ bagus bagus wisatanya
Sependapat viewnya memang keren, mas Ikrom :)
DeleteLooks warm out there great sites
ReplyDeleteIn your opinion, this location feels warm and tends to be hot. It would be nice to use sunscreen if you come there.
DeleteHahaha ok👍
DeleteMe encanto conocer el templo verde y parte de su historia. Las fotografías están geniales. Te mando un beso y te deseo una buena semana
ReplyDeleteMe complace presentarles la ubicación y la historia del templo de Ijo. También envío besos de amistad. Que tu día sea siempre alegre también.
DeleteMe da gusto conocer más acerca de tu país. Es muy bello el templo. Tus fotografías logran captar lo maravillo de aquel lugar. Que tengas una buena semana! Abrazo desde Chile.
ReplyDeleteMuchas gracias por tener interés en conocer la historia de mi país, especialmente los templos. Te mando un beso de amistad. También les deseo felices días en Chile.
DeleteHello! Very nice pictures of the church (?) and scenery ....I cannot find a way to translate your blog and sadly I can only read English. ... thank you for your visit to mine .
ReplyDeleteBut I am happy and thankful that you liked my photos even though the translator was ineffective. Please tolerate that, Eillen.
DeleteI only associate Hindu with Bali, but it seems i am wrong. You look very stylish in front of the temple. Is that enough of a compliment?
ReplyDeleteOh, wow that's enough, Andrew. Even I did not think that my photo standing in front of the temple would be praised by you stylishly. Big thanks for that 😊🙏.
DeleteHinduism first entered my country to Java, then continued on to Bali. Hopefully this little information can add to your knowledge. Regards
¡Hola Himawan!
ReplyDeleteMe ha sorprendido gratamente tu blog, está lleno de lugares maravillosos que me ayudan a conocer un poco de tu bonito país.
Un gran saludo desde Madrid, España.
Hola, Carmen.
DeleteMe sorprende presentarles una serie de lugares turísticos de mi país. Muchas gracias por tu gran agradecimiento.
También te mando un abrazo amistoso en Madrid, España.
Ouw begitu jadi kalau travelling mesti h2c ya 😀semoga pengunjungnya sepi.. nggak ramai ..biar hasil jepretannya nggak tertangkap ada pengunjung lain dan kali ini doanya dan h2c nya terkabul..😅
ReplyDeletePicture 1 kan ada pertanyaan tuch, aku jawab .. nice. bagus... hasil bidikan picture pertamanya.. gambarnya oke puadang jingglang. 😀
Picture no. 2 dari bawah itu view nya keren banget.👌. gambar view tsb diambil itu dari atas teras candi yang ke berapa ya? Kira-kira masih ingat nggak ya? Hehehe..
Yuhuu.., begitulah ngarepnya sista Fidy syantek 😄.
DeletePenginnya pas aku datang ke suatu lokasi wisata, ambil foto lokasinya sebisa mungkin ngga kelihatan ada pengunjung lainnya.
Ingat dong, aku berada di teras ke 9 pas ambil gambar di undakan tangga sambil jongkok wwkk 🙈
Oouw begitu ngarepnya dan doanya.. setiap di lokasi wisata. I see.. I see.. cute brad Him.😅
DeleteOh ya mau nanya ada bilik -bilik candi yang sekarang ditutup nggak boleh dimasuki pengunjung selama pandemi ini apa karena menjaga agar nggak ada kerumunan orang dalam ruangan mungkin ya?
Di picture terakhir paling bawah.. di spot dekat parkiran dekat depot kiuliner, pengunjung dibolehkan foto messki nggak harus jajan kuliner.... hanya dikenakan biaya 2K..mantap 👌
Dan hasil selfie di picture terakhir view nya dan orangnya memang oke.. pas lay out nya nice. 👌
Ooh jadi picture no. 2 dari bawah itu ngambilnya dari atas ketinnggian di teras ke 9 candi ? Dan take kamera nya sambil jongkok?. Apa posisi jongkok lebih nyaman ya ?wkwkwk😅
Awas...!. jangan terjun loncat lho.. dari teras ke 9 ? kecuali di bawah nya ada matras tebal .. kayak adegan akrobat aja..😂
Kurasa memang iya buat menghindari kerumunan di dalam bilik candi adanya larangan itu. Di masa pandemi ini aku juga ngga berani megang2 apapun di lokasi.
DeleteYa penginnya sih motretnya teras tertinggi pakai gaya nungging, "eh hahah.. tapi karena takut kena bully motret kakean gaya jadilah aku berpose jongkok 😅🤭
Iya .benar masa pandemi begini sebisa mungkin jangan pegang apa-apa di lokasi wisata.. boleh pegang kamera aja. Sebelum berangkat travelling harus prepare hand sanitizer, tissue basah juga. Kalau masker udah pasti bawa tapi kalau gunain face shield kira-kira berani nggak ?
Deleteheheh😀
What..? 😱 motret pakai gaya nungging?? Wkwkwkwkk😂
Ngebayangin dari atas ketinggian begitu terus motret nya pakai gaya nungging, objeknya belum kejepret.. eh. tubuh sudah njungkel duluan.. kakean polah kakean gaya itu namanya.. wkwkwk😂 ada-ada aja...😅
Tapi di acara on the spot ada lho si photographer yang kebanyakan gaya .. sementara objek orang nya diam, si photigrapher nya pencilak an loncat loncat sambil jepret kamera sampai akhirnya kecebur ke kolam renang 😅
Brani dong ya pake faceshield di lokasi, tapii ..., teteup .., buat berfoto kulepas sebentaran.
DeleteSetelahnya buru2 kupake lagi 😊.
Aneh saj arasanya berfoto pakai masker di lokasi wisata 😁.
Iya ya kadang aksi gaya terkesan lebay fotografer tuh bikin ngakak ngelihatnya .., lebih heboh daripada yang difoto 😅
Berani ya gunain faceshield ke mana-mana termasuk ke lokasi wisata? Sipplah..👌
DeleteIya kalau mau foto.dilepas dulu sebentar trus dipasang lagi. Emang kalau foto pakai masker atau faceshield rasanya nggak ya nutupin wajah.😀
Kalau aku gunain masker iya, tapi kalau gunain facesheld di tempat umum belum soalnya malu ..hihihi.☺️. habis belum banyak yang pakai. Pdahal udah ada face shield di rumah.
Aksi fotografer yang heboh memang lucu.. bikin yang ngelihat jadi ngakak. Tapi oke juga lho... si fotografer itu semangat dan ekspresif banget dalam menjalankan kerjaannya.😅
Aku nebak foto-foto brad Him di candi ijo ini gunain kamera digital ya.. hehehe.
O, iyakah penggunaan faceshield di tempat umum di Malang masih jarang ?. Kalau gitu beda ya dengan dikotaku.
DeleteIya, kamera digital tapi lawas kok. Seenganya masih berfungsi bagus hasil fotonya 😊
Iya di kota Malang masih jarang yang gunain face shield, banyakan yang pakai masker aja. Bagus.kalau di Magelang udah banyak yang gunain faceshield. Sshaarusnya memang begitu ya.
DeleteOh bener ya tebakanku kalau ini bidikan kamera digital.
Meski lawas tapi nggak bisa dipungkiri kamera digital hasil fotonya memang jauh lebih bagus, tajam, nyata ketimbang kamera ponsel..🙂
Un gran reportaje, de texto e imágenes.
ReplyDeleteEnhorabuena.
Un abrazo.
Muchas gracias por todo tu agradecimiento, Tristan. Saludos abrazo amistad.
Deletetadi nanya foto hasil bidikannya gimana? kujawab sae mas him, apik sangat, keberadaan candinya jadi pas banget dengan berpayungkan warna langitnya yang kelihatan mendung dramatis 😃
ReplyDeletebtw aku ngakak kalau misal berjubelan uda kayak cendol dawet #mendadak dangdut deh gw hahha
eh genti gentian foto ma remaja putri sekalian kenalan dong hihihi
selalu seneng ke sini karena nambahi wawasanku tentang banyak candi dan bagian bagiannya, termasuk arca lingga dan yoni, terus lembu nandini kendaraane dewa siwa :D
kalamakara ngingetin aku pas postingan keraton tempo hari mas him...
Wueladalah ho'oh apik tow fotoku 😊. Nuwun nggih kalo ngonten, kak Mbul 🙏.
DeleteJuga maturnuwun sampeyan seneng belajar sejarah dari yang kuselipkan di artikel hehehe ..
Estimado amigo, el traductor no me ha funcionado y no he podido traducir al español, pero las imágenes como siempre hablan por si solas y son fascinantes, soy un enamorado de esas edificaciones tan gloriosas. Tu país es maravilloso.
ReplyDeleteRecibe un abrazo de amistad desde Alicante-España.
Hola querido amigo. Me preocupa que los traductores no sean eficaces en todos los blogs. Solo en ciertos blogs el traductor puede ser eficaz. Ojalá Google preste atención a esto. Muchas gracias por la apreciación fotográfica en este artículo.
DeleteTe mando un abrazo amistoso en Alicante de mi parte en Indonesia.
Bellísimo lugar y me encanta la arquitectura del templo.Vives en un pais precioso que me gustaría conocer.Gracias por tu comentario en mi blog.Saludos cordiales
ReplyDeleteGracias todo tu aprecio, Charo. Ojalá algún día su deseo llegue a Indonesia. Saludos.
DeleteMe encantan esas construcciones , propias de tu país. Hay en ellas mucha belleza y mucho arte.
ReplyDeleteDetrás de ellas hya mucha historia, interesante de conocer.
Que tengas un magnífico día
Estoy de acuerdo con sus comentarios sobre este edificio que ha guardado muchas historias de hace miles de años.
DeleteQue su día sea siempre alegre.
No manejo el idioma de los textos, pero me gustan las fotografías.
ReplyDeleteUn abrazo.
Gracias por tu visita.
Gracias por darle me gusta a las fotos que aparecen en esta publicación. Lo sentimos, el traductor de idiomas no es completamente efectivo. Saludos
DeleteTampaknya pas cuacanya sangat panassss. Klo Mas Him sih gak takut hitam, ya? Udah modal kulit putih sih ya. Bhahahaha ...komentar macam apa iniii
ReplyDeleteHhahaha .., tebakan kak Agustina ngga sratus persen benar looh .., lah wong kulitku kecoklatan.
DeleteMalah paling item dibandingin sodara2ku 🤭
Hola: que emoción saber que alguien me está leyendo desde Indonesia. Lamento no poder entender tu idioma, pero si he podido disfrutar de tus fotos. Maravilloso y antiguo tu país. Gracias por tu visita.
ReplyDeletemariarosa
Hola, Maria Rosa. Gracias por su cálida bienvenida y gracias por acceder a visitar aquí. Por favor, comprenda que a veces los traductores no son efectivos. Envío saludos de amistad.
DeleteWow candi-candi ini membuat kesan yang sangat menakjubkan di fotonya. Dan hidup, mereka harus terlihat lebih agung dan cantik. Saya akan senang mengunjungi tempat ini suatu hari nanti :)
ReplyDeleteSenang rasanya mengetahui anda memiliki ketertarikan mengunjungi candi ini. kudoakan kelak terlaksana, Okiem.
DeleteHello Himawan,
ReplyDeleteThis is so nice. Fantastic to see all these wonderful places which you have visit.
Special the style and kind of temples of stones, they are so wonderful.
A nice post again Himawan!!
Greetings, Marco
Hello also Marco. I am pleased to have introduced you to the location of this temple, Marco. Thanks for the big appreciation, my friend Marco. Greetings.
DeleteWhat a nice places 😊 thanks for your sharing 😊
ReplyDeleteYour welcome, friend.
DeleteI'm glad I had the opportunity to introduce the location of this temple. Greetings of friendship to you.
Boa tarde meu querido Amigo. Fotos e materiais excelentes. Vou encomendar uns chaveiros para minha coleção. Grande abraço.
ReplyDeleteBoa tarde amigo do Luiz. Obrigado pelo seu apreço. Infelizmente, nem todos os locais turísticos têm lembranças. Um grande abraço de volta.
DeleteSuch an amazing place!
ReplyDelete-Ashley
Le Stylo Rouge
Thank you for your opinion, Ashley.
DeleteExcelentes fotografias de un lugar de una gran belleza, saludos amigo...cuidate mucho.
ReplyDeleteSaudações de volta meu amigo Jesus em português. Obrigado pelo seu grande apreço pela foto aqui. Abrace a amizade.
DeleteTempat yang luar biasa! Anda dapat melihat bahwa usia berbicara. Gambar dengan awan gelap ini terlihat lebih atmosferik.
ReplyDeleteSaya mendoakan untuk anda agar kelak dapat juga melihat candi ini secara langsung, Amin.
DeleteTerimakasih apresiasi anda,Rodzina. Salam persahabatan.
ReplyDeleteHai himawan
Tempat menarik dan indah lainnya yang kau bawa untuk kami.
Saya setuju dengan Anda, keindahan dan minat artikel ini adalah untuk menunjukkan tempat yang tidak diketahui dan sedikit dieksploitasi, tetapi sangat indah.
Oh wow bisakah kamu mengunjungi 11 teras itu dalam satu kunjungan? Maksudku, apakah itu mencapai stamina? Saya rasa itu tergantung pada masing-masing individu, bukan?😁 Bagaimana menurut Anda, apakah Anda beristirahat dan kemudian melanjutkan? Patung-patung ini membuat candi Hindu semakin penasaran dan menarik. Saya bisa membayangkan foto itu diambil dengan matahari terbenam di latar belakang. Selfie itu indah dengan latar belakang itu.
Sebuah pelukan!
Halo Yessy.
DeleteSangat betul seseorang memiliki stamina dan kesanggupan yang berbeda satu sama lain untuk menempuh satu area ke area berikutmya.
Kebetulan saya termasuk yang memilih beristirahat sebentar 😊..
Terimakasih untuk apresiasi anda tentang foto-foto disini, Yessy.
Saya mengirimkan sebuah pelukan persahabatan juga untukmu.
candi ini indah 😍
ReplyDeleteSaya berhasil menyadari bahwa Anda suka memotret ☺
Salam pembuka
😄 akhirnya anda mengetahui jika semua foto saya di artikel adalah hasil karya sendiri di lokasi.
DeleteJadi tugas saya rangkap, mencari informasi dan sibuk memotret 😊.
Terimakasih apresiasi besar dari anda, Lili 🙏.
Salam hormat.
Mi amigo, que belleza, por ahí todo
ReplyDeletees hermoso, que divino debe de
ser estar ahí presente, me encanto.
Besitos dulces
Siby
Hola también mi querida amiga, Siby. Gracias por gustarte la ubicación y las fotos de este templo milenario. Te mando besos de amistad.
Deleteyeay, tahun 2018 pernah ke candi ijo ini Mas Him.. udaranya sejuk banget ya, sayangnya waktu itu ramai pengunjung. tos dong kalau aku juga suka memotret obyek yang nggak ramai orang-orang alias 'bocor', hihi
ReplyDeleteToos kita samaan kurang suka memotret obyek yang lagi crowded, kak 🙌. Terkecuali memotret alun2 atau jalanan gpp 😊
DeleteFoto-foto nya cantik sekali
ReplyDeleteTerimakasih opininya kak Pya 🙏
DeleteTahun kemaren aku juga kesini mas, kebetulan sepi, puas banget foto2 gitu pikirku, setelah sampe penginapan ealah, fotonya blurr semua, payah banget pak suami, satu2nya foto yg bagus cuma di lereng ijo, di pojokan parkiran motor itu kan, karna aku fotonya pake hp, jadi ga mungkin ngeblur hahaha. Gagal deh nulis tentang candi ijo ini karna ga ada foto yang mendukung
ReplyDeleteWaduh, kok bisa gitu!.
DeleteKebayang gimana kecewanya lihat foto hasilnya jadi blur, padahal buat ngulang ke lokasi jauh jaraknya ya kak ..
Ntar pan kapan diulang lagi saja nunggu si bayiknya kak Ursula udah gede dulu 😊
wah masih pandemi
ReplyDeletepasti berkurang pengunjung candi ijo ini
Bisa jadi begitu, mas.
DeleteNgga kayak dulu sebelum adanya kororo, *eh korona maksudku
mujur tak ramai pelawat..dapat tangkap gambar yang bersih gitu
ReplyDeleteIya, kak.
DeleteItulah yang bikin saya jadi loncat salto hepi, hahaha
Gracias Himawan por tu visita a mi blog de sonetos.Tu país es una maravilla,no hay más que ver tus fotos para comprobarlo.Lástima no entender tu idioma para leer lo que escribes.
ReplyDeleteSaludos cordiales desde España.
De nada, Joaquin.
DeleteMe alegra que esté encantado de volver a visitar mi blog. Gracias por tu apreciación. Por favor, perdone, los traductores de idiomas a veces son ineficaces. Saludos de amistad para ti en la hermosa España.
I Love these pictures! Have A great day!😊
ReplyDeleteThank you so much, Sys 🙏. Have a nice week!
DeleteÇok eski bir tapınağa benziyor ama biraz bakımsız gibi ama güzel bir eser tanıtım için teşekkürler.
ReplyDeleteBu tapınak binlerce yıl önceyse fikriniz doğrudur. Sevgileriniz ve ziyaretleriniz için de teşekkür ederim arkadaşlar. Saygılarımızla
Deletesemoga bisa ngunjungi seluruh candi yang ada di indo mas hehe
ReplyDeleteAmin dapat terkabulkan, mas.
DeleteKalau memang belum ada waktu dan dana ya ngga usah dipaksakan pakai ilmu kudu bisa datang ke semua candi di Indo demi ... konten artikel, hahhaa...
My friend! I love the mighty fortresses and the sky looks so beautiful with the deep shades of greys and blues!
ReplyDeleteHello myfriend Stevenson. Right, the gradation of gray and sky blue looks beautiful and dramatic.
DeleteBardzo ciekawe budowle, piękne miejsce, jestem pewna, ze warto je zwiedzić ;)
ReplyDeleteZapewniam, że warto odwiedzić tę lokalizację, Martyna ;)
DeleteIncredible journey :)
ReplyDeleteBig thanks , Kinga :)
DeleteThe Craftsmanship Is Impeccable - Love That Last Shot - Travel On
ReplyDeleteCheers
Thank you for liking the last photo, Padre. Hopefully the tour will continue.
DeleteCheers.
saya juga sebel kalau pas main ke tempat wisata ramai banget. mau ambil foto banyak bocornya. hihi... makasih referensinya mas, belum pernah main ke Candi Ijo nih.
ReplyDeleteHahaha, tos kita samaan kaakk 😆.
DeleteSama2 ngga sreg lihat hasil foto 'bocor'.
Sami-sami, aku juga terimakasih kak Rie udah mampir kesini.
Fotonya top markotop mas Hima.. hahah
ReplyDeleteTak sangka masnya bakal foto bareng sma 2 remaja itu.. ekekkeke
Bagus emnk candi Ijo ini. Dlu soalnya pernah . Cuma rame bangett.. rusuh ngeliatnya.. hahha
Ngebayangin candi borobudur sepi juga. Asik kali yahh .....
Hahaha ceriyuzan 😆?.
DeleteWadaww ge-erlah saiaaa jadinya 🤭.
Tuh kan mas Bayu juga ngrasain gimana ramenya pengunjung di candi Ijo wwkk .., buat bikin foto 'bersih' perlu suabaar nunggu waktu luama 😂
Amén, algún día se hará, amigo mío. Saludos de amistad.
ReplyDeletefoto hasil bidikanya oke mas him, memang cocok jadi photografer hehehe :D, foto ke dua dari bawah oke banget mas view nya..
ReplyDeletememang surganya candi ya mas him, selain candi ijo sepertinya masih banyak yang belum di share :D
Wadidaaw kegeeran sayaaa jadinya, mas Khanif hahaa 😅🤭.
DeleteMasih banyak candi lain yang belum kudatangi ulang buat di share disini, mas 😊
Dari destinasi hanyalah ke Jogja, tapi belum kesampean, soalnya belum ada waktu, dan tiap harinya hanya kerja, kadang iri lihat orang-orang yang berpose dengan background candi yang keren itu. Dan sekarang hanya bisa menikmati lewat virtual tour.
ReplyDeleteOh iya itu angle kamera dapat bangat mas. Keren.
Semangat, mas Andy. Lainkali pasti punya waktu luang buat lihat & fefotoan di candi.
DeleteTerimakasih ya apresiasimu, mas.
Che posti favolosi!!! Voglio tornare in Indonesia io!
ReplyDeleteWow, sono sorpreso di sapere che vuoi visitare di nuovo l'Indonesia. Spero che questo accada, prego per te.
DeleteHimawan resimler harikamış,yazılar da öyle..Emeğinize sağlık..😊
ReplyDeleteFikrini okuduğuma gerçekten çok şaşırdım, Türkiye'deki arkadaşım. Bunun için çok teşekkür ederim. Bir gün Endonezya mutfağını tanıtacağım. Dostluktan selamlar.
DeleteMas Him, engel 2 fotonya dapet bangetttt... fotonya jelas, bersih...
ReplyDeleteIndah sekali.
Aku perhatiin fotonya tentang pintu masuk candi utama yang ada pahatan relief kepala Kalamakara , makhluk raksasa penolak unsur keburukan dan kejahatan yang luarbiasa seninya. Itu pasti dikerjakan dengan tangan. Betapa terampilnya mereka yang mengerjakannya.
Lihat aja susunan2 batu yang membentuk candi... so amazing...
"Penamaan candi purbakala yang berada di ketinggian lereng gunung padas 375 dpl ini didasarkan dari catatan di dalam Prasasti Poh tahun 906 M yang menyatakan letak keberadaan lokasi candi Ijo berada di Gunung Ijo yang diperkirakan memiliki ketinggian 427 dpl."
Mas Him, sulit gak si utk menuju tempat wisata [candi ini?] . Mengingat letaknya....
Sapa tau suatu saat aku bisa berkunjung ke sana :D
Wah, terimakasih banyak jika dilihatnya demikian foto2 ku, kak 😊🙏.
DeleteRute jalan ke dan dari lokasi candi ini udah bagus jalannya, di hot-mix gitu, kak.
Cuman nanjak banget jalannya. Turun pas pulang rem kendaraan juga kudu pakem.
Kalau ngga, bisa bikin rem blong. Cukup tajam turunan jalannya kak.
Amazing photos 💙💙 Regards!!
ReplyDeleteThank you so much, fiend. Greetings 🙏
DeleteBagus bagus fotonya mas himawan. Rupanya ada triknya ya agar foto foto candi terlihat penuh , tidak uwel uwelan seperti cendol dawet :)
ReplyDeleteJadi pengen ke candi ijo
Wwkk, aku kok malah jadi ngekek sendiri bisa2nya aku ngistilahin rame orang dengan istilah cendol dawet 😆.
DeleteYuk, kapan2 ada waktu cobalah melipir ke candi Ijo kak.
some more beautiful pictures of a beautiful place, Himawan. um abraço daqui do Brasil.
ReplyDeleteMuito obrigado por sua apreciação por esta foto, Ulisses.
DeleteEnvio de volta minhas saudações de amizade na Indonésia para vocês no Brasil.
The temples have withstood, although centuries have passed over them ...
ReplyDeleteYour opinion is correct. Intensive care is carried out, such as cleaning the temple stone from moss. Regards
DeleteTidak boleh masuk ke salam rupanya.
ReplyDeleteSementara masa pandemi tidak boleh, kak. Cukup melihat ruang bilik candi dari batas anak tangga.
DeleteStunning location! So much to see and explore.
ReplyDeleteI agree with your opinion. Greetings.
DeleteHave a nice week also ;)
ReplyDeletelokasinya bener bener terliat tuingggiii ya, apalagi kalo diambil dari puncak atasnya itu, keliatan semua area di sekelilingnya
ReplyDeletekalau aku mungkin bakalan lupa kalau seandainya udah pernah dijelasin soal history nya sama guide nya.
ada guide nya ga ya di candi ini?
Dari pengalamanku beberapakali kesana, ngga ada jasa guide, kak.
DeleteMau tidak mau sebelum datang mengenal lebih dulu bentuk dan nama2 arca dari buku pelajaran sejarah sekolah.
ya ampun lama aku nggak main ke sini. Apakabarnya mas him?
ReplyDeletefoto-fotonya keceee kok. cuma kok agak blur ya kalo di laptopku, apa laptopku yang kotor ini yaaa? hihi
Kok tulisannya lagi bahas candi Ijo nih, jangan-jangan mas him ini orang jogja asli yaa? aku stay di jogja juga nih, tapi belum berani buat jalan-jalan ke tempat wisata nih, ngeri. Kemarin aja mendadak jalan lewatin malioboro gara2 ambil paketan yang nyasar. ya ampun ruameeee banget itu yang namanya malioboro. ngeri euy
Halo, kak Ghina. Ketemu lagi disini.
DeleteKabarku baik, semoga kabar kak Ghina juga.
Rada blur dilihat dari lepi, *eh leptop itu pasti karena pikselnya turun akibat ukuran file aslinya kukompres buat artikel, hahaha 😀.
Ow, kak Ghina domisilinya di Jogja tow .., aku di Magelang, kak.
Aku pas ke Jogja kemarin juga sengaja ngga jalan2 di Malioboro karena khawatir, cuma ngliatin dari dalam kendaraan.
Pantesan keliatan panas banget. Ternyata kawasan Candi Ijo memang dikenal gersang dan jauh dari sumber air.
ReplyDeleteSemasa pandemi gini, obyek wisata banyak yang sepi ternyata. Kemarin baca tulisan tentang curug yang njenengan datengin itu, juga cuma Mas Himawan tok yang ke sana. Eee, ini di Candi Ijo, juga cuma ada 3 orang. Ya bagus sih, orang-orang banyak yang karantina mandiri si rumah. Aku pengen dolan-dolan juga, tapi belum jadi. Hahaha.
Ayo dijadiin rencana, *eh kepengin jalan2nya, maas ..
DeleteNgga apa2 kok, asalkan di lokasi jangan nyentuh benda apapun dan juga ketat diri laksanain patuhi protokol kesehatan.
Niesamowite są takie budowle. Ma się ochotę pojechać i zobaczyć na żywo!
ReplyDeleteTak, starożytne budynki tysiące lat temu sprawiały, że chciałem je często odwiedzać, ponieważ byłem zdumiony, jak zostały wykonane.
DeleteCantik gambar2 yang diambil..
ReplyDeleteTerimakasih pendapatmu, mas Khairul.
DeleteWhat a great place !
ReplyDeleteHave a nice weekend,
Sylvia
Thanks, Sylvia.
DeleteHave a nice weekend also.
spotnya keren-keren
ReplyDeletePengambilan photonya mantap jiwa juga
Pakai kamera apa nih ya
Harga tiketnya sangat terjangkau
Terimakasih pendapatnya, mas DB.
DeletePakai kamera lama tapi masih bagus juga 😊
Wow, you always show us so many beautiful and interesting places to visit (guess for western people these place are even at least double fashinating since the cultures are very different)!
ReplyDeleteAnd your posts are always so informative: really I hope that I can visit them too one day!
Plus you photos are really amazing, you're becoming more and more skillfull on it!
XO
S
https://s-fashion-avenue.blogspot.com
Silvia, thank you very much for your great appreciation. I am happy that this review can add insight & cultural knowledge that exists in my country. I pray for you that your wish to visit Indonesia will come true. Greetings.
DeleteInteresante arquitectura. . La 2 y la 8 Me encantan. Buen reportaje. No usáis mascarilla ? . En España si es obligatioria. El traductor no traduce amigo.
ReplyDeleteTe deseo un buen fin de semana. Cuídate.
Un abrazo.
Oh, gracias por gustarme las fotos número 2 y 8. No tengo una máscara solo para tomar fotos, porque se ve feo ja ja ja .. Que tengas un buen fin de semana. Saludos de amistad.
DeleteBeautiful architecture, the buildings were built to last. Awesome sky views in your photos. Thanks for t he tour, have a great weekend!
ReplyDeleteHave a great weekend also, Bill.
DeleteThank you very much for your impressive comments.
una interesante construcción...buen reportaje.
ReplyDeleteGracias por tu agradecimiento, Meulen. Feliz fin de semana.
DeleteGreat post love it
ReplyDeleteYoga for constipation
No he podido traducir el texto pero las fotos son preciosas, me encantaría conocer un lugar así tan diferente a donde vivo. Saludos :)
ReplyDeletePor favor, comprenda que a veces los traductores de idiomas son inestables, Kat. Oro para que vengas a Indonesia en el futuro. Envío saludos de amistad.
Deletewow beautiful places
ReplyDeleteI think so ;)
DeleteWowww what a comments...thanks for your nice words...en in het Nederlands !....fijn weekend 🍀
ReplyDeleteHallo, mijn vriend in Nederland. Hartelijk dank voor uw bereidheid om hier te bezoeken. Moge uw dag altijd vol vreugde zijn.
DeleteMuy buena la entrada, con preciosas fotos. Un saludo
ReplyDeleteTebing breksi naik lagi y mas
ReplyDeleteWhat an incredible temple. You have taken great photos. I'd love to visit this place.
ReplyDeleteNice photos! Kisses :*
ReplyDeleteHe estado paseando un poco por tu blog y me he quedado encantada con tus fotos, muestras unos lugares mágicos... los templos de esta entrada en particular, enmarcados en esos cielos, parecen pinturas. Te felicito por poder plasmar tanta belleza.
ReplyDeleteUn beso.
good images
ReplyDeletemaster banget foto fotonya semoga suatu hari bisa travelling lagi mas hiwawant
ReplyDeleteAnother wonderful place full of history!
ReplyDeleteBeautiful photos!
Have a nice day! :)
Mantap betul ( mantul ) jepretan l,uarbiasahhhh
ReplyDeleteQue templos y que fotografias mas maravillosas . Eres muy afortunado en tus visitas con esos cielos maravillosos. Saludos Himawan Sant.
ReplyDeleteTus fotografías son muy buenas muestran la arquitectura y lo bonito de esos lugares, y tu reseña nos hace pasear por ellos. Besos
ReplyDeleteCikbunga suka baca ni... Tak dapat pergi... Baca pon jadi ler🌹🌹
ReplyDeletekan cik tim... kite tengok gambar je laa😊😊
Deletebinaannya masih cantik dan terpelihara. lokasinya pun memang menggamit 'kaki-kaki' Instagram...
ReplyDeletePaling nikmat melawat kawasan candi ni bila tiada ramai pelancong nya kan. Tenang gitu. Pasti shutter pun tidak henti-henti abadi kan dalam photo.
ReplyDeleteWonderful place and nice pictures it's complicated taking photos without people.
ReplyDeleteCongratulations, Himawan Sant.
h2c...ternyata harapan jd realiti...wahh..sudah 4 kali ya ke sini..
ReplyDeletemenarik sekali photonya tanpa ada pengunjung lain..
Aku tuh slalu penasaran cara merekonstruksi candi yg sudah banyak hancur ini gimana yaaa, pengen deh bisa liat lgs yg begitu2 mas :).
ReplyDeleteAku agak susah ngebedain candi Hindu Ama candi Budha sbnrnya. Kdg hrs cari tau dulu tempat ini merupakan candi Hindu ato Budha. Mungkin yg suka wisata candi udh lgs ngeh ya tiap kali melihat candi :D